MATA INDONESIA, JAKARTA – Anak zaman now mungkin tidak mengenal Harry Rusli, tetapi pasti paham dengan Mang Saswi yang pernah menjadi muridnya. Namun, Djauhar Zaharsyah Fachrudin Roesli yang biasa dipanggil Kang Harry itu bukan orang sembarangan, dia adalah tokoh musik eksperimental Indonesia.
Jiwa seninya mungkin diturunkan sang kakek Marah Rusli sastrawan legendaris dengan karya abadinya “Siti Nurbaya.”
Berbeda dengan kakeknya, Kang Harry lebih menggeluti musik dibandingkan karya sastra. Namun, bisa dipastikan anak zaman now tidak bakal suka dengan warna musiknya.
Itu karena musik-musik Kang Harry adalah musik eksperimental. Dia senang sekali menyampurkan musik tradisional dengan musik modern, namun Kang Harry tidak menggunakan campuran musik tersebut untuk memainkan lagu yang sudah populer.
Kang Harry justru menggubah sendiri lagunya dan lagi-lagi warnanya adalah musik eksperimental yang tidak nyaman buat kuping orang-orang awam.
Tetapi bagi Sasongko Wijanarko, nama lengkap Mang Saswi, Harry Rusli bukan saja mengenalkannya kepada musik eksperimental melalui DKSB (Depot Kreasi Seni Bandung) tetapi membuka jalan ke dunia enterainment hingga bertemu Sule dalam sebuah program televisi.
Itu juga yang dialami Didi Widiatmoko dengan nama panggung Didi Petet, diberi jalan Harry Rusli ke dunia teater hingga mengantarnya menjadi aktor ternama.
Begitulah Kang Harry sangat serius menggeluti seni musik hingga bergelar guru besar psikologi musik, tetapi memiliki pergaulan yang luas sehingga sering dimanfaatkan orang-orang dekatnya untuk mengembangkan karir.