Dukungan Kuat Para Tokoh atas Peluncuran Danantara sebagai Tonggak Baru Ekonomi Indonesia

Baca Juga

Jakarta – Peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) oleh Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, mendapat sambutan luas dari berbagai kalangan.

Diresmikan sebagai lembaga pengelola investasi dengan aset lebih dari US$900 miliar atau sekitar Rp14.000 triliun, Danantara dipandang sebagai langkah besar dalam memperkuat ekonomi nasional dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid, menyatakan dukungannya atas peluncuran Danantara yang visioner.

“Ada tiga faktor utama yang membuat Danantara sangat prospektif: skala yang besar, pengelolaan profesional, dan fleksibilitas dalam menjalin kerja sama. Ini akan memperkuat daya saing Indonesia di tingkat global,” katanya.

Dukungan juga dinyatakan oleh Direktur Eksekutif Institute Kajian Pertahanan dan Intelijen Indonesia (IKAPII), Fauka Noor Farid, menilai bahwa langkah ini akan memperbaiki tata kelola BUMN yang selama ini memiliki sejumlah kebocoran.

“Kalau ada yang tidak setuju dan menyerang program ini, itulah mereka-mereka yang kenyang makan uang BUMN. Karena kebocoran dalam BUMN disinyalir digunakan untuk kepentingan pribadi dan kelompok, makanya mereka gak suka dengan kebijakan ini,” tegas Fauka Noor Farid.

Sementara itu, Direktur PoliEco Digital Insights Institute (PEDAS), Anthony Leong, menilai bahwa pembentukan Danantara mencerminkan komitmen pemerintah dalam mereformasi dan meningkatkan kinerja BUMN dengan pendekatan manajemen modern.

“Strategi ini sejalan dengan praktik unggulan yang telah diterapkan oleh Temasek di Singapura, Malaysia dengan Khazanah. Sedangkan di China, pengelolaan BUMN sektor non-finansial dikendalikan oleh SASAC. Inisiatif ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” jelas Anthony.

Dari perspektif akademisi, ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Didik J. Rachbini, melihat potensi besar Danantara dalam meningkatkan efisiensi pengelolaan aset negara.

“Jika dikelola dengan tata kelola yang baik dan transparan, Danantara bisa menjadi solusi bagi investasi pembangunan yang lebih efektif serta mengurangi inefisiensi dalam pengelolaan aset nasional,” ujarnya.

Senada dengan itu, Presiden Prabowo dalam pidato peluncurannya menegaskan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan Danantara.

“Danantara harus dikelola dengan hati-hati, transparan, dan bisa diaudit kapan saja oleh siapa pun. Ini milik anak dan cucu kita, milik generasi penerus bangsa Indonesia,” tegasnya.

Peluncuran Danantara turut dihadiri oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka serta mantan Presiden Joko Widodo dan Susilo Bambang Yudhoyono. Kehadiran para tokoh penting ini menunjukkan komitmen bersama dalam membangun lembaga yang diharapkan mampu menyaingi lembaga serupa di negara-negara maju.

Dengan dasar hukum yang telah diperkuat melalui perubahan ketiga atas UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN pada awal Februari 2025, Danantara siap menjalankan tiga fungsi utama: sebagai sovereign wealth fund, pengelola investasi pembangunan, dan pengelola aset negara.

Dukungan luas dari berbagai kalangan menjadi sinyal positif bagi Indonesia dalam membangun ekonomi yang lebih kuat dan berdaya saing tinggi di tingkat global.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Danantara Resmi Diluncurkan: Pilar Baru Investasi Nasional untuk Masa Depan Indonesia

Jakarta – Pemerintah resmi meluncurkan Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) sebagai tonggak baru dalam penguatan investasi...
- Advertisement -

Baca berita yang ini