MATA INDONESIA, JAKARTA – Penggemar Marvel Cinematic Universe (MCU) sukses meludeskan pre-order tiket Doctor Strange 2: in the Multiverse of Madness. Sayang sekali euforia tersebut tidak dapat dirasakan di beberapa negara seperti China, Arab Saudi, Kuwait dan Qatar.
Setiap negara memiliki aturannya masing-masing dalam penyensoran film. Apabila isi dari film tersebut tidak sesuai dengan ketentuan, maka pencekalan tayangan bisa dilakukan.
Tidak hanya film Dr. Strange 2, beberapa film bertemakan superhero juga pernah dibanned di beberapa negara karena tidak lulus sensor. Berikut adalah list filmnya, simak ya!
1. Doctor Strange in The Multiverse of Madness (2022)
Film yang dibintangi oleh Benedict Cumberbatch ini dicekal untuk tayang di bioskop China, Arab Saudi, Kuwait, dan Qatar.
Dilansir dari Cosmic Book News, film tersebut dilarang di China karena menampilkan kios surat kabar The Epoch Times, perusahaan media multi-bahasa yang menentang Partai Komunis China. Sedangkan di Arab Saudi, film ini tidak tayang karena isu LGBT yang ditampilkan oleh karakter America Chavez.
2. Eternals (2021)
Tidak semua negara melegalkan LGBT, salah satunya Arab Saudi, Kuwait dan Qatar. Film yang dibintangi oleh Angelina Jolie ini tidak dapat tayang di negara tersebut karena ada adegan yang menggambarkan hubungan sesama jenis.
3. Sang-Chi and The Legend of The Ten Rings (2021)
Meskipun diperankan aktor Asia dan didominasi dengan bahasa Mandarin, lembaga sensor film China memblokir perilisan film Sang-Chi. Dikutip dari Collider, negeri tirai bambu menilai film yang dibintangi oleh Simu Liu ini terlalu jauh dari seni asli China.
4. Wonder Woman (2017)
Sebelum perilisan, Wonder Woman sudah dibanned di Lebanon dan Qatar. Bukan karena adegan filmnya, melainkan karena pemerannya. Gal Gadot adalah aktris asal Israel.
Lebanon dan Qatar merupakan negara yang mendukung kemerdekaan Palestina di atas Israel, oleh karena itu film ini tidak tayang di kedua negara itu.
Itu dia beberapa film superhero yang dilarang tayang di beberapa negara karena tidak lulus dalam sensor film.
Reporter: Dinda Nurshinta