Sempat Diremehkan Trump, Remaja Ini Diusulkan Kembali Raih Nobel Perdamaian

Baca Juga

MATA INDONESIA, WASHINGTON DC – Greta Thunberg, kktivis lingkungan asal Swedia yang sempat diremehkan Trump diusulkan untuk menjadi nominasi peraih penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun ini.

Gadis kelahiran 3 January 2003 yang selalu menyuarakan tentang perubahan iklim di dunia ini diusulkan oleh dua orang politikus Partai Kiri Swedia, Jens Holm dan Hakan Svenneling.

Mengutip dari Associated Press, kedua politikus yang mencalonkan Greta mengatakan bahwa gadis yang terkenal lugas dalam menyampaikan argumennya ini pantas untuk mendapatkan penghargaan tersebut.

Bagi mereka, Greta telah menunjukkan kerja kerasnya untuk membuka mata para politikus agar lebih memberi perhatian khusus terhadap krisis iklim yang terjadi.

Keduanya pun mengatakan bahwa aksi Greta untuk menekan tingkat emisi negara supaya sesuai dengan Kesepakatan Paris juga merupakan bentuk perdamaian.

Kesepakatan Paris yang dibuat lima tahun lalu tersebut berisikan sebuah imbauan kepada seluruh negara untuk mengambil kebijakan demi manahan laju kenaikan suhu Bumi yang dapat memicu pencairan es di Kutub dan kenaikan muka air laut, serta mengubah pola musim hujan.

Dari hasil kesepakatan tersebut, sejumlah negara diminta untuk membuat rencana demi menekan tingkat emisi sehingga kenaikan suhu bumi berada di bawah dua derajad celsius.

Pada tahun 2019, Greta juga telah diusulkan oleh tiga anggota parlemen Swedia untuk memperoleh penghargaan yang serupa. Namun Thunberg kalah, dan kemenangan diperoleh Perdana Menteri Ethiopia, Abiy Ahmed Ali.

Greta adalah sosok yang terkenal dengan aksi mogok sekolahnya demi menyerukan tindakan yang lebih kuat terhadap perubahan iklim. Ia menghabiskan hari-hari sekolahnya untuk berada di luar gedung parlemen Swedia dengan mengangkat papan yang bertuliskan ‘Skolstrejk för klimatet’ yang berarti pemogokan sekolah untuk iklim.

Aksinya ini kemudian diikuti oleh siswa lain yang satu komunitas dengannya, dan turut menggelar aksi serupa setiap hari Jum’at dengan nama ‘Fridays for Future’. Aksi unjuk rasa ini kemudian menyebar ke seluruh Eropa.

Tahun lalu, Thunberg dan empat orang lainnya menjadi pemenang penghargaan Right Livelihood Award, yang juga dijuluki sebagai ‘Nobel Alternatif’. Tak hanya itu, Greta bahkan pernah dinobatkan sebagai ‘Person of The Year’ oleh majalah Time.

Gelarnya tersebut pun menuai komentar dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Melalui cuitannya di Twitter, Trump mengatakan bahwa penyematan titel ‘Person of The Year’ pada gadis remaja itu dianggap sangat konyol.

Ia mengatakan Greta adalah seorang remaja yang hanya perlu mengatasi masalah manajemen kemarahannya. Ia menyarankan Greta untuk pergi menonton film kuno yang bagus bersama temannya seperti layaknya remaja pada umumnya. Dia bahkan meminta Greta untuk tenang dengan mengatakan “Chill Greta, Chill!”.

Menanggapi hal tersebut, Greta pun tidak tinggal diam. Ia memperbaharui biografi Twitter-nya dengan menuliskan, “Seorang remaja yang tengah mengerjakan masalah manajemen kemarahannya. Saat ini sedang bersantai dan menonton film kuno dengan teman.” (Marizke)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Siap Amankan Natal dan Tahun Baru, GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota.

Mata Indonesia, Gunungkidul - Ketua PC Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kab. Gunungkidul, Gus H. Luthfi Kharis Mahfudz menyampaikan, dalam menjaga Toleransi antar umat beragama dan keamanan wilayah. GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota untuk Pengamanan Nataru di Berbagai Wilayah di Kab. Gunungkidul.
- Advertisement -

Baca berita yang ini