MATA INDONESIA, TEL AVIV – Sebanyak 200 warga Israel berkumpul di Laut Mati untuk melakukan pemotretan. Menariknya, tubuh mereka yang tidak dilapisi sehelai kain pun alias telanjang itu dicat berwarna putih.
Setelah menanggalkan pakaian mereka, para sukarelawan mengoleskan cat putih ke seluruh tubuh dan pemotretan – yang memakan waktu selama tiga jam, itu pun dimulai.
Dalam beberapa tahun terakhir, Laut Mati terus menyusut karena ekstraksi mineral dan penguapan yang disebabkan oleh perubahan iklim. Israel dan Yordania juga mengalihkan sebagian air laut untuk tujuan pertanian, semakin menambah penyusutannya.
Pemotretan itu dipromosikan oleh Kementerian Pariwisata Israel, dengan harapan dapat menarik pengunjung ke daerah tersebut. Negara ini sempat ditutup untuk wisatawan asing menyusul wabah Covid-19, namun kini bersiap menyambut kembali wisatawan yang sudah divaksinasi penuh.
Akan tetapi, tidak semua pejabat pemerintah Israel menyambut baik pemotretan nyentrik itu. Seorang anggota parlemen konservatif menggambarkan pemotretan tersebut sebagai kekejian massal, demikian laporan The Guardian.
“Rasanya sangat alami, begitu Anda melepas pakaian Anda. Dan Anda merasa seperti tidak ingin kembali memakainya,” kata salah satu sukarelawan perempuan, melansir The New York Post.
Fotografer asal Amerika Serikat (AS), Spencer Tunick terkenal dengan karyanya, foto telanjang. Ia telah memotret model telanjang di berbagai landmark seperti di Sydney Opera House dan gletser di Swiss.
Sementara yang terbaru, Tunick seolah ingin menyoroti surutnya permukaan air di Laut Mati. Ia datang ketiga kalinya untuk memotret ratusan orang telanjang tersebut.
“Kunjungan saya ke Israel merupakan pengalaman bagi saya dan saya selalu senang kembali ke sini dan memotret satu-satunya negara di Timur Tengah yang mengizinkan seni seperti ini,” kata Spencer Tunick.
Tunick pertama kali menjadi berita tahun 1995 ketika ia ditangkap karena memotret model pria telanjang yang berpose di atas bola Natal setinggi 8 kaki di Rockefeller Center.
“Tidak ada tanda yang mengatakan jangan panjat bola Natal, dan tentu saja tidak ada tanda yang mengatakan jangan memanjatnya dengan telanjang,” katanya kepada The Post pada 1999.
Pada tahun yang sama, Tunick ditangkap karena perilaku tidak tertib setelah mengatur pemotretan telanjang skala besar di Times Square.
Ia kemudian mengajukan gugatan terhadap New York City, mengklaim Walikota saat itu Rudy Giuliani dan pengikutnya melanggar hak amandemen pertamanya setelah pemotretan telanjang kedua yang diusulkan di Manhattan diblokir.
Tahun 2010, sebanyak 5.200 LGBTQ Australia berpose telanjang bulat di tangga Sydney Opera House. Tunick kembali ke Australia pada 2016 untuk memotret 500 orang di atap supermarket Melbourne. Para peserta telanjang menggigil selama pemotretan karena berlangsung di tengah musim dingin.