Gak Cuma Nirina Zubir, 5 Seleb Ini Bermasalah dengan ART-nya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kabar mengenai keluarga Nirina Zubir menjadi korban mafia tanah menjadi sorotan  netizen. Pada Rabu (17/11/2021), Nirina Zubir bersama kakak dan adiknya membuat konferensi pers yang menyatakan telah menjadi korban mafia tanah oleh asisten rumah tangganya.

Dalam konferensi pers yang digelar di kawasan Antasari, Jakarta Selatan, Nirina Zubir pun membeberkan awal mula kejadian kurang menyenangkan yang menimpa keluarganya. Wanita kelahiran 12 Maret 1980 ini mengungkapkan jika ia diberi pesan untuk mencari surat-surat tanah yang dikira hilang oleh mendiang ibunya.

Bukan hanya Nirina Zubir saja yang pernah mengalami permasalahan dengan ART. Beberapa selebriti diketahui juga sempat terlibat perselisihan dengan sang ART. Berikut ini beberapa artis yang pernah mengalami permasalahan dengan ART.

  1. Via Vallen

Pedangdut Via Vallen rupanya pernah membagikan pengalaman kurang menyenangkan soal asisten rumah tangganya. Pada 2019 lalu, melalui akun Instagram pribadinya Via Vallen mengungkapkan jika sang ART kedapatan beberapa kali menggunakan barang-barang serta pakaian miliknya tanpa izin.

Bukan hanya itu, Via Vallen juga mengaku jika sang mantan ARTnya kerap membawa barang dari rumahnya yang bukan hak termasuk uang.

“Temen2 aku mau share pengalamanku tentang Art dirumah. Dia masih muda, rajin juga. Tapi belakangan kebongkar kalo selama ini diem2 dia sering pake baju akuu, baju tidur aku bahkan daleman aku juga. Pernah di tegur sama orang rumah alesannya “ emg sama ama punya mba’ via, beli di online “ Tapi tiap disuruh nyari baju dia dan baju aku yg katanya kembar sama punya aku. Dia selalu ngeles alesan ini itu . Dia juga sering bawa barang dari rumahku yang bukan haknya, bahkan uang juga ( fyi dirumahku sering banget kejadian uang hilang)” tulisnya

2. Dewi Perssik

Bukan hanya Via Vallen saja, pedangdut Dewi Perssik juga pernah merasa ditipu oleh asisten rumah tangganya yang bernama Oliv. Dipekerjakan karena merasa iba dengan kondisi Oliv yang membutuhkan uang untuk membiayai anak yang sakit dan kebutuhan uang sekolah. Namun, baru dua bulan bekerja, Dewi Perssik telah dibuat kesal.

“Ya Allah, untuk yang keseribu kali berbuat baik salah tidak berbuat baik lebih salah. Ini adalah oliv. Di mana oliv ini adalah ART saya yang sudah hampir dua bulan kerja dengan saya. Dia memohon minta tolong untuk kerja dengan modus anak sakit dan biaya sekolah anak. Sekarang kabur dari rumah. Hati-hati dengan orang ini karena orang ini sangat berbahaya, dia menipu dengan menjual nama saya dan suami saya untuk mendapatkan empati dan juga uang dari target,” ujar Dewi Perssik dalam akun Instagram pribadinya.

3. Bunga Zainal

Bunga Zainal juga sempat merasa kesal dengan asisten rumah tangga yang bekerja dirumahnya. Bahkan, dalam media sosial pribadinya, Bunga Zainal menyebut jika sang ART justru bertingkah bak majikan dan tak bisa melakukan pekerjaan apapun.

Dirinya mengambil asisten rumah tangga dari salah satu orang yang kemungkinan seorang penyalur. Tentu saja ART tersebut diharapkan bisa bekerja dengan baik sesuai yang dijanjikan.

“Gak bisa masak gpp deh yg penting bisa kerja beberes rumah bantu in mbak lain yg kerja di rumah gw. Tapi dari pertama datang gw tanya biasa kerja gak? Jawab nya bisa, udah pernah kerja kan? Jawab nya udah ! Dan berarti gw berfikir bisa kerja lah,” ujarnya.

Bunga Zainal pun memilih untuk melakukan beberapa pekerjaan sebagai tes. Tak hanya itu, ia juga menjelaskan peraturan yang berada dirumahnya. Namun, setelah menjalani tes, rupanya sang ART tidak bisa melakukan banyak hal dan susah mengerti.

“Cuma beberapa hari gue tes suruh ini itu dan ajarin dia peraturan di rumah gue kayak apa aja kok nggak paham-paham. Ditanya enggak jawab, sekali jawab bilangnya nggak bisa. Gw sabar sabarin lah, gw pikir mungkin belum terbiasa yekan (masih baekkk nii) terus tadi yang bikin gw emosikkk adalah begitu gw sibuk di dapur siapin masak buat makan malem, die cuma liatin gw tanpa ada kesadaran mau dibantuin atau apa!” lanjutnya.

4. Cut Meyriska

Melalui media sosial pribadinya, beberapa waktu lalu Cut Meyriska juga sempat mengutarakan kekesalannya terhadap asisten rumah tangganya terutama sang babysitter. Pasalnya, sang pengasuh bayi Roger Danuarta dan Cut Meyriska tersebut kurang berpengalaman.

Meyriska pun mengungkapkan beberapa hal yang ia ketahui, mulai dari sang anak, Shaquille dibiarkan jatuh hingga membuat makanan dari nasi yang telah basi.

“Shaquille kan udah bisa ngerakak ditinggalin di dipan, dipan kecil, ditinggal di situ dia taruh di situ dan dia pergi alhasil jatoh kena bangku.Dia sempet bikin makanan yang (bikin) Shaquille muntah, suamiku coba dan asin parah banget, dan dia buat bubur dari nasi bekas kemarin. Aku nggak tahu dia orangnya gimana apa dia polos nggak ada pengalaman jadi ngasal aja, tapi dia nasi bekas aja nggak mau makan,” ujar Cut Meyriska dalam channel YouTubenya.

Karena hal ini pula sang anak pun sempat mendapat perawatan di rumah sakit karena mengalami gangguan pencernaan.

Reporter : Nabila Kuntum Khaira Umma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Waspada Hoaks OPM, TNI : Rumah Bupati Puncak yang Dibakar Bukan PosMiliter

Oleh: Loa Murib Kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menunjukkan pola lama merekadalam menutupi aksi brutal yang dilakukan terhadap masyarakat sipil. Dalam upayamembenarkan tindak kekerasan, OPM menyebarkan disinformasi bahwa rumah milik BupatiPuncak dan kantor Distrik Omukia yang mereka bakar di Papua Tengah merupakan pos militeryang digunakan oleh TNI. Tuduhan tersebut segera dibantah secara resmi oleh pihak militer danterbukti tidak memiliki dasar fakta. TNI melalui Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Infanteri CandraKurniawan, memberikan klarifikasi bahwa bangunan yang dibakar oleh OPM tidak difungsikansebagai markas militer. Tindakan pembakaran itu murni merupakan aksi kriminal yang disengajauntuk menciptakan ketakutan, mengganggu ketertiban umum, dan mencoreng wibawa negara di mata masyarakat Papua. Bantahan ini menjadi penegasan bahwa OPM kembali menggunakanstrategi disinformasi untuk mengaburkan realitas dan membangun opini publik yang menyesatkan. Disinformasi semacam ini memperjelas bahwa OPM tidak hanya mengandalkan kekerasanbersenjata, tetapi juga propaganda informasi sebagai instrumen perlawanan mereka. Merekamenciptakan narasi seolah-olah aparat keamanan adalah pihak yang menyebabkan keresahan, padahal masyarakat sipil justru menjadi korban utama dari aksi teror yang dilakukan olehkelompok tersebut. Manipulasi informasi yang dilakukan OPM jelas bertujuan untuk merusakkepercayaan publik terhadap negara dan aparat keamanan. Kejadian yang menimpa Kabupaten Yahukimo menjadi contoh konkret betapa kejamnya aksiOPM. Dalam serangan yang dilakukan belum lama ini, seorang pegawai honorer PemerintahKabupaten Yahukimo tewas akibat kekerasan yang mereka lakukan. Insiden ini menunjukkanbahwa OPM telah melampaui batas kemanusiaan dan menjadikan nyawa warga sipil sebagai alattawar dalam narasi perjuangan mereka yang keliru. Merespons insiden tersebut, aparat gabungan dari Satgas Operasi Damai Cartenz bergerak cepatbegitu mendapat laporan dari jajaran Polres Yahukimo. Tim langsung turun ke lokasi kejadian, melakukan evakuasi korban ke RSUD Dekai, mengamankan tempat kejadian perkara, sertamengumpulkan bukti-bukti untuk mengungkap pelaku. Kecepatan ini menunjukkan bahwanegara tidak tinggal diam dalam menjamin perlindungan bagi rakyat, dan siap menghadapisegala bentuk teror yang mengancam stabilitas wilayah. Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, menegaskan bahwaseluruh aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok separatis akan ditindak secara tegas sesuaihukum. Penegakan hukum ini bukan hanya penting untuk memberikan keadilan bagi para korban, tetapi juga menjadi pernyataan tegas bahwa kekuatan bersenjata tidak akan dibiarkanmerusak keutuhan dan kedamaian di Papua. Kekejaman OPM, yang ditunjukkan melalui aksi pembakaran, pembunuhan, serta provokasiberulang, memperlihatkan bahwa kelompok ini bukanlah representasi perjuangan rakyat Papua. Sebaliknya, mereka adalah ancaman nyata yang menghalangi pembangunan dan menimbulkanketakutan di tengah masyarakat. Klaim mereka sebagai pembebas Papua tidak sejalan dengankenyataan bahwa mereka justru memperparah penderitaan rakyat melalui aksi-aksi brutal yang dilakukan. Kasatgas Humas Damai Cartenz, Kombes Pol Yusuf Sutejo, mengimbau masyarakat untuk tidakterprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi. Ia menegaskan bahwa perlindunganterhadap masyarakat sipil menjadi prioritas utama. Dalam situasi seperti ini, partisipasi aktif dariwarga untuk melaporkan aktivitas mencurigakan di lingkungannya menjadi elemen pentingdalam menjaga keamanan. Negara juga terus menunjukkan komitmennya untuk hadir tidak hanya melalui pendekatankeamanan, tetapi juga melalui pembangunan yang merata dan berkelanjutan. Berbagai program pembangunan infrastruktur, kesehatan, pendidikan, serta pemberdayaan ekonomi telahdigulirkan sebagai bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan rakyat Papua. Kehadiran negara di Papua bukanlah dalam bentuk represi, tetapi dalam wujud pelayanan danpemberdayaan. Narasi OPM yang menyebut Papua berada dalam penjajahan adalah bentuk manipulasi sejarah. Papua merupakan bagian sah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan hal itu telahditegaskan melalui proses hukum dan politik yang diakui secara nasional maupun internasional. Setiap upaya untuk memisahkan diri dari Indonesia, apalagi melalui kekerasan bersenjata danpropaganda menyesatkan, merupakan pelanggaran terhadap konstitusi yang harus ditindak tegas. Kesadaran masyarakat Papua akan pentingnya perdamaian kini semakin menguat. Kolaborasiantara tokoh adat, tokoh agama, dan masyarakat sipil dalam menjaga ketertiban dan menolakaksi kekerasan menjadi sinyal kuat bahwa Papua ingin maju bersama dalam bingkai NKRI. Kekuatan kolektif masyarakat ini menjadi benteng terdepan dalam menangkal pengaruh burukdari kelompok separatis. Mengecam tindakan keji OPM dan membongkar propaganda mereka bukan semata-matatanggung jawab aparat keamanan. Ini adalah kewajiban moral seluruh rakyat Indonesia dalammenjaga keutuhan bangsa dan memperjuangkan masa depan Papua yang aman dan sejahtera. Sudah terlalu banyak korban yang jatuh akibat disinformasi dan kekerasan yang dibungkusdengan dalih perjuangan. Penegakan hukum, pendekatan informasi yang jernih, serta pembangunan yang inklusif harusterus diperkuat untuk mengikis pengaruh kelompok separatis. Dengan semangat kebersamaandan kehadiran negara yang nyata,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini