Amerika Serikat Bunuh Pemimpin Al-Qaeda Ayman Al-Zawahiri

Baca Juga

MATA INDONESIA, KABUL – Amerika Serikat membunuh pemimpin Al-Qaeda, Ayman Al-Zawahiri dalam operasi penangangan terorisme di Afghanistan. Hal ini dikonfirmasi Presiden Joe Biden.

Al-Zawahiri tewas dalam serangan drone yang dilakukan CIA di ibu kota Afghanistan, Kabul, Minggu 31 Juli 2022. Biden mengatakan, Zawahiri telah mengukir jejak pembunuhan dan kekerasan terhadap warga Amerika.

“Sekarang keadilan telah ditegakkan dan pemimpin teroris ini tidak ada lagi,” ujar Biden, dikutip dari BBC, Selasa 2 Agustus 2022.

Saat drone menyerang, Zawahiri dikabarkan sedang berada di balkon rumah persembunyiannya. Dua buah rudal yang dilepaskan membuatnya tewas di tempat.

Anggota keluarga lainnya disebut tidak terluka dan hanya Zawahiri yang meninggal dunia. Zawahiri mengambil alih Al-Qaeda setelah kematian Osama bin Laden pada tahun 2011. Dia dan Bin Laden mendalangi serangan 11 September di Amerika Serikat. Bersama Bin Laden, Zawahiri adalah teroris yang paling dicari Negeri Paman Sam.

Seorang juru bicara Taliban menggambarkan operasi Amerika Serikat itu sebagai pelanggaran yang jelas terhadap prinsip-prinsip internasional.

“Tindakan seperti itu merupakan pengulangan dari pengalaman gagal selama 20 tahun terakhir dan bertentangan dengan kepentingan Amerika Serikat, Afghanistan, dan kawasan itu,” ujar juru bicara Taliban.

Zawahiri, seorang ahli bedah mata yang membantu mendirikan kelompok militan Jihad Islam Mesir, mengambil alih kepemimpinan al-Qaeda setelah pembunuhan oleh pasukan AS terhadap Bin Laden pada Mei 2011.

Sebelum itu, Zawahiri sering disebut sebagai tangan kanan Bin Laden dan kepala ideolog al-Qaeda. Dia diyakini oleh beberapa ahli sebagai otak operasional di balik serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini