Pengakuan Mantan Direktur Mossad untuk Hancurkan Iran

Baca Juga

MATA INDONESIA, TEL AVIV –Yossi Cohen adalah Kepala Badan Intelijen Israel, Mossad tahun 2016 – 2021. Ia sudah pensiun sebagai agen intelijen Israel. Ia dikenal dekat dengan mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Cohen diangkat sebagai kepala Mossad pada akhir 2015 oleh Netanyahu. Cohen bukan orang baru di badan intelijen Israel. Dia bergabung dengan lembaga tersebut pada 1982 setelah mengenyam pendidikan sarjana di London, Inggris.

Cohen lahir di Yerusalem pada tahun 1961. Sosok yang berumur 60 tahun ini sudah menikah dan dikaruniai dengan empat anak dan satu cucu. Ia adalah sosok yang religius dan penganut Yahudi yang taat. Ia lulus dari sekolah menengah Or Etzion Yeshiva di desa Merkaz Shapira.

Cohen oleh sejumlah media dijuluki Sang Model karena penampilannya flamboyan, trendi dan kekinian. Bahkan Yossi Cohen membuat gebrakan karena memilih dekat dengan media massa. Hal ini juga belum pernah terjadi di masa bos Mossad sebelumnya.

Belum lama ini kepada wartawan Ilana Dayan dalam program dokumenter Uvda yang disiarkan oleh televisi Israel Channel 12, Cohen justru buka-bukaan soal operasi intelijen yang dilakukan Mossad kepada Iran. Ia juga mengaku punya ratusan paspor.

Operasi intelijen yang dilakukan Mossad menurut Cohen adalah aksi pencurian dokumen-dokumen program nuklir Iran di sebuah gudang pada 2018. Operasi tersebut berhasil memindahkan puluhan ribu dokumen dari Iran ke Israel. Selain pencurian dokumen, Mossad menurut Cohn terlibat dalam penghancuran fasilitas nuklir Iran di Natanz serta pembunuhan seorang ilmuwan nuklir Iran.

Operasi ini menurut Cohen dilakukan Mossad setelag Netanyahu mengklaim dirinya mempunyai bukti bahwa Iran sedang menciptakan senjata biologis. Sebenarnya saat itu Pemerintah Iran membantah soal temuan Israel.

Perintah tetap perintah. Netanyahu menyuruh Mossad untuk melakukan pencurian dokumen-dokumen. Proses pencurian itu ternyata cukup lama sampai dua tahun. Secara keseluruhan terdapat 20 agen Mossad yang dikerahkan di lapangan—tiada seorang pun dari mereka yang berkewarganegaraan Israel,

Cohen mengaku menyaksikan langsung ketika para agen menerobos masuk ke dalam gudang dan memmbongkar lebih dari 30 lemari besi. Saat foto foto temuan muncul di layar, mereka semua bergembira. Beruntung dalam operasi itu semua agen selamat, walau ada yang harus dijemput dari Iran.

Cohen juga menceritakan fasilitas nulir Iran di Natanz. Ia mengatakan bahwa aksi sabotase menyebabkan kebakaran di lokasi pengayaan uranium pada Juli 2020. Saat itu  Iran menuduh Israel melakukan “terorisme nuklir”.

Cohen mengaku kepada wartawan Ilana Dayan sebelum menghancurkan fasilitas nuklir ini, dia mengenal baik fasilitas yang ada di Natanz. Bahkan, Cohen mengklaim bisa mengajak Ilana Dayan ke ruang “tempat mesin pemutar sentrifugal berada”.”Mesin-mesin itu yang dipakai untuk memutar uranium. Kini ruangan itu hancur lebur,” katanya.

Saat diledakkan, Pemerintah Iran menuding Israel sebagai pelakunya. Dan faktanya memang benar, Israel telah terlibat dalam terorisme nuklir.

Ketika Ilana Dayan menanyakan soal keterlibatan Mossad dalam pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh, ilmuwan nuklir Iran November tahun lalu, Cohen membantah sebagai pelakunya. Namun ia mengakui Mohsen merupakan target Mossad yang sudah diincar bertahun-tahun karena kepintarannya. ”Jika pria itu punya kemampuan yang membahayakan warga Israel, keberadannya harus dihentikan. Namun, seseorang bisa lepas dari pembunuhan jika dia siap mengubah profesinya dan tidak mencederai kami lagi,” ujar Cohe berdiplomatis.

Reporter : R Al Redho Radja S

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pendekatan Holistik Penting Sebagai Strategi Pencegahan Narkoba Sejak Dini

Oleh : Andika Pratama )* Penyalahgunaan narkoba terus menjadi ancaman besar yang merusak masa depan generasi muda dan stabilitas sosial bangsa. Dalam upaya...
- Advertisement -

Baca berita yang ini