Lebih Rileks, Ini Manfaat Tidur dengan Lilin Aromaterapi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Lilin aromaterapi kini banyak digandrungi masyarakat. Baik dari kaum milenial hingga orangtua.

Bukan tanpa alasan, lilin aromaterapi kini dianggap sebagai produk yang bisa merilekskan tubuh. Selain itu, aromanya yang menyegarkan bisa memperharum ruangan di rumahmu.

Seiring berjalannya waktu, lilin aromaterapi yang digunakan sebagai media terapi memiliki banyak jenis aroma. Tapi selain digunakan untuk mengurangi stres dan kecemasan, lilin aromaterapi juga sering digunakan untuk membuat tidur lebih nyenyak.

Nah, penasaran dengan manfaat lainnya dari menggunakan lilin aromaterapi? Yuk simak!

1. Menenangkan Mental

Manfaat menggunakan lilin aromaterapi ialah  dapat menenangkan mental dan pikiran. Menggunakan lilin aromaterapi mampu meredakan kelelahan mental setelah menjalani aktivitas seharian.

Supaya dapat menenangkan pikiran dan tubuh, lilin beraroma eucalyptus, rosemary, atau peppermint bisa menjadi pilihan.

2. Menciptakan Kenyamanan

Menyalakan lilin aromaterapi, selain membuat ruangan menjadi wangi juga dapat menciptakan suasana nyaman di dalam rumah. Kita dapat ciptakan aroma wangi yang nyaman dan damai dengan menggunakan lilin aromaterapi.

Pilihlah aroma kayumanis, lavender, atau vanila untuk lebih menghidupkan aroma wangi khas di rumah.

3. Melancarkan Hidung Tersumbat

Tidur dengan lilin aromaterapi juga baik untuk pernapasanmu. Salah satunya meredakan hidung tersumbat.

Jika kita mempunyai masalah hidung yang tersumbat alias pilek, sinusitis, maupun alergi, gunakan lilin aromaterapi dengan aroma eucalyptus.

Ini juga cocok untuk kita yang membutuhkan energi lebih. Aroma segar dari lilin aromaterapi tersebut bisa membantu masalah pernapasan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia Kondisi ketenagakerjaan saat ini menghadirkan berbagai tantangan signifikan yang berdampak pada kesejahteraan pekerja, terutama dalam menghadapi ketidakpastian kerja dan fenomena fleksibilitas yang eksploitatif atau dikenal sebagai flexploitation. Sistem kontrak sementara kerap menjadi salah satu akar permasalahan, karena tidak menjamin kesinambungan pekerjaan. Situasi ini semakin diperburuk oleh rendahnya tingkat upah, yang sering berada di bawah standar kehidupan layak, serta minimnya kenaikan gaji yang menambah beban para pekerja. Selain itu, kurangnya perlindungan sosial, seperti jaminan kesehatan yang tidak memadai, serta lemahnya penegakan hukum memperkuat kondisi precarization atau suatu kerentanan struktural yang terus dialami oleh pekerja. Di sisi lain, keterbatasan sumber daya negara juga menjadi penghambat dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif yang potensial, di mana banyak pekerja terjebak dalam tekanan produktivitas tanpa disertai perlindungan hak yang memadai. Dalam konteks ini, generasi muda, termasuk kader-kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dinamika pasar kerja yang semakin eksploitatif. Generasi ini kerap menghadapi kontradiksi antara ekspektasi tinggi terhadap produktivitas dan inovasi dengan realitas kerja yang penuh ketidakpastian. Banyak dari mereka terjebak dalam sistem kerja fleksibel yang eksploitatif, seperti tuntutan kerja tanpa batas waktu dan kontrak sementara tanpa jaminan sosial yang memadai. Akibatnya, kondisi precarization semakin mengakar. Bagi kader GMNI, yang memiliki semangat juang dan idealisme tinggi untuk memperjuangkan keadilan sosial, situasi ini menjadi ironi. Di satu sisi, mereka harus tetap produktif meskipun kondisi kerja tidak mendukung, sementara di sisi lain mereka memikul tanggung jawab moral untuk terus memperjuangkan aspirasi kolektif para pekerja. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga dapat mengikis potensi intelektual, semangat juang, serta daya transformasi generasi muda dalam menciptakan struktur sosial yang lebih adil. Oleh karena itu, peran negara menjadi sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang konkret dan menyeluruh. Kebijakan ini harus memastikan pemenuhan hak-hak dasar pekerja, termasuk perlindungan sosial yang layak, serta penegakan regulasi yang konsisten untuk mengurangi ketimpangan dan menghentikan eksploitasi dalam sistem kerja fleksibel. Tanpa langkah nyata tersebut, ketimpangan struktural di pasar tenaga kerja akan terus menjadi ancaman bagi masa depan generasi muda dan stabilitas tatanan sosial secara keseluruhan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini