Oleh: Dhita Karuniawati )*
Pemerintahan Presiden Prabowo terus menunjukkan komitmennya dalam memberantas korupsi dengan melanjutkan proses hukum terhadap berbagai kasus dugaan korupsi yang melibatkan pejabat negara, pengusaha, serta pihak terkait lainnya. Sikap tegas ini dilakukan untuk memastikan terciptanya pemerintahan yang bersih dan transparan. Salah satu kasus yang tengah menjadi sorotan adalah dugaan korupsi di PT Pertamina Patra Niaga dalam pengelolaan bahan bakar minyak (BBM).
Menurut Kejaksaan Agung, praktik blending ilegal terjadi dengan mencampur bahan bakar beroktan rendah seperti RON 88 dan RON 92. Tindakan ini tidak hanya merugikan negara secara finansial, tetapi juga berdampak pada kualitas produk BBM yang beredar di masyarakat. Dalam kasus ini, sejumlah pejabat penting di PT Pertamina Patra Niaga telah ditetapkan sebagai tersangka, di antaranya Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga Maya Kusmaya, serta VP Trading Produk Pertamina Edward Corne. Kedua pejabat tersebut telah ditahan guna menjalani proses hukum lebih lanjut.
Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM Pidsus), Abdul Qohar, menyatakan bahwa pemerintah tidak akan berkompromi dengan korupsi. Ia menegaskan bahwa semua pihak yang terlibat dalam tindak pidana korupsi akan diproses secara hukum tanpa pandang bulu. Langkah tegas ini diambil untuk menjaga integritas pemerintah dan memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap upaya pemberantasan korupsi.
Dukungan publik terhadap tindakan tegas ini pun semakin menguat. Wakil Ketua Umum Nasional Corruption Watch (NCW), Donny Manurung, menyatakan bahwa tindakan tegas aparat hukum dalam membongkar skandal korupsi di Pertamina merupakan bukti nyata komitmen pemerintah dalam pemberantasan korupsi. Menurutnya, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, pemerintah tidak hanya berbicara tetapi juga bertindak nyata dalam membersihkan korupsi di berbagai sektor, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Selain itu, pemerintah juga melakukan reformasi struktural dengan membentuk superholding Danantara untuk memastikan pengelolaan BUMN lebih transparan dan bebas dari korupsi. Menurut Donny, langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah tidak akan memberi ruang bagi koruptor untuk bersembunyi. Ia juga menekankan pentingnya menegakkan hukum secara maksimal agar kasus serupa tidak terulang di masa depan.
Tidak hanya di sektor energi, pemberantasan korupsi juga dilakukan di sektor teknologi informasi. Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat (Kejari Jakpus) saat ini mengusut kasus dugaan korupsi proyek Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) periode 2020-2024 yang merugikan negara hingga ratusan miliar rupiah. Berdasarkan hasil penyelidikan, ada indikasi pengondisian pemenang kontrak antara pejabat Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dengan pihak swasta, yaitu Lintasarta. Dalam penggeledahan yang dilakukan di beberapa lokasi, aparat berhasil menyita dokumen, uang tunai, kendaraan, dan barang bukti elektronik lainnya.
Di sisi lain, Korps Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Kortastipidkor) Polri juga tengah mengusut kasus dugaan korupsi di PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) terkait proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kalimantan Barat yang mangkrak sejak 2016. Proyek senilai Rp1,2 triliun ini diduga melibatkan sejumlah pejabat PLN dan pihak swasta, namun tidak berjalan sesuai rencana hingga saat ini. Pemerintah memastikan proses hukum akan berjalan secara transparan agar kepercayaan publik tetap terjaga.
Presiden dan aparat terkait menegaskan bahwa proses hukum harus berjalan secara transparan dan akuntabel agar kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah tetap terjaga. Dalam berbagai kesempatan, Presiden menekankan bahwa tidak ada pihak yang kebal hukum, termasuk pejabat di lingkungan pemerintahan sendiri.
Pemberantasan korupsi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan aparat penegak hukum, tetapi juga membutuhkan peran serta aktif dari masyarakat. Dukungan publik dalam melaporkan dugaan korupsi serta mengawal proses hukum sangat diperlukan agar tercipta pemerintahan yang bersih dan bebas dari penyalahgunaan wewenang.
Dengan komitmen yang kuat dari Presiden Prabowo dan dukungan dari aparat penegak hukum, upaya pemberantasan korupsi diharapkan dapat berjalan efektif dan memberikan dampak nyata bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemerintah terus mengedepankan transparansi dan akuntabilitas dalam setiap langkahnya agar masyarakat merasa yakin bahwa keadilan akan ditegakkan tanpa pandang bulu.
Upaya berkesinambungan ini bukan hanya untuk menjaga nama baik pemerintah, tetapi juga untuk meningkatkan indeks persepsi korupsi Indonesia di mata dunia. Pemerintah meyakini bahwa dengan kerja sama antara pemerintah, aparat penegak hukum, dan masyarakat, Indonesia dapat terbebas dari praktik korupsi yang merusak kepercayaan publik serta menghambat pembangunan.
Dukungan dari masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan sistem pemerintahan yang bersih dan transparan. Dengan kerja sama antara pemerintah, aparat penegak hukum, dan masyarakat, diharapkan Indonesia dapat terbebas dari praktik korupsi dan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebih baik di masa depan.
*) Penulis adalah Kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia