MATA INDONESIA, JAKARTA – Kemunculan virus corona jenis baru atau 2019-nCoV membuat banyak orang dilanda kepanikan. Wabah yang semula muncul di Wuhan, Cina ini telah menjalar hingga ke lebih 20 negara di dunia.
Belakangan ini, pihak Cina sudah mencoba mengajukan paten kandidat obat untuk menyembuhkan pasien corona, tapi rencana ini masih belum jelas.
Pun tak sedikit tenaga medis yang berlomba-lomba mencari penangkalnya, namun hingga kini belum juga ketemu.
Banyak pihak termasuk anda, mungkin memiliki sejumlah pertanyaan yang menari di kepala soal wabah ini. Berikut beberapa pertanyaan yang kerap muncul beserta jawabannya dikutip dari Bold Sky.
Dinamakan novel coronavirus atau virus 2019-nCoV, artinya?
Frasa novel coronavirus diberikan untuk virus corona jenis baru yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina. Penamaan novel, lantaran virus ini bisa menginfeksi manusia. Sementara angka 2019 disematkan karena terjadi pertama kali pada 31 Desember 2019. Tersebab belum diidentifikasi jelas maka dinamakan 2019-nCoV.
Apakah benar 2019-nCoV ditransmisikan ke manusia melalui hewan?
Para peneliti meyakini penyebaran virus 2019-nCoV kemungkinan besar berasal dari pasar hewan dan makanan laut di Cina. Namun bukan berarti Anda bisa terinfeksi virus corona dari hewan peliharaan atau hewan lain.
Kendati begitu Anda tetap harus waspada dan disarankan untuk mencegah kontak langsung dengan hewan hidup di pasar makanan laut atau, menghindari kontak dengan hewan–sampai sumber virus ini teridentifikasi dengan jelas. Hindari juga mengonsumsi makanan hewani yang tak dimasak dengan matang.
Bisakah tertular dari binatang piaraan?
Menurut para peneliti, hingga kini belum ada bukti yang menunjukkan virus corona jenis baru ini dapat ditularkan melalui binatang peliharaan seperti kucing dan anjing, atau binatang peliharaan lain yang terinfeksi 2019-nCoV.
Siapa saja yang rentan terkena virus corona?
orang yang paling rentan terinfeksi virus corona adalah mereka yang sistem kekebalan tubuhnya lemah. Kelompok rentan lain adalah, orang yang memiliki rekam jejak penyakit bawaan seperti diabetes atau gangguan pernapasan. Orang dengan penyakit bawaan lebih rentan terkena virus corona yang mengakibatkan kematian.
Seberapa berbahaya novel coronavirus?
Orang yang terinfeksi virus corona jenis baru ini dapat menunjukkan gejala ringan hingga parah. Gejala ringan biasanya menyerupai flu yang meliputi pilek, batuk, sakit tenggorokan dan demam. Ketika gejala ini kian parah maka bisa mengakibatkan kesulitan bernapas, radang paru-paru hingga, kematian. Namun, untuk dapat mengakibatkan kematian, virus ini mesti melalui sejumlah tahapan.
Apakah masker bisa melindungi kita dari virus corona?
Penggunaan masker memang disarankan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk membatasi penyebaran penyakit. Meskipun efektif untuk batas tertentu, tapi tak sepenuhnya ampuh mencegah penyebaran. Penggunaan masker hanya menangkal batuk atau bersin di tempat terbuka yang memungkinkan cairan dari orang yang terinfeksi masuk ke hidung atau mulut Anda.
Apa langkah pencegahan agar terhindar dari virus corona?
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, pencegahan terbaik adalah menjaga kebersihan diri dan lingkungan sesuai standar. Perilaku hidup bersih dan sehat ini antara lain:
– Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun yang mengandung antiseptik
– Hindari kontak langsung dengan orang sakit
– Hindari menyentuh mulut, mata atau hidung dengan tangan kotor
– Gunakan disinfektan untuk membersihkan area di sekitar Anda
– Tetaplah berada di rumah ketika Anda didiagnosis menderita virus corona. Hindari penyebaran virus dengan tidak melakukan kontak langsung dengan anggota keluarga atau orang lain. Dan, biasanya menutup mulut setiap kali bersin atau batuk.
Bagaimana mengidentifikasi perbedaan gejala flu biasa dengan virus corona?
Persamaan gejala-gelaja flu dan 2019-nCoV termasuk pilek, batuk, demam, dan bersin memang membuat diagnosa menjadi sangat sulit. Tetapi tes laboratorium khusus akan membantu mengidentifikasi keberadaan virus corona dalam tubuh untuk mengonfirmasi kasus.
Apakah seseorang sudah pasti terkena virus corona saat menunjukkan gejala flu, meski tidak pernah mengunjungi negara terdampak atau melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi?
Jawabannya, tidak. Orang yang menderita flu tetapi belum pernah mengunjungi negara atau tempat yang terinfeksi, atau juga melakukan kontak dengan orang yang terjangkiti virus corona cenderung takkan terinfeksi.
Berdasarkan sejumlah laporan, beberapa pelancong asal China yang bepergian ke negara lain dan memiliki gejala flu, saat dites laboratorium, hasilnya negatif.