Video Syur Tersebar, Hape Papa Angkat Syahrini di-Hack Orang?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Publik dihebohkan dengan beredarnya video syur yang diduga dilakukan Syahrini. Belakangan ini memang Syahrini diterpa isu miring, terutama soal dirinya yang juga diduga memiliki hubungan gelap dengan papa angkatnya, Laurens.

Kini sosok Laurens pun ikut disorot publik. Apalagi setelah dirinya menyebut ‘wanita beragenda’ yang diyakini Syahrini sudah tak suci lagi.

BACA JUGA: Awas Batal! Video Syur Diduga Mirip Syahrini, Netizen: Suaranya Mirip

Tak lama setelah video tersebut menghebohkan publik, Laurens yang aktif di kanal YouTube-nya itu pun mengunggah sebuah video yang mengungkapkan bahwa ponselnya terancam diretas. Beruntung, ia melakukan pengamanan yang baik untuk ponselnya tersebut sehingga hacker gagal meretasnya.

“Ada orang yang mencoba hack telepon saya 7 kali tadi malam saat tidur. Itu kita tahu dari pesan-pesan email Instagram, tapi tidak bisa karena telepon saya ada dua identifikasi,” ungkap Laurens dalam video yang diunggah Senin 11 Mei 2020.

“Password dan sms, saya buka Instagram dan Facebook harus identifikasi dua kali. Tidak tahu mereka mau apa,” lanjutnya.

BACA JUGA: Hayo, Nikita Mirzani Tagih Video Apa ke Ayah Angkat Syahrini?

Lantas mengenai video syur yang diduga Syahrini, Laurens menanggapinya melalui siaran Instagram Live pada Selasa, 12 Mei 2020 sekitar pukul 1 pagi. Ia menegaskan tidak akan membagikan video tersebut meski banyak warganet menantikannya.

“Di channel saya, kalian netizen jangan mengharapkan kalian akan menemui tontonan atau video-video porno yang akan mencemari pikiran otak kalian,” kata Laurens.

“Kalian hanya akan menemukan halaman demi halaman yang akan saya sampaikan dalam satu struktur, cerita nyata yang akan saya sampaikan setiap hari,” ujarnya lagi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia Kondisi ketenagakerjaan saat ini menghadirkan berbagai tantangan signifikan yang berdampak pada kesejahteraan pekerja, terutama dalam menghadapi ketidakpastian kerja dan fenomena fleksibilitas yang eksploitatif atau dikenal sebagai flexploitation. Sistem kontrak sementara kerap menjadi salah satu akar permasalahan, karena tidak menjamin kesinambungan pekerjaan. Situasi ini semakin diperburuk oleh rendahnya tingkat upah, yang sering berada di bawah standar kehidupan layak, serta minimnya kenaikan gaji yang menambah beban para pekerja. Selain itu, kurangnya perlindungan sosial, seperti jaminan kesehatan yang tidak memadai, serta lemahnya penegakan hukum memperkuat kondisi precarization atau suatu kerentanan struktural yang terus dialami oleh pekerja. Di sisi lain, keterbatasan sumber daya negara juga menjadi penghambat dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif yang potensial, di mana banyak pekerja terjebak dalam tekanan produktivitas tanpa disertai perlindungan hak yang memadai. Dalam konteks ini, generasi muda, termasuk kader-kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dinamika pasar kerja yang semakin eksploitatif. Generasi ini kerap menghadapi kontradiksi antara ekspektasi tinggi terhadap produktivitas dan inovasi dengan realitas kerja yang penuh ketidakpastian. Banyak dari mereka terjebak dalam sistem kerja fleksibel yang eksploitatif, seperti tuntutan kerja tanpa batas waktu dan kontrak sementara tanpa jaminan sosial yang memadai. Akibatnya, kondisi precarization semakin mengakar. Bagi kader GMNI, yang memiliki semangat juang dan idealisme tinggi untuk memperjuangkan keadilan sosial, situasi ini menjadi ironi. Di satu sisi, mereka harus tetap produktif meskipun kondisi kerja tidak mendukung, sementara di sisi lain mereka memikul tanggung jawab moral untuk terus memperjuangkan aspirasi kolektif para pekerja. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga dapat mengikis potensi intelektual, semangat juang, serta daya transformasi generasi muda dalam menciptakan struktur sosial yang lebih adil. Oleh karena itu, peran negara menjadi sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang konkret dan menyeluruh. Kebijakan ini harus memastikan pemenuhan hak-hak dasar pekerja, termasuk perlindungan sosial yang layak, serta penegakan regulasi yang konsisten untuk mengurangi ketimpangan dan menghentikan eksploitasi dalam sistem kerja fleksibel. Tanpa langkah nyata tersebut, ketimpangan struktural di pasar tenaga kerja akan terus menjadi ancaman bagi masa depan generasi muda dan stabilitas tatanan sosial secara keseluruhan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini