MATA INDONESIA, JAKARTA – Nina Bobo adalah lagu pengantar tidur. Saat kecil, orang tua kerap mendendangkan lagu itu setiap malam. Dengan maksud, si anak tidurnya nyenyak karena lagu ini terdengar lembut dan sangat menenangkan.
Liriknya yang sederhana pun menjadi alasan lagu ini mudah dilantunkan dan dianggap terbukti bisa membuat Anda rindu momen di-Nina Bobo-in orangtua Anda. Begini liriknya, “Nina Bobo… Oh… Nina Bobo… Kalau tidak bobo, digigit nyamuk”.
Ada beberapa versi kisah mengenai lagu ini, namun semuanya bermuara pada hal yang sama. Konon, Nina adalah sapaan sayang seorang anak blasteran Belanda Indonesia. Nama aslinya adalah Helenia Mustika van Rodjnik. Ia lahir pada 1871, namun tidak diketahui pasti tanggal dan bulan lahirnya.
Ayah Nina adalah seorang musisi dan komposer klasik, sementara ibunya adalah seorang penari Jawa. Helenia adalah satu-satunya anak yang mereka miliki, karena itu ia sangat disayangi.
Helenina kerap kali mengalami sulit tidur setiap malamnya. Inilah yang membuat kedua orangnya mencari berbagai cara supaya Helenina bisa tenang dan tidur dengan mudah. Salah satunya menciptakan senandung dengan irama tenang dengan maksud supaya Helenina juga bisa ikut tenang.
Hingga akhirnya, diperolehlah lirik berjudul Nina Bobo yang ditambahi dengan kalimat untuk menakut-nakuti ‘digigit nyamuk’ lantaran di rumah mereka memang banyak nyamuk.
Kemudian, muncullah kejadian tragis yang menimpa keluarga itu pada tahun 1875. Helenia tiba-tiba sakit keras. Tubuhnya yang masih mungil lagi rapuh terus-terus mengalami demam. Segala cara ditempuh, setiap jenis obat dicoba. Hasilnya nihil, Helenia tetap sakit. Kondisi Helenia yang sakit-sakitan terus berlangsung selama 3 tahun.
Selama itu pula sang ibu dengan setia mendendangkan lagu Nina Bobo. Sebab hanya dengan itu sana anak bisa pulas, lupa sejenak dari sakit yang dideritanya. Hingga pada 1878, tidak ada lagi suara tangis di malam hari. Sebab, Helenia, di usianya yang baru 6 tahun, meninggal dunia karena sakitnya itu. Sepekan setelah Helenia meninggal, Van Rodjnik, sang ayah, mulai merasakan keanehan. Ia kerap mendengar istrinya bernyanyi Nina Bobo di kamar mandi.
Sejak peristiwa itu, karena sedih dan merasa kehilangan, ibunya kerap menyanyikan lagu Nina Bobo selama bertahun-tahun, hingga meninggal dunia di tahun 1929. Setelah kematian Mustika dan Helenina, Kapten Van Rodjnik tinggal sendirian di kediamannya.
Puncaknya pada suatu malam, Kapten Van Rodjnik mendengar tangisan suara anak kecil lagi. Namun, dia tidak peduli dan langsung tidur. Karena diabaikan, Kapten Van Rodjnik dibangunkan oleh tangan anak kecil berumur enam tahun yang menangis.
Diceritakan, anak tersebut membangunkan Kapten Van Rodjnik sambil mengatakan, “Papa…. Kok papa nggak menyanyikan lagu lagi buat Nina?”
Setelah malam itu, pikiran Kapten Van Rodjnik jadi terganggu. Akhirnya, dia selalu menyanyikan lagu Nina Bobo sendirian di kamarnya tiap malam, sampai meninggal.
Cerita itu sama sekali tidak memiliki dasar kuat, namun direproduksi terus-menerus hingga menjadi legenda urban yang diyakini kebenarannya.
Reporter : Mala Komala