Mengenal Binge Eating Disorder, Penyakit yang Sering Diderita Perempuan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Binge eating disorder (BED) adalah penyimpangan perilaku makan, di mana penderitanya sering makan dalam jumlah yang sangat banyak dan sulit menahan dorongan untuk makan. BED berpotensi besar menimbulkan penyakit serius, seperti obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, bahkan penyakit jantung.

Walaupun terkesan sepele, gangguan makan ini tidak dapat dipandang sebelah mata. Pasalnya, penderita BED berisiko tinggi untuk mengalami kegemukan (obesitas), gangguan tidur, nyeri kronis, asma, dan irritable bowel syndrome (IBS). Makan dalam porsi besar atau berlebihan sebenarnya normal bila hanya sesekali. Misalnya, saat liburan atau acara makan keluarga.

Tetapi berbeda dengan penderitaBED, ia akan berulang kali kesulitan mengendalikan diri agar tidak makan banyak. BED biasanya berlangsung untuk waktu yang lama. Kondisi ini bisa bermula di usia akhir remaja dan berlanjut sampai awal 20an.

Seperti pada kebanyakan jenis gangguan makan lainnya, BED lebih sering diderita oleh perempuan dibandingkan pria. Perempuan yang mengalami masalah kejiwaan ini berisiko lebih tinggi untuk terkena gangguan kesuburan.

Bila BED sudah mengganggu aktivitas dan kepercayaan diri penderitanya, orang-orang di sekitarnya disarankan untuk membujuk penderita agar mencari bantuan medis. Kondisi ini dapat diatasi dengan baik jika penderita mendapatkan penanganan yang tepat.

Lantas apa saja tanda dan gejala binge eating disorder? Yuk simak penjelasannya.

Gejala BED yaitu :

  • Sulit menahan nafsu makan.
  • Makan porsi besar dalam waktu singkat.
  • Terus makan bahkan ketika sudah kenyang.
  • Makan terus-menerus sepanjang hari tanpa jadwal makan yang jelas.
  • Kadang-kadang menyembunyikan makanan untuk dikonsumsi diam-diam.

Gejala emosi yang menyertai BED bisa berupa :

  • Perasaan stres atau tegang yang hanya bisa diredakan dengan makan.
  • Merasa malu karena banyaknya makanan yang dikonsumsi.
  • Tidak merasakan apa-apa ketika melakukan BED, misalnya tidak sadar padahal sudah makan terlalu banyak.
  • Sebanyak apapun porsi makanan yang sudah dilahap, penderita tidak pernah puas.
  • Merasa bersalah atau depresi setelah makan terlalu banyak
  • Merasa frustasi karena tidak bisa mengendalikan berat badan dan kebiasaan makan.

BED seringkali terjadi pada orang yang baru saja menjalani diet ketat. Gejala binge eating disorder seperti lingkaran yang tidak putus-putus. Pada tahap awal, penderita akan merasa nyaman ketika makan.

Pasalnya, aktivitas makan akan membantunya dalam mengurangi rasa stres, depresi, atau kecemasan.Namun setelahnya, penderita akan menyesal. Rasa bersalah pun kemudian timbul dan akhirnya membuat penderita kembali makan banyak guna mengurangi tekanan emosi yang dirasakannya.

Lalu bagaimana cara mengatasi penderita BED?

  1. Terapi perilaku kognitif (cognitive behavior therapy/CBT)

Terapi ini bertujuan untuk membantu pasien memahami apa faktor pemicu munculnya episode gejala BED, dan melatih pasien untuk mengalihkan dorongan untuk makan dengan kegiatan lain.

Terapi perilaku kognitif juga bermanfaat untuk membantu pasien mengendalikan emosi, mood, dan gangguan perilaku yang muncul saat episode gejala BED berlangsung.

  • Psikoterapi interpersonal

Tujuan dari terapi ini adalah membantu pasien meningkatkan kemampuan interpersonalnya, seperti bagaimana ia berinteraksi dengan keluarga, teman, rekan kerja, termasuk orang lain yang baru dikenal. Dengan begitu, gejala BED yang dipicu oleh masalah hubungan sosial atau komunikasi diharapkan dapat berkurang. Biasanya metode terapi ini dikombinasikan dengan terapi perilaku kognitif.

  • Pemberian obat-obatan

Selain psikoterapi, penanganan BED juga dapat dilakukan dengan pemberian obat. Lisdexamfetamin dimesylate, obat antiepilepsi topiramat, dan golongan obat antidepresan adalah obat-obatan yang dapat digunakan untuk meredakan gejala BED.

  • Membantu mengontrol berat badan

BED sering membuat penderitanya kesulitan menjaga berat badan ideal. Membantu pasien BED untuk memperoleh berat badan ideal adalah salah satu aspek penanganan yang penting dilakukan. Target penurunan berat badan yang diharapkan adalah sekitar setengah kilogram per minggu.

Dalam prosesnya, dokter akan menentukan jumlah serta jenis makanan yang dikonsumsi pasien dan membantu pasien mencari cara menahan nafsu makanyang efektif. Dengan menurunnya berat badan, pasien diharapkan akan lebih percaya diri dan muncul citra positif terhadap dirinya, sehingga BED bisa berkurang secara perlahan.

Jika kalian mengalami gejala-gejala BED atau kesulitan menahan dorongan untuk makan berlebih, jangan ragu berkonsultasi ke dokter agar mendapatkan pemeriksaan lanjut.

Reporter : Syifa Ayuni Qotrunnada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini