MATA INDONESIA, JAKARTA – Atraksi barongsai, kue keranjang dan bagi-bagi angpao selalu mewarnai perayaan Imlek Indonesia. Apakah di Cina juga melakukan hal yang sama?
Di Cina, seluruh perayaan tersebut digabung menjadi Festival Musim Semi yang diwarnai dengan tradisi makan bersama di rumah makan setempat.
Festival itu berisi bemacam kegiatan sesuai daerah dan kota masing-masing. Prinsipnya sejumlah acara itu mengundang banyak orang, seperti pameran kuil di Beijing.
Perayaan imlek juga identik dengan ritual pulang kampung di Cina seperti layaknya Idul Fitri di Indonesia. Mereka yang bekerja di kota-kota Cina akan pulang kampung serentak.
Hal itu dilakukan karena Pemerintah Cina menetapkan banyak hari libur menjelang imlek, bahkan sejak 1 Januari buat anak sekolah. Namun bagi para pekerja libur tahun baru Cina dimulai sejak 24 Januari 2020 hingga 30 Januari 2020.
Sementara di Indonesia libur Imlek hanya satu hari. Hari libur itu ditetapkan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Seperti halnya di Indonesia orang yang sudah menikah dan bekerja di Cina juga wajib memberi angpao kepada anak-anak sebagai kepercayaan mengusir roh-roh jahat yang mendekati mereka.
Selain itu ada juga tradisi membersihkan rumah, mendekorasi rumah dengan pernak pernik imlek yang serba merah, juga makanan melambangkan 12 shio yang memiliki makna tersendiri.
Namun, Pemerintahan Beijing melarang semua perayaan imlek yang mengumpulkan orang dalam jumlah banyak pada tahun ini untuk mencegah penularan virus corona jenis baru yang sedang mewabah.
Apabila ada perubahan kebijakan terkait perkembangan epidemi tersebut maka Pemerintah Cina berjanji segera menginformasikannya ke masyarakat sehingga warga masih bisa menikmati Festival Musim Semi. (Tria Mayang Sari)