Jakarta – Fundamental perekonomian Indonesia tetap kuat dan siap untuk tumbuh lebih kokoh di tengah berbagai tantangan global. Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa indikator ekonomi nasional menunjukkan tren positif, menandakan stabilitas yang terjaga dengan baik.
Dalam pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Airlangga melaporkan kondisi perekonomian nasional. Ia menyoroti pertumbuhan ekonomi yang tetap solid dengan berbagai indikator yang mencerminkan ketahanan ekonomi Indonesia.
“Pertumbuhan ekonomi secara spasial Indonesia relatif bagus. Inflasi hingga Februari 2025 tetap terkendali dengan core inflation yang masih positif,” ujar Airlangga usai pertemuan dengan Presiden Prabowo.
Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa indeks keyakinan konsumen PMI pada Februari 2025 mencapai 53,6, menunjukkan optimisme yang tinggi. Pertumbuhan kredit per Januari 2025 mencapai 10,3%, sementara cadangan devisa pada akhir Februari 2025 berada di level yang cukup tinggi. Neraca perdagangan Indonesia juga mengalami surplus sebesar US$ 6,61 miliar dengan nilai ekspor tertinggi mencapai US$ 14 miliar.
Sektor-sektor utama seperti makanan dan minuman, logam dasar, tekstil dan pakaian jadi, serta mesin dan perlengkapan turut menunjukkan pertumbuhan yang positif. Airlangga menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih kompetitif dibandingkan negara-negara lain, seperti Malaysia dan Chile, dengan inflasi yang termasuk terendah di kawasan ASEAN.
“Current account balance dan defisit anggaran masih kita jaga di angka 3%, sementara Foreign Direct Investment (FDI) terhadap GDP berada di sekitar 1,5%. Dengan demikian, fundamental ekonomi kita tetap kuat,” tambahnya.
Terkait dengan penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang sempat mengalami koreksi hingga 6,12% pada sesi I perdagangan 18 Maret 2025, Airlangga menegaskan bahwa situasi ini tidak mencerminkan kelemahan ekonomi secara fundamental.
“Fundamental ekonomi kita tetap kuat. Beberapa isu yang beredar tidak benar adanya,” kata Airlangga. Presiden Prabowo pun tidak memberikan arahan khusus terkait kondisi pasar saham, mengingat fluktuasi pasar merupakan fenomena yang wajar dalam sistem ekonomi terbuka.
Selain membahas kondisi ekonomi, pertemuan tersebut juga membahas rencana pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) dan kerja sama ekonomi internasional.
Ketua Umum Perhimpunan Pergerakan Jejaring Nasional Aktivis 98 (PPJNA 98), Anto Kusmayuda, turut menegaskan bahwa pemerintahan Prabowo tetap stabil dan kuat, didukung oleh fundamental ekonomi yang baik serta legitimasi politik yang kokoh.
“Gejolak di bursa saham lebih banyak dipicu oleh faktor eksternal dan strategi investor asing. Pemerintah telah mengambil langkah strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi dan tidak akan terpengaruh oleh kepanikan sesaat di pasar saham,” ujar Anto.
Menurutnya, pemerintahan Prabowo telah menunjukkan komitmen dalam menjaga stabilitas ekonomi dengan pertumbuhan yang terjaga, cadangan devisa yang cukup, serta kebijakan fiskal yang terkendali.
“Fundamental ekonomi Indonesia saat ini sangat kuat. Pemerintahan Prabowo tidak akan mudah digoyang oleh tekanan eksternal seperti ini,” pungkasnya. Dengan kebijakan yang tepat dan dukungan dari berbagai sektor, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk terus berkembang dan menghadapi tantangan global dengan percaya diri.