A Hard Day’s Night, Bukti The Beatles juga Manusia Biasa

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Semenjak single pertama Love Me Do meledak pada akhir 1962, The Beatles mulai mendapat tempat di hati para pecinta musik di wilayah Britania Raya. Empat anak muda, George Harrison, John Lennon, Paul McCartney dan Ringo Starr sukses menggeser gaya musik yang beraroma Swinging 60-an menjadi band pop rock.

The Beatles kemudian sukses dengan sejumlah lagu-lagu mereka yang hingga kini masih terus hidup melalui platform rekaman. Tak hanya lagu-lagunya, gaya berpakaian, model sepatu dan model rambut ala mangkuk puding sukses jadi buah bibir lantas menjadi tren.

Yap, The Beatles adalah fenomena. Kehadiran mereka selalu dinanti. Konser-konser mereka selalu dipadati penggemar, disambut dengan histeria meluap-luap para penggemar.

Bukti kebesaran nama mereka diabadikan lewat sebuah film yang bertajuk A Hard Day’s Night. Ini film perdana yang dikemas dalam bentuk komedi musikal.

Meski film ini tak diambil dari kehidupan nyata The Beatles, namun bisa mewakili perasaan dan kondisi mereka saat itu. Film ini tampaknya berhasil menjadi tempat curhat empat orang anak muda tersebut.

John Lennon dkk tetaplah pemuda biasa, laiknya pemuda umur 20-an yang ingin bebas dan butuh me time. Mereka nampaknya jenuh dengan kejar-kejaran The Beatles mania.

A Hard Day's Night
Salah satu potongan film A Hard Day’s Night, ketika para fans The Beatless berupaya menerobos barikade polisi untuk mendekati para personil The Beatless

Di awal film John, George dan Ringo berusaha kabur dari kejaran para fans, mereka ingin pergi dari stasiun Liverpool ke London. Paul yang sudah berada di stasiun menyamar dengan menempelkan kumis dan janggut serta pura-pura membaca koran, Paul juga tidak sendiri ia ditemani kakeknya yang diperankan oleh Wilfrid Brambell.

Di tempat lain, di stasiun manager The Beatles yang diperankan oleh Norman Rossington tengah membeli susu lewat kotak otomatis. Namun karena karena tidak bisa membukanya, Norm akhirnya frustasi dan membuang susunya.

Sampai di London mereka pergi ke hotel dan pergi ke Theater di mana acara mereka ditampilkan secara langsung. Setelah itu Ringo mencoba mengheningkan dirinya sebentar untuk membaca buku dan berjalan-jalan memakai topi untuk menghindari The Beatles mania.

Dalam tempat lain, kakek Paul membuat masalah dengan menjual gambar The Beatles yang sudah ditandatangani, mendatangkan keributan sang kakek akhirnya ditangkap Polisi.

Setelah tahu bahwa foto yang dijual adalah foto The Beatles Polisi berhasil menangkap Ringo, mencari yang lainnya, John, Paul, George. Namun mereka meminta keringanan agar konser mereka di stasiun TV berjalan lancar, lalu akhirnya semua berjalan lancar seperti yang diinginkan.

Film ini sangat menarik untuk ditonton di waktu senggang. Apalagi jika kamu penggemar The Beatles, film ini akan menjadi ekstasi yang pas atas kecanduanmu akan mereka.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

DBD dan Leptospirosis Ancam Warga Jogja di Musim Hujan, Dinkes Tekankan Hal Ini

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menjelang musim hujan yang tiba pada Oktober 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja mengimbau masyarakat agar waspada terhadap peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Leptospirosis. Hingga saat ini, sudah tercatat ratusan kasus DBD tersebar di hampir seluruh kelurahan di Jogja.
- Advertisement -

Baca berita yang ini