Inilah Alasan Andrew Garfield Gagal Casting di Disney ‘Chronicles of Narnia’

Baca Juga

MATA INDONESIA, LOS ANGELES – Baru-baru ini Andrew Garfield menceritakan casting pertamanya di Disney untuk franchise film ‘The Chronicles of Narnia’. Namun tampaknya saat itu ia merasa putus asa karena telah gagal.

Melansir dari Variety, Andrew Garfield baru menceritakan tentang perjalanan kariernya melalui sebuah acara Entertainment Tonight. Ia berkata bahwa dirinya saat memulai karir di Hollywood sangat ingin bergabung dalam film franchise ‘Chronicles of Narnia’ sebagai Pangeran Caspian.

“Saya ingat saya sangat putus asa. Saya mengikuti audisi untuk Pangeran Caspian di ‘The Chronicles of Narnia’ dan saya berpikir ‘aku bisa, aku bisa’,” ujar Andrew.

Namun Andrew gagal dan Ben Barnes yang lolos dalam proses casting. Andrew sempat berpikir bahwa tim casting tak memilih dirinya dengan alasan penampilannya yang tak ‘cukup tampan’.

“Dan aktor tampan dan brilian Ben Barnes akhirnya mendapatkan peran itu. Saya pikir itu tergantung pada saya dan dia, dan saya ingat saya (begitu) terobsesi (saat itu),” lanjutnya.

Andrew berkata bahwa Ben Barnes merupakan pria yang sangat berbakat dan tampan. Hal tersebut tentu buat pemeran ‘The Amazing Spider-Man’ ini merasa minder.

Namun gak menyerah begitu saja, Andrew akhirnya memulai aktingnya dengan peran utama dalam drama ‘Boy A’ pada 2007 saat dua film ‘Chronicles of Narnia’ pertama dibuat dan dirilis. Kini ia telah sukses memerankan film ‘The Amazing Spider-Man’ sebagai Peter Parker dan Spider-Man.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Membongkar Hegemoni Digital: BEM Nusantara DIY Rumuskan Arah Gerakan Mahasiswa di Era AI

Mata Indonesia, Yogyakarta - BEM Nusantara Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) resmi melakukan regenerasi kepemimpinan melalui rangkaian Seminar Nasional dan Temu Daerah yang berlangsung di Kampus Institut Teknologi Yogyakarta (ITY) pada Jumat, 28 November 2025. Kegiatan bertema “Kepemimpinan Pemuda di Era AI: Membongkar Hegemoni Digital, Merumuskan Digital Resistance, dan Mengukur Kedaulatan Moral Gerakan Mahasiswa” ini menjadi momentum penting untuk meneguhkan arah baru gerakan mahasiswa di tengah cepatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini