Viral! Ngaku Mantan Pendeta, Pria Ini Cerita Dapat Fasilitas 11 Pembantu Cewek yang Bisa ‘Ditiduri’

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Video seorang mualaf yang membagikan pengalamannya ketika menjadi pendeta viral di media sosial. Pria itu mengaku mendapat fasilitas yang kemudian jadi perbincangan netizen.

Video tersebut dibagikan oleh akun Twitter @PakatDayak, Minggu 5 Juli 2020. Terlihat tiga orang lelaki duduk di depan mimbar sebuah masjid.

Salah satunya, yakni pria yang duduk di tengah mengaku sebagai mantan pendeta. Ia awalanya menjelaskan perihal identitas orang tuanya.

“Saya sekolah di STT Palangkaraya, Sekolah Tinggi Teologi Tangkiling. Satu tahun di sana. Tahun 2012 saya lulus, saya jadi pendeta muda,” jelasnya.

BACA JUGA: Heboh Video Ustaz Ngaku Mualaf dan Anak Kandung Kardinal, Endingnya Kedok Asli Terbongkar

Lebih lanjut, pria itu mengaku diberi banyak fasilitas, terutama saat orang muslim menjadi murtad. Ia pun mengaku saat menjadi pendeta, ia mendapatkan rumah dan kendaraan.

“Yang orang Islam masuk ke dalam Kristen, itu kami begitu bahagia. Apapun yang ada itu dikasih semua fasilitas, termasuk saya,” katanya.

“Saya tidak sombong, (digaji) Rp 4 juta satu bulan. Mobil, motor yang saya bawa ini itu hasil dari gereja itu sendiri, hasil dari saya khutbah dimana-mana,” tambahnya.

Yang jadi perhatian adalah pengakuannya soal mendapatkan pelayanan wanita. Ia mengatakan semuanya bisa ‘ditiduri’ alias berhubungan seksual.

“Sebagai pendeta itu difasilitasi apapun yang kita ingini bisa. Termasuk pembantu cewek. Saya maaf bukan saya ini, di dalam 11 pembantu itu semuanya saya tiduri,” jelasnya.

“Itu dosanya sudah ditebus pak, tenang aja. Bagi saya itu enggak apa, dosa saya, saya seorang pendeta, ngapain mikir dosa,” kata dia lagi.

Lebih lanjut, pemilik akun Twitter @PakatDayak yang mengunggah video ini pun mengomentari pengakuan pria tersebut. “Kalau ente mau pindah agama ya hak anda.. Tapi jangan ngibul begini,” ujar @PakatDayak.

“Saya lho orang Palangkaraya. Di mana itu pendeta dikasi fasilitas ++ macam itu di Palangkaraya? Jadi pendeta itu pelayanan dan susah seringkali dikirim ke pedalaman kampung tanpa fasilitas memadai.. Picik sekali,” lanjutnya.

BACA JUGA: Viral! Pendeta Afrika Ini Bisa Hidupkan Orang Mati

Ia pun menjelaskan setelah lulus STT tidak dapat langsung menjadi pendeta. Ada yang namanya masa praktek sebagai vikaris harus ditempuh terlebih dahulu.

“Saya juga lulusan STT tapi nggak setahun macam dia. Nggak jadi pendeta pulak,” kata @PakatDayak.

“Tapi saya tahu betapa susahnya untuk dapat gelar Sarjana Theologia. Dikirim ke pelosok untuk melayani bukan dilayani. Hasil praktek jelek, ya kirim lagi ke tempat lain sampai lulus praktek.”

1 KOMENTAR

  1. Mana ada sekolah tinggi 1 tahun dan tidak ada namanya sekolah pendeta.
    Ini menistakan agama lain orang pembual penghasut pemfitnah ini harus di tangkap.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

ARPI DIY Desak Kejari Sleman, Menetapkan Tersangka Dugaan Korupsi Dana Hibah Pariwisata

Mata Indonesia, Kabupaten Sleman - Puluhan masa dari Aliansi Rakyat Peduli Indonesia (ARPI) DIY, kembali mendatangi Kantor Kejaksaan negeri (Kejari) Kabupaten Sleman pada hari Selasa tanggal 17 Desember 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini