MATA INDONESIA, – Rupa-rupanya mas Coro dan mbak Rona alias Corona masih betah tinggal di Indonesia. Apa mereka tidak sadar bahwa kehadiran mereka sangat meresahkan seluruh rakyat Indonesia? Semua aktivitas dipindah ke rumah. Kerja dari rumah, belajar dari rumah, hingga banyak karyawan atau buruh yang juga “terpaksa” harus dirumahkan.
Hampir seluruh sektor terkena dampaknya, termasuk sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Banyak toko di sekitar kampus saya yang harus tutup karena tidak ada pembeli. Sekarang ini, UMKM mengalami berbagai permasalahan baik masalah keuangan maupun non-keuangan, seperti turunnya penjualan, pendapatan, permodalan, kesulitan memperoleh bahan baku hingga tidak lagi mampu membayar gaji karyawan yang berimbas pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Berdasarkan survei Asian Development Bank (ADB) sebesar 88 persen usaha mikro tidak memiliki cadangan kas atau tabungan dan lebih dari 60 persen harus mengurangi jumlah karyawannya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat per Agustus 2020 jumlah pengangguran di Indonesia meningkat sebesar 2,67 persen. Ditambah lagi dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) secara ketat juga semakin menambah deretan permasalahan UMKM selama pandemic.
Di situasi genting seperti ini, sektor UMKM perlu mendapat perhatian khusus agar kembali menggeliat. Pasalnya, UMKM memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia. UMKM sebagai motor penggerak ekonomi dan paling banyak menyerap tenaga kerja. Tercatat per 2018 terdapat 64,2 juta UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia atau 99,9 persen dari keseluruhan usaha yang beroperasi di Indonesia adalah UMKM.
Jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 99 persen dari total lapangan kerja. Selain itu, UMKM juga berkontribusi lebih dari 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Luar biasa sekali, bukan? Melihat banyak dan besarnya pengaruh UMKM terhadap perekonomian Indonesia, perlu upaya untuk membantu pertumbuhan UMKM agar tetap bisa bertahan, beradaptasi, dan bertransformasi di tengah pandemi Covid-19.
Upaya Membangkitkan UMKM
Pemerintah dan para stakeholder terkait terus berupaya untuk membantu UMKM dengan melakukan mitigasi guna memulihkan ekonomi nasional. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) telah merancang beberapa strategi, diantaranya adalah memberikan kelonggaran pembayaran pinjaman, keringanan pajak UMKM, dan transfer tunai untuk bisnis skala mikro. Di desa saya, warga yang memiliki UMKM mengajukan bantuan tunai untuk usaha mereka, termasuk Bapak saya.
Kemenkop UKM juga berupaya untuk melakukan transformasi digital pelaku UMKM dan transformasi global dan ekspor produk UMKM. Strategi pengembangan digitalisasi UMKM oleh Kemenkop UKM dalam empat langkah. Pertama, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia pelaku UMKM agar siap menghadapi pasar dunia yang berbasis teknologi. Kedua, melakukan perbaikan proses bisnis dalam berbagai program. Ketiga, memperluas akses pasar.
Dalam hal ini, Kemenkop UKM bekerja sama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) agar UMKM dapat menjadi vendor pengadaan barang dan jasa bagi Pemerintah. Dan terakhir adalah mengenalkan pahlawan lokal pelaku UMKM agar para pelaku UMKM lainnya semakin bersemangat.
Kemenkop UKM juga mendorong produk UMKM untuk bisa go International dan bersaing dengan pasar dunia. Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menyampaikan tiga strategi utama untuk meningkatkan ekspor UMKM. Pertama, menguatkan database, memetakan potensi produk dan pasar melalui basis data tunggal UMKM, preferensi negara tujuan, jaringan distribusi dan gudang di luar negeri, affirmative action penurunan tarif di negara tujuan, dan memperluas kerjasama dengan luar negeri. Untuk melakukan ini perlu dukungan dan peran aktif dari Kemenlu, KBI/KJRI, Atase Perdagangan dan ITPC, BKPM serta beberapa inkubasi ekspor swasta. Kedua, mengadakan pendidikan dan pelatihan, sekolah ekspor, standarisasi dan sertifikasi, serta factory sharing guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan produk. Ketiga, kemudahan pembiayaan untuk kegiatan ekspor.
Upaya membangkitkan sektor UMKM sama dengan berupaya membangkitkan ekonomi Indonesia. Perlu adanya strategi dan sinergi antar berbagai pihak. Tidak hanya pemerintah, tetapi juga semua pihak. LIPI misalnya. Lembaga ini melakukan pembinaan kepada UMKM atau startup yang membantu UMKM untuk menjangkau lebih banyak pelanggan melalui aplikasi. Lalu, bagaimana dengan kita? Kita juga bisa membantu membangkitkan UMKM dengan menggunakan produk-produk dalam negeri atau sesederhana berbelanja di warung dekat rumah kita.
Penulis: Nadifa Salsabila Nizar