MATA INDONESIA, JAKARTA – Daddy Issue, istilah ini digunakan untuk menggambarkan kebiasaan beberapa wanita yang berkencan dengan pria yang lebih tua atau secara seksual memanggil pasangan mereka ayah.
Ini pada dasarnya tentang bagaimana hubungan seseorang dengan ayah mereka di masa kanak-kanak telah berdampak hubungannya dengan orang lain di masa remaja.
Dalam kasus seperti itu, sosok ayah tidak hadir secara emosional atau kasar selama masa kanak-kanak. Berikut adalah dampak ‘daddy issue’ yang terjadi di dalam hubungan.
Kurangnya Panutan
Orang-orang yang ayahnya meninggalkan mereka di masa kanak-kanak atau secara emosional tidak tersedia untuk mereka, tidak memiliki panutan untuk diteladani.
Akibatnya, mereka akhirnya menempuh jalan yang salah, tanpa bimbingan yang tepat untuk menghentikan mereka melakukan segala macam hal buruk.
Perilaku Seksual Lincah
Telah diamati secara luas bahwa wanita yang ayahnya tidak hadir di masa kecil mereka beralih ke perilaku seksual lincah seperti berhubungan seks tanpa kondom, condong ke arah pria yang tidak menghormati mereka, dll.
Masalah Harga Diri dan Kepercayaan Diri
Orang yang mengalami masalah ‘daddy issue’ juga menderita masalah harga diri dan kepercayaan diri yang kuat.
Mereka tidak dapat memandang orang dan membela mereka dengan mudah, karena mereka memiliki pemikiran di benak mereka bahwa orang lain juga secara bertahap akan pergi seperti ayah mereka.
Masalah Kemarahan yang Serius
Salah satu dampak utama dari masalah ‘daddy issue’ adalah munculnya masalah kemarahan dan frustrasi yang serius.
Orang yang berurusan dengan masalah ‘daddy issue’ menjadi marah dengan sangat cepat dan menghilangkan semua frustrasi mereka dengan cara yang sangat negatif pada orang lain.
Ini bisa menjadi sangat beracun bagi orang-orang di sekitar mereka, kecuali jika diperiksa.