MATA INDONESIA, JAKARTA – Pertamina membuat sejarah mulai memproduksi bahan bakar pesawat terbang menggunakan minyak kelapa sawit yang diberinama “BioAvtur J2.4” dan diujicoba kepada pesawat berbaling-baling CN235 FTB milik PT Dirgantara Indonesia. Bahan bakar nabati itu akan diproduksi Kilang Pertamina Internasional unit Cilacap.
“Sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) Nomor 7 ‘Energi Bersih dan Terjangkau’, Bioavtur J2.4 produksi Pertamina berkontribusi dalam upaya penurunan emisi karbon,” kata Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical Pertamina, Ifki Sukarya dalam pernyataan tertulisnya, Rabu 8 September 2021
Ifki Sukarya menegaskan Bioavtur J2.4 terbukti menunjukkan performa yang setara dengan bahan bakar avtur fosil.
Pengembangan bioavtur dilakukan di dalam Treated Distillate Hydro Treating (TDHT). Katalis merah putih untuk Bioavtur diproduksi fasilitas milik Clariant Kujang Catalyst di Cikampek dengan supervisi langsung dari team RTI (Research Technology and Innovation) Pertamina.
Unit Kilang Cilacap itu akan menghasilkan bioavtur dari bahan baku minyak inti kelapa sawit atau refined, bleached, and deodorized palm kernel oil (RBDPKO) dengan avtur fosil.
Menurut Ifki, kapasitas produksi Bioavtur di Unit Kilang Cilacap mencapat 8 ribu barrel per hari dan akan terus ditingkatkan dengan melihat kebutuhan pasar, mulai 2023 nanti.
Bioavtur produksi Kilang Cilacap itu sudah dilakukan lima kali uji coba dalam engine test cell oleh Tim Uji BioAvtur ITB dan Garuda Maintenance Facilities (GMF). Pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang diberikan kepada Tim Uji Bioavtur ITB.