Fetish, Gairah Seksual yang Normal atau Abnormal?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pernah dengan istilah fetish? Oke, gangguan fetish atau fetishtik adalah kelainan seksual yang menyebabkan penderitanya memiliki gairah seksual terhadap bagian tubuh non-seksual tradisional atau benda mati.

Bagian tubuh yang biasanya difetishisasi adalah kaki atau rambut. Selain anggota tubuh, ternyata ada juga benda mati yang menjadi objek fetish, biasanya sih sepatu, highheels atau pakaian dalam.

So, bila kamu merasa dirimu berada di dalamnya, maka kamu wajib waspada. Pasalnya, ini menjadi gangguan mental ketika menyebabkan penderitaan yang signifikan dan membahayakan diri sendiri atau orang lain.

Lantas apa sih Gangguan Fetisistik?

Gangguan fetishistik adalah subkategori gangguan parafilik. Parafilia adalah gairah seksual yang intens dan terus-menerus pada target atau aktivitas seksual yang tidak biasa.

Gangguan fetisisisme melibatkan penggunaan berulang atau ketergantungan pada benda mati dan/atau bagian tubuh non-seksual tradisional untuk mencapai kepuasan seksual.

Fetish seksual sering mencakup benda mati dan bagian tubuh, seperti kaki dan rambut. Objek fetish dapat menciptakan gairah seksual melalui salah satu atau semua indera, termasuk rasa, bau, atau penampilan. Seiring waktu, individu juga dapat memperoleh koleksi objek fetish yang ekstensif.

Fetish yang melibatkan benda mati terbagi dalam dua kategori umum, yakni fetish bentuk atau fetish media. Fetish bentuk berpusat pada ukuran, bentuk, dan tampilan suatu objek. Sedangkan fetish media berfokus pada tekstur atau nuansa suatu objek.

Selama masturbasi objek fetish dapat dipegang, dicicipi, dicium, atau digunakan untuk merangsang alat kelamin. Beberapa individu dengan gangguan fetisistik mungkin lebih memilih aktivitas seksual sendirian.

Biasanya objek fetish diperlukan atau sangat disukai agar gairah terjadi. Semakin eksklusif pusat gairah individu pada objek atau bagian tubuh tertentu, semakin besar kemungkinan fetisisme akan menyebabkan kesusahan dalam bentuk kecemasan atau masalah relasional. Gangguan umum yang terkait dengan gangguan fetisistik adalah disfungsi seksual ketika objek atau bagian tubuh yang diinginkan tidak ada.

Gejala Gangguan Fetisistik

Gejala utama Gangguan Fetisistik adalah gairah seksual yang berulang dan intens baik dari penggunaan benda mati atau fokus yang sangat spesifik pada bagian tubuh nongenital, bermanifestasi sebagai fantasi, dorongan, atau perilaku. Seseorang dengan Fetishistic Disorder mungkin merasa malu dan tertekan pada fokus atipikal dari hasrat seksual mereka.

Gejala gangguan fetisistik meliputi:

  • Gairah seksual yang berulang dan intens dari benda mati atau bagian tubuh nongenital, bertahan setidaknya selama 6 bulan
  • Perasaan ini menyebabkan penderitaan yang signifikan secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya
  • Objek fetish tidak terbatas pada pakaian yang digunakan dalam cross-dressing (yang akan diklasifikasikan sebagai Transvestic Disorder).
  • Objek fetish tidak terbatas pada objek atau perangkat yang dirancang khusus untuk tujuan stimulasi genital (misalnya mainan seks, seperti vibrator atau dildo).

Orang dewasa yang aktif secara seksual terkadang dapat terangsang oleh objek atau oleh bagian tubuh yang secara tradisional non-seksual, tetapi jika tidak ada fiksasi dan tekanan mental, ketertarikan ini tidak akan diklasifikasikan sebagai gangguan mental.

Apa Penyebab Fetish?

Melansir Choosing Theraphy, Fetish biasanya berkembang dengan timbulnya pubertas. Beberapa ahli teori percaya bahwa minat fetishistik muncul karena objek atau bagian tubuh yang diasosiasikan dengan pengalaman awal seseorang tentang gairah seksual atau masturbasi. Tidak ada bukti konklusif mengenai apa yang menyebabkan atau memicu gangguan fetishistik.

Dampak Gangguan Fetishistik pada Individu & Hubungan

Gangguan Fetishistik biasanya menyebabkan rasa malu dan tekanan emosional pada individu yang mengalami jenis gairah ini. Konflik internal dan ketakutan akan penilaian dapat menyebabkan isolasi dan kesulitan menemukan atau berkomunikasi secara jujur ​​dalam hubungan seksual.

Pasangan individu dengan Gangguan Fetisistik mungkin merasa tidak mampu, tidak menarik, atau khawatir tentang implikasi dari minat fetisistik.

Disfungsi seksual sering terjadi ketika objek fetisistik tidak ada. Disfungsi Ereksi (DE) atau Ejakulasi Tertunda (DE) dapat menyebabkan individu atau pasangan mencari pengobatan.

Pengobatan Gangguan Fetisistik

Terapi seks dengan terapis bersertifikat yang berspesialisasi dalam parafilia adalah bentuk pengobatan terbaik untuk gangguan fetisistik. Seorang terapis seks bersertifikat dapat menggunakan terapi perilaku kognitif (CBT) untuk mengidentifikasi dan mengubah perilaku fetisistik. CBT telah terbukti efektif untuk mengobati gangguan fetisistik dalam kombinasi dengan pengobatan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Di Era Pemerintahan Presiden Prabowo, Korban Judol Diberikan Perawatan Intensif di RSCM

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat mengumumankan adanya inisiatif baru dalam upaya menangani dampak sosial dan psikologis...
- Advertisement -

Baca berita yang ini