Permintaan Masker di Dunia Meningkat 100 Kali Lipat akibat Corona

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah khawatir atas kondisi kian terbatasnya stok masker di seluruh dunia, sejak wabah corona merebak di berbagai negara.

Dirjen WHO Tedros Adhanom Gheberus berkata, ada peningkatan 100 kali lipat permintaan masker yang tercatat di seluruh dunia. Ia menyebut, kelangkaan mungkin tak akan terhindarkan dalam waktu dekat ini.

Di beberapa negara, masker sudah mulai tak dijual lagi karena stok yang menipis. WHO sampai mengirimkan bantuan ke beberapa negara yang benar-benar darurat, yang prioritasnya digunakan untuk tenaga medis, lalu pasien dan kerabat korban.

Tedros meminta agar negara-negara dan perusahaan swasta mengendalikan lebih baik penggunaan masker yang kini terbatas, termasuk mengendalikan harga agar tak terlalu melambung.

“Kami meminta pada negara dan perusahaan bekerja sama dengan WHO untuk memastikan penggunaan pasokan yang adil dan rasional. Mari kita saling menjaga,” kata Tedros seperti dikutip dari Reuters, Sabtu 8 Februari 2020.

Kelangkaan masker juga terjadi di Indonesia dan menyebabkan harga di pasaran melambung tinggi. Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonedia (PB-IDI), Dr dr Daeng M Faqih, SH, MH, meminta bantuan pemerintah agar minimal stok masker untuk rumah sakit tercukupi.

“Makanya saya meminta bantuan pemerintah, terutama ya pemerintah BUMN yang memproduksi (masker) itu untuk memperbanyak lah, menambah kapasitas produksinya,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Transformasi Ekonomi Indonesia: Swasembada Pangan dan Energi Jadi Prioritas Strategis

Di tengah kompleksitas situasi geopolitik dunia yang terus berkembang, Indonesia memposisikan program kemandirian pangan dan energi sebagai prioritas strategisnasional. Pemerintah menunjukkan keseriusan dalam memperkuat sektor pertanian dan energi terbarukan, sebagai bagian dari transformasi ekonomi menuju kemandirian dan penciptaan lapangan kerja berkelanjutan. Transformasi ekonomi Indonesia melalui program swasembada pangan dan energimerupakan wujud nyata dari cita-cita kemandirian bangsa yang telah lama didambakansejak era kemerdekaan. Program strategis ini tidak hanya bertujuan mengurangiketergantungan impor, tetapi juga menghidupkan kembali semangat berdikari yang menjadi fondasi kedaulatan nasional Indonesia.  Dalam konteks kemandirian bangsa, swasembada pangan dan energi menjadi pilar utama yang menentukan kemampuan Indonesia untuk berdiri tegak di tengah dinamikaglobal yang penuh ketidakpastian.  Swasembada bukan tujuan jangka pendek, tetapi fondasi kemandirian nasional. Pemerintah terus membangun visi jangka panjang yang mencakup ketahanan logistik, kedaulatan ekonomi, dan stabilitas nasional. Perspektif ini menegaskan bahwa program swasembada harus dipahami sebagai investasi strategis untuk generasi mendatang. Peter Abdullah, Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute, memberikan perspektif mendalam mengenai pentingnya transformasi struktural ini bagimasa depan bangsa Indonesia. Menurut Peter Abdullah, upaya pemerintah untuk mewujudkan kemandirian bangsamelalui swasembada pangan dan energi merupakan langkah strategis dalammemperkuat ketahanan nasional, baik dalam situasi damai maupun krisis global. Pandangan ini menegaskan bahwa program swasembada bukan sekadar target produksi, melainkan investasi jangka panjang untuk stabilitas negara.  Ketahanan pangan dan energi bukan semata isu ekonomi, melainkan bagian daripertahanan negara. Dalam konteks ini, pemerintah mendorong penguatan sektordomestik agar Indonesia tidak bergantung pada impor dalam kondisi darurat. Strategi ini menjadi semakin relevan mengingat berbagai gejolak geopolitik yang kerapmempengaruhi rantai pasokan global. Peter Abdullah melihat upaya ini sebagaimomentum penting untuk mengubah paradigma pembangunan yang selama ini terlalubergantung pada sektor ekstraktif dan impor. Fokus pada transformasi ekonomi ini tidak hanya bertujuan mencapai swasembada, tetapi juga menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih resilient dan inklusif. Denganmemperkuat fondasi domestik, Indonesia diharapkan dapat mengurangi kerentananterhadap fluktuasi harga komoditas global dan shock ekonomi eksternal. Peningkatan produktivitas menjadi fokus utama dalam roadmap swasembada nasional. Pemerintah mulai membenahi sistem insentif agar petani memperoleh keuntungan yang layak, sekaligus menarik generasi muda kembali ke sektor pertanian. Langkah inidipandang krusial mengingat tantangan regenerasi yang dihadapi sektor pertanianIndonesia. Pemerintah mengedepankan keseimbangan antara harga yang terjangkau bagikonsumen dan pendapatan yang memadai bagi petani. Strategi ini diharapkan dapatmeningkatkan daya beli masyarakat perdesaan dan mendorong pertumbuhan ekonominasional yang lebih merata. Dukungan terhadap komoditas unggulan seperti beras terus diperkuat dalam program swasembada nasional. Pemerintah melihat potensi besar untuk mencapai swasembada, mengingat kapasitas panen Indonesia yang lebih tinggi dibanding negara-negara maju. Optimisme ini didukung oleh kondisi geografis dan iklim Indonesia yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini