Hati-hati Gaes! Ini 7 Tanda Seseorang Berbohong Kepada Kamu

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tidak ada manusia yang suka dibohongi, setiap orang pasti lebih menyukai seseorang yang jujur dan apa adanya. Namun, terkadang kita sering tertipu dengan seseorang yang nyatanya sedang berbohong atau memang seorang pembohong.

Menurut Lillian Glass seorang analisis dan pakar bahasa tubuh yang juga seorang penulis buku berjudul “The Body Language of Liars” menjelaskan, untuk memahami seseorang berbohong atau tidak, harus mengetahui dulu kebiasaan orang tersebut dan tidak juga mudah menyimpulkan dengan cepat.

Berikut tanda-tandanya orang berbohong yang perlu kalian ketahui:

1. Mengubah posisi kepala dengan cepat

Jika melihat seseorang yang tiba-tiba menggerakan kelapanya dengan ritme cepat saat diberikan sebuah pertanyaan, kemungkinan besar ia sedang berbohong kepada lawan bicaranya. Tanda ini sering terjadi tepat sebelum seseorang menanggapai sebuah pertanyaan.

“Kepala seakan ditarik ke belakang, ditundukkan ke bawah atau dimiringkan ke samping,” kata Glass.

2. Napas berubah-ubah

Menurut Glass, ketika ada seseorang yang sedang berbohong maka secara otomatis orang tersebut akan mengeluarkan napas yang berat. Ketika napas berubah-ubah, dengan refleks bahunya akan naik dan terjadi perubahan pada suara yang cenderung terdengar berat.

Glass mengatakan, “Intinya, orang tersebut hampir kehabisan napas karena detak jantung dan aliran darah berubah, ini terjadi ketika seseorang merasa gugup dan tegang saat sedang berbohong.”

3. Tidak melakukan gerakan

Merasa gugup pada kencan pertama itu sudah menjadi hal yang biasa sehingga minim gerakan yang dilakukan. Tapi, ketik melihat lawan bicara lebih banyak diam dan kaku juga perlu dicurigai.

“Saat Anda berbicara dan memulai percakapan normal merupakan wajar menggerakan tubuh dengan rileks dan lembut. Tapi kalau Anda melihat lawan bicara bersikap kaku dan tiba-tiba membisu tanpa gerakan, hal itu merupakan tanda peringatan bahwa ada yang tidak beres dengan lawan bicara Anda,” jelas Glass.

4. Mengulang kata

Pengulangan kata bisa terjadi untuk meyakinkan lawan bicara dan dirinya sendiri, seperti kata, “Bukan saya… bukan saya…,” yang dilakukan berulangkali.

Pengulangan kata juga salah satu cara mengulur waktu, agar mereka yang berbohong bisa mengumpulkan ide untuk beralasan.

5. Terlau banyak bicara yang tidak penting

Seorang yang berbohong akan berbicara lebih banyak karena ia percaya dengan memberi keterbukaan kepada lawan bicara, maka ia akan mudah dipercayai.

“Ketika seseorang terus-menerus memberikan informasi yang tidak penting dengan rincian yang berlebihan, ada kemungkinan yang besar bahwa ia sedang tidak mengatakan yang sebenarya,” tulis Glass pada bukunya.

6. Menutup bibir ke dalam mulut

Tanda seseorang brbohong selanjutnya dengan menutup bibirnya ke dalam mulut.

“Ketika seseorang menutup bibirnya ke dalam mulut itu mengartikan bahwa orang tersebut tidak mengungkapkan permasalahan yang sebenarnya,” kata Glass.

7. Menatap tanpa berkedip

Ketika seseorang berbohong sudah biasa akan memutuskan kontak mata dengan lawan bicaranya, tetapi berbedea dengan seorang pembohong yang mampu mempertahankan kontak mata untuk menipu lawan bicaranya.

Menurut Glass, “Saat seseorang mengatakan yang sebenarnya, kadang sebagian besar akan mengalihkan pandangan atau memalingkan wajah, namun berbeda dengan seorang pembohong yang akan menatap dengan dingin dan mantap untuk mengintimidasi atau sekadar mengendalikan lawan bicaranya.”

Tanda lain yang harus juga diperhatikan adalah ketika seseorang berkedip dengan cepat. (Anita Rahim)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Waspada Hoaks OPM, TNI : Rumah Bupati Puncak yang Dibakar Bukan PosMiliter

Oleh: Loa Murib Kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menunjukkan pola lama merekadalam menutupi aksi brutal yang dilakukan terhadap masyarakat sipil. Dalam upayamembenarkan tindak kekerasan, OPM menyebarkan disinformasi bahwa rumah milik BupatiPuncak dan kantor Distrik Omukia yang mereka bakar di Papua Tengah merupakan pos militeryang digunakan oleh TNI. Tuduhan tersebut segera dibantah secara resmi oleh pihak militer danterbukti tidak memiliki dasar fakta. TNI melalui Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Infanteri CandraKurniawan, memberikan klarifikasi bahwa bangunan yang dibakar oleh OPM tidak difungsikansebagai markas militer. Tindakan pembakaran itu murni merupakan aksi kriminal yang disengajauntuk menciptakan ketakutan, mengganggu ketertiban umum, dan mencoreng wibawa negara di mata masyarakat Papua. Bantahan ini menjadi penegasan bahwa OPM kembali menggunakanstrategi disinformasi untuk mengaburkan realitas dan membangun opini publik yang menyesatkan. Disinformasi semacam ini memperjelas bahwa OPM tidak hanya mengandalkan kekerasanbersenjata, tetapi juga propaganda informasi sebagai instrumen perlawanan mereka. Merekamenciptakan narasi seolah-olah aparat keamanan adalah pihak yang menyebabkan keresahan, padahal masyarakat sipil justru menjadi korban utama dari aksi teror yang dilakukan olehkelompok tersebut. Manipulasi informasi yang dilakukan OPM jelas bertujuan untuk merusakkepercayaan publik terhadap negara dan aparat keamanan. Kejadian yang menimpa Kabupaten Yahukimo menjadi contoh konkret betapa kejamnya aksiOPM. Dalam serangan yang dilakukan belum lama ini, seorang pegawai honorer PemerintahKabupaten Yahukimo tewas akibat kekerasan yang mereka lakukan. Insiden ini menunjukkanbahwa OPM telah melampaui batas kemanusiaan dan menjadikan nyawa warga sipil sebagai alattawar dalam narasi perjuangan mereka yang keliru. Merespons insiden tersebut, aparat gabungan dari Satgas Operasi Damai Cartenz bergerak cepatbegitu mendapat laporan dari jajaran Polres Yahukimo. Tim langsung turun ke lokasi kejadian, melakukan evakuasi korban ke RSUD Dekai, mengamankan tempat kejadian perkara, sertamengumpulkan bukti-bukti untuk mengungkap pelaku. Kecepatan ini menunjukkan bahwanegara tidak tinggal diam dalam menjamin perlindungan bagi rakyat, dan siap menghadapisegala bentuk teror yang mengancam stabilitas wilayah. Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, menegaskan bahwaseluruh aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok separatis akan ditindak secara tegas sesuaihukum. Penegakan hukum ini bukan hanya penting untuk memberikan keadilan bagi para korban, tetapi juga menjadi pernyataan tegas bahwa kekuatan bersenjata tidak akan dibiarkanmerusak keutuhan dan kedamaian di Papua. Kekejaman OPM, yang ditunjukkan melalui aksi pembakaran, pembunuhan, serta provokasiberulang, memperlihatkan bahwa kelompok ini bukanlah representasi perjuangan rakyat Papua. Sebaliknya, mereka adalah ancaman nyata yang menghalangi pembangunan dan menimbulkanketakutan di tengah masyarakat. Klaim mereka sebagai pembebas Papua tidak sejalan dengankenyataan bahwa mereka justru memperparah penderitaan rakyat melalui aksi-aksi brutal yang dilakukan. Kasatgas Humas Damai Cartenz, Kombes Pol Yusuf Sutejo, mengimbau masyarakat untuk tidakterprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi. Ia menegaskan bahwa perlindunganterhadap masyarakat sipil menjadi prioritas utama. Dalam situasi seperti ini, partisipasi aktif dariwarga untuk melaporkan aktivitas mencurigakan di lingkungannya menjadi elemen pentingdalam menjaga keamanan. Negara juga terus menunjukkan komitmennya untuk hadir tidak hanya melalui pendekatankeamanan, tetapi juga melalui pembangunan yang merata dan berkelanjutan. Berbagai program pembangunan infrastruktur, kesehatan, pendidikan, serta pemberdayaan ekonomi telahdigulirkan sebagai bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan rakyat Papua. Kehadiran negara di Papua bukanlah dalam bentuk represi, tetapi dalam wujud pelayanan danpemberdayaan. Narasi OPM yang menyebut Papua berada dalam penjajahan adalah bentuk manipulasi sejarah. Papua merupakan bagian sah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan hal itu telahditegaskan melalui proses hukum dan politik yang diakui secara nasional maupun internasional. Setiap upaya untuk memisahkan diri dari Indonesia, apalagi melalui kekerasan bersenjata danpropaganda menyesatkan, merupakan pelanggaran terhadap konstitusi yang harus ditindak tegas. Kesadaran masyarakat Papua akan pentingnya perdamaian kini semakin menguat. Kolaborasiantara tokoh adat, tokoh agama, dan masyarakat sipil dalam menjaga ketertiban dan menolakaksi kekerasan menjadi sinyal kuat bahwa Papua ingin maju bersama dalam bingkai NKRI. Kekuatan kolektif masyarakat ini menjadi benteng terdepan dalam menangkal pengaruh burukdari kelompok separatis. Mengecam tindakan keji OPM dan membongkar propaganda mereka bukan semata-matatanggung jawab aparat keamanan. Ini adalah kewajiban moral seluruh rakyat Indonesia dalammenjaga keutuhan bangsa dan memperjuangkan masa depan Papua yang aman dan sejahtera. Sudah terlalu banyak korban yang jatuh akibat disinformasi dan kekerasan yang dibungkusdengan dalih perjuangan. Penegakan hukum, pendekatan informasi yang jernih, serta pembangunan yang inklusif harusterus diperkuat untuk mengikis pengaruh kelompok separatis. Dengan semangat kebersamaandan kehadiran negara yang nyata,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini