Jadilah Millenial Cerdas! Nih 5 Cara Kece Agar Terhindar dari Hoax

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Belakangan kita sering disibukkan dengan informasi hoax yang beredar cepat. Hoax benar-benar menjadi ancaman yang nyata bagi sebuah negara, termasuk Indonesia.

Bahkan, informasi hoax saat ini bisa mengancam persatuan dan kesatuan NKRI sehingga menjadi masalah nasional yang harus diselesaikan bersama.

Beberapa waktu lalu, Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Rosarita Niken Widiastuti sempat menyebutkan dua penyebab berkembangnya hoax dengan cepat di Indonesia yaitu jumlah telepon seluler yang melebihi penduduk dan banyaknya group WhatsApp.

Dia menuturkan, menurut survei pengguna internet di Indonesia terbanyak adalah generasi milenial yang mencapai 56 persen. Namun yang lebih dahsyat adalah jumlah perangkat telepon seluler saat ini lebih banyak dari jumlah penduduk Indonesia.

“Ini menjadi peluang besar tersebarnya kabar bohong (hoax) jika masyarakat tidak cerdas,” kata Rosarita di Kuta, Bali, Sabtu 8 Juni 2019.

Nah, sebagai khususnya para kaum millenial yang disebut-sebut paling banyak menggunakan gadget. Kalian harus cerdas dalam menggunakan media sosial.

Gimana caranya? Berikut tips terhindar dari hoax supaya jadi millenial cerdas:

1. Baca secara menyeluruh

Bacalah secara menyeluruh isi berita, tak sedikit berita hoaks yang menggunakan judul sensasional yang provokatif. Isinya pun bisa diambil dari berita media resmi, hanya saja diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat hoax.

2. Cek sumbernya

Apabila menjumpai berita denga judul provokatif, mengecek sumbernya. Misalnya dengan mencari referensi berita serupa dari situs online resmi. Kemudian bandingkanlah isinya, apakah sama atau berbeda. Dengan demikian, setidaknya Anda sebabagi pembaca bisa memperoleh kesimpulan yang lebih berimbang.

3. Berpikir kritis dan logis

Jangan mudah percaya begitu saja dengan berita yang tersebar di internet. Sebagai pengguna, kalian juga harus skeptis. Sebab di era teknologi digital saat ini , semua konten baik, teks, foto, dan video bisa dimanipulasi.

4. Jangan buru-buru sharing

Dan, yang perlu diingat adalah ketika kalian masih ragu akan kebenaran berita yang didapat. Ada perlunya kalian jangan terburu-buru untuk menyebarkan berita tersebut. Bisa-bisa kalian disebut sebagai penyebar hoax.

5. Ikut serta grup diskusi anti-hoax

Di Facebook terdapat sejumlah fanpage dan grup diskusi anti hoax, misalnya Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci.

Siapapun bisa ikut bertanya apakah suatu informasi merupakan hoax atau bukan, sekaligus melihat klarifikasi yang sudah diberikan oleh orang lain.

Nah, bagi pengguna internet yang menemukan berita atau informasi hoax, bisa melaporkan hoax tersebut melalui sarana yang tersedia di masing-masing media.

Untuk media sosial Facebook, gunakan fitur Report Status dan kategorikan informasi hoax sebagai hatespeech/harrasment/rude/threatening, atau kategori lain yang sesuai.

Untuk Google, bisa menggunakan fitur feedback untuk melaporkan situs dari hasil pencarian apabila mengandung informasi palsu. Twitter memiliki fitur Report Tweet untuk melaporkan twit yang negatif, demikian juga dengan Instagram.

Selain itu, bisa juga mengadukan konten negatif ke Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan melayangkan e-mail ke alamat [email protected].

Masyarakat Indonesia Anti Hoax juga menyediakan laman data.turnbackhoax.id untuk menampung aduan hoax dari netizen. TurnBackHoax sekaligus berfungsi sebagai database berisi referensi berita hoax.

Berita Terbaru

Di Era Pemerintahan Presiden Prabowo, Korban Judol Diberikan Perawatan Intensif di RSCM

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat mengumumankan adanya inisiatif baru dalam upaya menangani dampak sosial dan psikologis...
- Advertisement -

Baca berita yang ini