MATA INDONESIA, MIMIKA – Spesies katak baru berhasil ditemukan di hutan sagu yang ada di Mimika, Papua. Penemuan ini berdasarkan kerjasama antara Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan South Australian Museum yang didukung PT Freeport Indonesia (PTFI).
VP Corcom PT Freeport Indonesia Riza Pratama mengatakan, spesies yang ditemukan adalah Litoria lubisi, sejenis katak pohon hijau besar yang merupakan anggota keluarga Litoria infratrenata.
“Penemuan spesies baru ini telah dipublikasikan secara resmi di jurnal internasional Zootaxa 4903 (1): 117 – 126,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu 12 Juni 2021.
Nama “lubisi” diambil dari Dr Rusdian Lubis yang waktu itu menjabat sebagai Senior VP untuk bidang lingkungan dan keselamatan kerja.
Penemuan spesies ini pun telah menambah daftar panjang penemuan spesies baru di area kerja PTFI sejak penelitian keanekaragaman hayati dilakukan pada 1997.
Environmental Senior Manager PTFI Gesang Setyadi juga menambahkan bahwa penemuan spesies baru ini sekali lagi menunjukkan keanekaragaman hayati di area kerja PTFI.
“Area kerja PTFI masih menyimpan potensi kekayaan flora dan fauna yang belum dapat dipelajari secara menyeluruh. Untuk itu, PTFI selalu menjalankan kebijakan lingkungan yang salah satunya adalah berkontribusi dalam konservasi keanekaragaman hayati,” katanya.
Katak tersebut memiliki fisik yang cukup unik karena ukurannya yang cenderung besar dan panjangnya dapat mencapai 70 mm. Katak ini juga terlihat kuat dan memiliki warna yang lebih mencolok dibandingkan dengan katak hijau lainnya.
Katak yang hidup di dataran rendah ini juga memiliki mulut yang lebar dengan masing-masing kerangka gigi terdiri dari 10 gigi kecil dengan garis rahang yang tidak begitu tegas pada permukaan kulitnya.
Katak ini memiliki tiga selaput memanjang di antara keempat jarinya, dengan bentuk kaki memanjang yang memperkokoh genggaman dan cengkeramannya.
Bagian tubuh hewan ini meliputi beberapa warna, terdiri dari warna kuning di bagian bawah badan dan ujung jari kaki, warna biru pucat di sepanjang lipatan kulit, serta warna cokelat kemerahan pada beberapa garis di bagian perut dan selaput kaki.
Selain bermitra dengan LIPI, PTFI juga secara rutin berkolaborasi dengan Natural History Museum of United Kingdom (NHMUK), South Australian Masters Athletics (SAMA) of Adelaide, dan University of Papua New Guinea (UPNG). Hal ini dilakukan untuk memperkaya khazanah keanekaragaman hayati di tanah Papua.