Orang Indonesia Rela Antre di Subway, Apa Sih Itu?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Subway, restoran waralaba asal Amerika Serikat yang terkenal dengan menu roti lapis kapal selam (submarine sandwich atau subs) membuka gerai pertamanya di Indonesia.

Subway, restoran cepat saji dengan menu lapisnya itu membuka gerai yang berlokasi di lantai 1 Cilandak Town Square (Citos), Cilandak, Jakarta Selatan. Saat ini Subway telah memiliki 42.000 gerai restoran di lebih dari 100 negara. Pada pembukaan perdananya, orang Indonesia rela antre berjam-jam demi sandwich yang dijual Subway.

Subway telah menandatangani kontrak dengan PT Sari Sandwich Indonesia, anak perusahaan dari PT Map Boga Adiperkasa Tbk (MAPB). Kerja sama ini akan menghadirkan beberapa restoran Subway pada akhir tahun 2021 di Jabodetabek, Indonesia.

Sejarah Subway berawal pada Agustus tahun 1965. Saat itu, Fred DeLuca, seorang remaja usia 17 tahun yang meminjam uang sebesar US$ 1.000 pada Peter Buck, seorang ahli fisika dengan gelar Ph.D.

Uang tersebut digunakan untuk membayar sejumlah biaya kuliah DeLuca dan mendirikan restoran cepat saj sandwich di Bridgeport, Connecticut, yang bernama Pete’s Submarines. Nama tersebut tercetus lancatan menu andalan dalam restoran tersebut adalah submarine sandwich.

Dalam situs resmi Subway, Buck adalah orang yang mencetuskan ide pada DeLuca untuk membuka restoran sandwich. Pada tahun 1968, kedua pria tersebut mengubah nama restoran mereka menjadi Subway. Tak butuh waktu lama, Subway meraih kesuksesan yang luar biasa. Subway mulai membuka gerai di luar negeri, yaitu di Bahrai pada tahun 1984.

Subway adalah restoran yang memiliki gerai terbanyak di Amerika Serikat. Sejak tahun 2007, Subway menempati peringkat tertinggi dalam daftar waralaba teratas. Sebelumnya, Subway pernah membuka gerai di Indonesia pada 1990-an hingga 2000-an. Subway membuka gerai di Pondok Indah Mal, Mal Taman Anggrek, Plaza Senayan, Mal Ciputra Jakarta, Wisma 46 dan satu gerai di Kuta, Bali.

Namun gerai-gerai Subway tersebut mulai berhenti beroperasi pada awal 2000-an. Alasannya bahwa pada saat itu, kelas menengah belum sebanyak sekarang sehingga daya beli dan konsumsi masyarakat sangat amat terbatas.

(Shafira Annisa)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Target Menang Pilkada, PPP Kota Jogja Gandeng Lima Parpol Bentuk Koalisi Besar

Mata Indonesia, Yogyakarta - DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Jogja telah memulai strategi mereka untuk menghadapi Pilkada 2024 yang akan digelar pada bulan November nanti. PPP berencana untuk membentuk koalisi dengan minimal lima partai untuk memenangkan Pilkada 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini