MATA INDONESIA, JAKARTA-Bagi kaum rebahan lowongan kerjaan ini cocok sekali. Badan Antariksa Eropa atau European Space Agency (ESA) akan membayar relawan yang bersedia berbaring di tempat tidur alias rebahan selama dua bulan untuk menjadi objek penelitian ruang angkasa. Mereka akan mendapat bayaran Rp 222.9 juta plus makan gratis.
Penelitian ini disebut Bedrest Spaceflight, yang mencoba mencari cara untuk membuat tubuh manusia tetap sehat saat berada di luar angkasa.
Bagi siapa saja yang mau rebahan di tempat tidur selama dua bulan akan ditugaskan menjadi objek penelitian untuk menguji efek perjalanan ruang angkasa pada tubuh manusia.
Penelitian dilakukan bukan di luar angkasa, melainkan di tempat simulasi yang telah disediakan oleh ESA.
Tak tanggung-tanggung, siapa saja yang bersedia rebahan di kasur akan mendapatkan bayaran 12.500 Poundsterling atau setara Rp. 222.9 juta dan makan gratis dari Badan Antariksa Eropa.
Tak hanya itu, relawan juga dapat menonton televisi dan bermain gim selama rebahan di kasur, dilansir Daily Mail. Penelitian yang dilakukan Badan Antariksa Eropa ini membutuhkan relawaan untuk menjadi simulasi penerbangan antariksa.
Mereka membutuhkan relawan sejumlah kelompok dengan total 48 orang. Bagi yang bersedia menempuh syarat ini maka diharuskan untuk rebahan di kasur selama 60 hari dengan dipandu oleh dua tim peneliti dari Prancis dan Slovenia.
Selain rebahan, relawan yang berminat diwajibkan untuk selalu berada di tempat tidur. Syarat utama adalah salah satu bahu harus menyentuh tempat tidur setiap saat.
Hal itu berlaku bahkan saat makan, kencing, dan cebok. Aktivitas itu harus dilakukan di tempat tidur selama dua bulan.
Lebih jauh lagi, relawan yang berminat akan diikat dalam sebuah mesin ‘sentrifugal’ yang akan membuat tubuh berputar. Hal ini dilakukan untuk mencoba gravitasi buatan pada manusia.
Namun tak perlu khawatir, semuanya dilakukan sambil berbaring alias rebahan. “Kami mendapat banyak permintaan relawan. Rebahan di tempat tidur memang enak, tapi jangan senang dulu” kata Jennifer Ngo-Ang, anggota ESA.
Tujuan diadakannya penelitian ini tidak hanya membantu manusia agar dapat meninggalkan planet ini namun juga menguji kemampuan bertahan hidup di luar angkasa. Di luar atmosfir bumi, seseorang masuk pada ruang hampa tanpa bobot.