Kaleidoskop 2021: Dunia Sedang Tidak Baik-baik Saja

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sepanjang tahun 2021, dunia diwarnai dengan berbagai peristiwa, dari mulai kudeta, Covid-19 yang kian menggila, hingga pertikaian dua negara besar, Amerika Serikat dan Cina.

Ya, dunia memang sedang tidak baik-baik saja. Berikut sederet peristiwa di dunia internasional yang dirangkup Mata Milenial Indonesia di sepanjang tahun 2021.

Kudeta

Pergolakan politik dunia internasional yang terjadi tahun 2021, cukup menyita perhatian. Panasnya tensi politik di sejumlah negara, berujung pada peristiwa yang menggemparkan, seperti kudeta yang terjadi di beberapa negara.

Awal Februari, dunia dihebohkan dengan kudeta militer di Myanmar yang dilakukan junta terhadap pemerintah sipil yang berkuasa. Pada 1 Februari, sehari sebelum parlemen mengambil sumpah anggota terpiliih dalam pemilu 2020, junta militer menahan presiden terpilih, Win Myint dan Penasihat Negara, Aung San Suu Kyi, serta beberapa menteri.

Kudeta yang dilakukan oleh junta militer memicu protes keras dari rakyat Myanmar. Warga memenuhi jalan di seluruh penjuru negeri menuntut pemerintahan junta melepaskan Aung San Suu Kyi dan tokoh lainnya. Aksi protes yang awalnya berjalan damai berakhir ricuh. Militer Myanmar bahkan tak segan melepaskan tembakan demi membubarkan massa. Entah berapa banyak korban berjatuhan akibat kekejian junta.

Pada 24 Mei, kudeta militer terjadi di Mali ketika tentara di bawah pimpinan Wakil Presiden Assimi Goita menahan Presiden Bah N’daw, Perdana Menteri Moctar Ouane dan Menteri Pertahanan Souleymane Doucoure.

Baba Cisse sempat berkata ke presiden, PM, dan para pemimpin transisi lainnya yang ditangkap pada Senin (24/5/2021), mereka akan dibebaskan secara bertahap atas alasan keamanan, tetapi tidak diberitahu kapan.

Kudeta militer juga terjadi di salah satu negara Afrika Barat, Guinea. Prajurit pemberontak di Guinea menahan Presiden Alpha Conde pada Minggu (5/9) setelah berjam-jam terjadi baku tembak terdengar di dekat istana presiden di ibu kota Conakry. Televisi di negara tersebut mengumumkan bahwa militer telah melakukan kudeta terhadap pemerintah.

Perbatasan negara ditutup dan konstitusinya dinyatakan tidak sah dalam pengumuman yang dibacakan di televisi negara oleh Kolonel Angkatan Darat Mamadi Doumbouya. “Tugas seorang tentara adalah menyelamatkan negara,” tegasnya.

Blok regional Afrika Barat yang dikenal sebagai ECOWAS dengan cepat mengutuk perkembangan tersebut, mengancam sanksi jika Conde tidak segera dibebaskan. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk setiap pengambilalihan pemerintah dengan kekuatan senjata.

Pada Senin, 25 Oktober 2021, Jenderal Abdel-Fattah Burhan melakukan kudeta terhadap pemerintah transisi Sudan. Bersama pasukannya, ia menahan Perdana Menteri Abdallah Hamdok beserta istri dan sejumlah menteri lain. Kudeta ini kemudian mengundang ribuan protes dari warga Sudan yang melakukan aksi unjuk rasa di Khartou dan Omdurman.

Kemungkinan pengambilalihan oleh militer akan menjadi kemunduran besar bagi Sudan, yang telah bergulat dengan transisi menuju demokrasi sejak otokrat lama Omar al-Bashir digulingkan oleh protes massa.

Covid-19

Kasus Covid-19 kian menggila terutama sejak hadirnya varian Delta yang pertama kali didentifikasi di India. Rumah sakit tak berdaya, staf medis kelimpungan, dan angka kematian yang terus naik signifikan.

Belum lagi kehadiran varian Omicron yang pertama kali ditemukan di negara Afrika selatan medio November. Beberapa ahli mengatakan, virus corona varian Omicron berpotensi 500 persen lebih menular daripada varian sebelumnya, Delta – membuat WHO khawatir dan dunia kembali ketar ketir.

Sebuah studi menunjukkan bahwa varian Omicron – dengan cepat menjadi dominan di banyak negara. Meski varian Omicron dilaporkan lebih ringan daripada varian Delta, tetap saja strain B.1.1.529 dari virus corona ini jauh lebih menular.

Fakta inilah yang mendorong lonjakan kasus Covid-19 di seluruh dunia.  Dan dr. Tedros memperingatkan  bahwa itu adalah ancaman kembar dari dua varian yang berada di balik beban kasus Covid-19 secara keseluruhan.

“Ini dan akan terus memberikan tekanan besar pada petugas kesehatan yang kelelahan, dan sistem kesehatan di ambang kehancuran,” kata Tedros, melansir BBC.

Persaingan AS dan Cina

Perseteruan antara Amerika Serikat versus Cina masih memanas. Konflik kedua negara masih seputar, perang dagang, penyiksaan yang dilakukan Cina terhadap Muslim Uighur, serta Laut Cina Selatan.

Baik AS maupun Cina sama-sama ingin menunjukkan hegemoninya. Paman Sam bahkan meningkatkan anggaran sistem pertahanannya sebesar 770 miliar USD atau sekitar 10,961 triliun Rupiah.

Anggaran fantastis ini mencakup 300 juta USD untuk Inisiatif Bantuan Keamanan Ukraina, yang memberikan dukungan kepada angkatan bersenjata Ukraina. Kemudian 4 miliar USD untuk Inisiatif Pertahanan Eropa, dan 150 juta USD untuk kerjasama keamanan Baltik.

AS juga membuat pakta pertahanan AUKUS yang merupakan perjanjian keamanan trilateral dengan Inggris dan Australia yang dinilai sebagai upaya baru dalam meredam pengaru militer Cina di kawasan Indo-Pasifik, meski ketiga negara itu tidak menyinggung secara gamblang Negeri Tirai Bambu.

Ada kekhawatiran yang berkembang pakta AUKUS bisa menimbulkan konflik baru di kawasan Asia-Pasifik, dan bahkan menimbulkan risiko perang nuklir.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian mengatakan bahwa Pakta AUKUS sangat merusak perdamaian dan stabilitas regional, serta mengintensifkan proliferasi senjata.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tiga Sapi Suspek PMK di Sentolo, Pemkab Kulon Progo Lakukan Penyuntikan Antibiotik dan Disinfeksi

Mata Indonesia, Kulon Progo - Dugaan Peyakit Mulut dan Kaki (PMK) terjadi di Kalurahan Demangrejo, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo. Sebanyak tiga sapi diketahui suspek yang mengarah ke penyakit mematikan itu.
- Advertisement -

Baca berita yang ini