MATA INDONESIA, JAKARTA – Masa Remaja merupakan masa yang sangat rentan dalam hal pergaulan. Sebagai makhluk sosial, tentu membutuhkan interaksi dengan orang lain untuk kelangsungan hidupnya.
Maka, dalam masa remaja berhati-hati tentu perlu agak tidak terjerumus dalam pergaulan yang bebas.
Pergaulan bebas memberikan dampak yang sangat mengkhawatirkan bagi para remaja. Hal tersebut bisa disebabkan dari ketidakstabilan tingkat emosional yang tidak terkendali.
Sehingga, pola pikirnya merosot termasuk dari kurangnya pegangan hidup dalam hal keyakinan atau agama.
“Agama adalah mengenal Allah (ma’rifatulah). Mengenal Allah adalah berlaku dengan akhlak (yang baik). Akhlak (yang baik) adalah menghubungkan tali kasih sayang (silaturahim). Dan silaturahim adalah memasukkan rasa bahagia di hati sesama manusia,” dikutip dari buku berjudul ‘Tuhan Ada di Hatimu’ karya Habib Husein Ja’far al-Hadar.
Proses penyampaian kepada anak muda agar dapat mempelajari, serta mengamalkan ajaran agama secara sadar salah satunya melalui dakwah. Dakwah menjadi lebih dinamis dengan kecanggihan teknologi yang semakin pesat ini.
Hakikat dari dakwah ialah mengajak pada kebaikan untuk taat pada Allah SWT. Tentu dengan nilai-nilai Islam dengan beragam cara penyampainnya.
Mulai dari lemah lembut, maupun bernada tinggi yang dianggap terlalu keras dalam menyampaikan kebaikan. Bahkan, tak jarang disalahartikan dan menuai pro kontra.
Menurut buku dari A. Wahab Suneth yang berjudul “Problematika dakwah dalam Indonesia Baru”, dalam melaksanakan dakwah, haruslah dipertimbangkan secara sungguh-sungguh.
Tingkat dan kondisi cara berfikir mad’u (penerima dakwah) tercermin dalam tingkat peradabannya. Termasuk dalam sistem budaya dan struktur sosial masyarakat yang akan atau sedang dihadapi.
Cara dakwah agar dapat merangkul kalangan muda tentu dengan dakwah yang kreatif. Penyampaian yang disajikan dengan kemasan semenarik mungkin agar pesan yang disampaikan mudah dimengerti serta dengan pendekatan yang sedekat mungkin.
Jadi bukan hanya disampaikan, tetapi dirangkul juga dibimbing dengan pemahaman yang sesuai dengan cara anak muda seperti sekarang ini.
Oki Setiana Dewi seringkali melakukan penyampaian dakwah yang berisikan tentang suatu kisah. Dari kisah yang disampaikannya itu, dapat memberikan pemahaman pada anak muda dari hal baik yang ada dalam kisah tersebut.
Penyampaian dari Oki Setiana Dewi yang lemah lembut juga mencerminkan proses kedekatannya dalam berdakwah kepada kalangan anak muda. Pendekatan dalam merangkul anak muda tentu harus pelan-pelan melakukannya.
Seperti dalam suatu hasil penelitian, perkembangan mental emosional remaja memanglah sangat berubah-ubah.
TikTok, Dakwah Kalangan Anak Muda
Dakwah bisa dilakukan dengan cara apa saja dengan catatan menyampaikan sesuatu yang baik. Termasuk dakwah melalui aplikasi tren masa kini yaitu TikTok.
Kini, aplikasi tersebut tidak bisa sepenuhnya dikatakan menyebar konten yang kurang senonoh. Sebab, banyaknya para ustadz atau orang-orang yang mumpuni dibidang keagamaan yang membuat konten edukasi dalam akun TikToknya.
Melalui unggahan video yang langsung tersebar, membuat para anak muda lebih mudah mendapat sesuatu yang bisa mengubah pola berpikir. Sehingga tidak terjerumus dalam pola piker yang sesat.
Teknologi membawa anak muda kepada hal-hal yang baru. Termasuk cara penyampaian dakwah kreatif dari unggahan video di media sosial yang bisa dilihat kapan pun.
Penyampaiannya yang mudah dimengerti, terutama banyaknya pembahasan yang menyangkut permasalahan dan kondisi saat ini. Walaupun begitu, tetap cek kembali kebenaran sumbernya ya.
Reporter : Irania Zulia