Mengenal Terapi Regeneron yang Atasi Trump dari Covid-19

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dinyatakan terinfeksi virus Covid-19 pada Jumat 2 Oktober 2020. Kini, kondisi Trump sudah lebih baik dan telah kembali ke kediamannya di Gedung Putih.

Orang nomor satu di Amerika ini segera dirawat di rumah sakit militer Walter Reed selama beberapa hari setelah diberi obat eksperimen untuk Covid-19. Sejak dinyatakan positif, Trump telah menjalani beberapa pengobatan dan terapi untuk mengatasi virus tersebut.

Salah satu pengobatan yang dilakukan Trump ialah terapi antibodi monoklonal Regeneron. Dilansir dari CNN, Gedung Putih menyatakan bahwa Trump dirawat dengan dosis 8 gram terapi antibodi koktail yang dibuat oleh perusahaan bioteknologi Regeneron.

Terapi tersebut dibuat oleh ilmuan Regeneron untuk mengatasi virus corona yang telah masuk ke dalam tubuh. Untuk membuat terapi antibodi monoklonalnya, ilmuwan Regeneron memilih dua antibodi yang paling baik dalam menetralkan virus melalui uji laboratorium.

Salah satunya adalah REGN-COV2 yang telah menjalani uji klinis sejak Juni lalu. Regeneron mengumumkan bahwa uji coba terapi tersebut terhadap 275 pasien yang tidak dirawat di rumah sakit menunjukkan perbaikan gejala.

Obat tersebut diduga bisa mengurangi jumlah virus yang ada dalam tubuh. Namun, penemuan itu belum menjalani proses lebih lanjut.

Meski diduga bisa mengatasi virus corona yang masuk ke tubuh, belum disetujui dan mendapatkan izin penggunaan darurat dari Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini