Peran Milenialis dalam Ekonomi dan Industri Kreatif di Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, – Ekonomi dalam negeri pasca pandemi Covid-19 telah melumpuhkan berbagai sektor mata pencaharian masyaraka di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Terutama dalam sektor bidang pariwisata, logistik, kuliner dan lain lain. Beberapa sektor bidang tersebut mengalami dampak akibat pemberlakuan Physical Distancing.

Pemberlakukan new normal mengharuskan masyarakat untuk menjaga jarak agar masyarakat tidak terpapar oleh virus covid-19. Hal ini berakibat pada sulitnya aktivitas, terutama pada dunia perekonomian. Mengapa tidak? krisis ekonomi global pun kian terancam. Perputaran roda ekonomi menjadi terhambat akibat pandemi yang melanda dunia ini, karena memang sektor industrilah yang paling terdampak akibat pandemi karena larangan untuk berkerumun serta melakukan interaksi langsung yang berimbas pada penurunan konsumen.

Manusia di segala penjuru dunia termasuk di indonesia seperti terjebak dalam himpitan keadaan yang memaksa manusia mencari cara lain dalam upaya bertahan hidup. Walaupun diterpa berbagai permasalahan yang ada. Dalam kondisi itu, kita harus memikirkan apa saja ekonomi alternatif yang dapat memampukan bangsa untuk survive dalam kondisi pandemik. Salah satunya melalui industri kreatif.

Istilah Industri kreatif terdiri dari dua kata yakni industri yang berarti proses atau kegiatan mengolah barang untuk menghasilkan suatu produk tertentu. Serta kreatif yakni kemampuan seseorang dalam menciptakan ide ide yang baru dan variatif. Jadi secara garis besar industri kreatif adalah kegiatan atau proses untuk menghasilkan berbagai produk melalui ide-ide serta gagasan variatif yang berasal dari seseorang atau sekelompok orang.

Jhon Howkins dalam bukunya, ‘The Creativity Economy: How People Make Money from Ideas’ menjelaskan bahwa terdapat gelombang Ekonomi baru berbasiskan Kreativitas pada 1997.

Di tengah gempuran perkembangan teknologi digitalisasi yang semakin pesat, tentunya jalan untuk Industri Ekonomi Kreatif semakin terbuka lebar. Ini akan mengundang banyak pihak untuk terlibat dengan berbagai peluang dalam industri Kreatif. Namun kita perlu meninjau berbagai variabel lain yang berhubungan dengan kegiatan ini dalam menjalankan rancangan ekonomi kreatif.

Untuk menjalankan sebuah konsep dengan baik tidak serta merta hanya  dilihat dari satu sudut pandang saja. Kita juga harus melihat berbagai unsur yang terkait juga melihat berbagai peluang yang ada. Agar suatu konsep dapat berjalan sesuai dengan rencana. Jadi kita jangan hanya melihat industri ekonomi kreatif sebagai sesuatu yang menggiurkan tapi kita juga harus melihat berbagai faktor pendukung dan penghambatnya. Seperti jumlah masyarakat usia produktif, anggaran atau ketersediaan. Keterlibatan masyarakat dalam berpartisiasti aktif sebagai pelaku industri kreatif dan berbagai variabel lain yang terikat.

Mengapa demikian? Karena suatu rancangan dapat berjalan sebanding dengan peluang yang ada. Serta berbanding terbalik dengan hambatan. Maka dari itu kita harus kreatif dalam mencari pemecahan masalah dari hambatan sehingga dapat membuka peluang pemberlakuan sebuah konsep yang ada.

Perlu diketahui bahwa industri ekonomi kreatif memiliki berbagai tujuan. Diantaranya

  • Pertama sebagai suatu konsep dalam upaya melestarikan keberadaan suatu produk di berbagai sektor dalam pengembangan untuk upaya pelestarian atau mempertahankan produk tersebut.
  • Kedua upaya menyalurkan berbagai ide serta kreatifitas masyarakat di suatu negara agar terwadahi serta produktif dalam mengaktualisasi ide idenya.
  • Ketiga adalah mengurangi permasalahan lingkungan dengan cara memanfaatkannya kembali dengan berbagai kreasi dan idenya.
  • Keempat yang terpenting adalah membuat masyarakat sejahtera.

Salah satu aktor yang paling penting serta banyak terlibat dalam berbagai proses industri kreatif ini adalah generasi Milineal. Kita seringkali mendengar istilah ini dalam menyebutkan orang orang di masa kini atau anak muda di masa kini. Faktanya Generasi Milineal yakni istilah ahli demografi Neil howe dan William Strauss. Mereka menyebutkan bahwa generasi millenial sebagai generasi yang lahir pada tahun 1980 an hingga 2004.

Remaja dan orang yang memasuki usia dewasa pada saat ini yang lahir dalam rentang waktu tersebut masuk dalam generasi millenial. Mereka merupakan usia produktif dalam sebuah negara. Mereka berperan aktif dalam pengembangan ekonomi, dengan ciri yakni kecanduan akan internet.

Kita yang lahir pada usia tersebut adalah anak millenial yang tidak bisa lepas dari pengaruh teknologi. Kenyataan ini tidak dapat terelakan karena kita hidup memerlukan bantuan teknologi. Mulai dari teknologi sederhana hingga modern seperti smartphone, tv, internet dan lain lain. Kita lahir untuk memasuki dunia yang dengan segala kecanggihan yang ada. Adanya teknologi membuat segala pekerjaan menjadi mudah dan praktis. Komunikasi menjadi semakin cepat dan informasi pun mudah. Bahkan saking mudahnya membuatnya rentan menjadi informasi hoax alias bohon.

Manusia di era ini telah terhubung oleh jejaring digital, proses interaksi dan komunikasi semakin mudah, informasi semakin cepat. Media digital sebagai sarana dalam membantu pekerjaan sehingga inovasi-inovasi baru yang tercipta bermula dari informasi berbagai sumber yang mendapat akses dengan mudah. Hal ini membuat munculnya ide-ide segar tanpa batas.

Budaya

Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Keragaman budaya yang ada di  indonesia memiliki ciri khas tersendiri antara suatu daerah dengan daerah lain. Karena ragamnya budaya yang ada maka sektor ekonomi yang dimiliki setiap daerah pun berbeda beda. Kita sepatutnya menjaga keotentikan serta melestarikan kebudayaan di negri ini. Walaupun kita juga berdampingan pada era dimana manusia hidup dengan teknologi informasi serta arus globalisasi. Kita tetap harus menjaga dan melestarikan ciri khas yang ada di negara indonesia. Karena kekayaan dan keaslian produk dalam negeri merupakan warisan berharga bangsa jangan sampai arus globalisasi mengikis habis kekayaan yang ada. Sehingga warisan dari bangsa indonesia pun terlupakan.

Namun bagaimana jika masyarakat tetap ingin menikmati tren yang berjalan karena arus globalisasi tersebut? Tentunya kita juga harus mampu beradaptasi dengan tetap membawa unsur kebudayaan yang ada.  Ambil contoh seperti pada sektor industri kerajinan batik. Kita tahu bahwa batik merupakan warisan nusantara yang harus dijaga serta dilestarikan dan lebih baik pula jika dikenalkan ke luar negeri sebagai produk khas bangsa indonesia. Namun produksi batik juga diproduksi dengan berbagai teknik diantaranya ada teknik tradisional serta teknik modern. sekarang kita telah mengetahui bahwa adanya teknik modern yang dikembangkan untuk mempermudah serta mempercepat pengerjaan batik. Sehingga membuat produksi berjalan lebih praktis. Bukan hanya itu, pada motif batik juga memiliki corak yang berbeda beda dan ciri khas yang berbeda dari suatu motif dengan motif lainnya. Kreatif.

Dalam pendistribusiannya pun dapat dilakukan dengan bantuan media digital. Promosi di media sosial dan lain lain. Itulah peran millenial dibutuhkan dalam menciptakan dan mengembangkan berbagai karya, serta produk dalam industri.

Kita tahu bahwa video, fotografi, kerajinan tangan, desainer, game dan aplikasi komputer adalah berbagai bidang sektor Industri Kreatif yang paling akrab dengan anak muda.

Berbagai bidang sektor industri kreaktif ini tentunya dapat dinikmati dan dimanfaatkan oleh masyarakat indonesia juga, bahkan masyrarakat di luar negeri sekalipun. Kenyataan ini menunjukkan betapa urgentnya peran Milineal dalam Ekonomi Industri Kreatif.

Bahkan masalah lingkungan terbesar, yakni seperti banyaknya sampah yang menumpuk t dapat dimanfaatkan dengan cara pengolahan sampah yang benar. Mereka telah membangkitkan kekuatan sulap daur ulang melalui kreativitas dalam kerajinan tangan. Sampah yang dikira banyak orang sudah tak ada gunanya rupanya dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu yang berguna dan indah. Sampah organik dapat digunakan kembali dalam pembuatan biogas dan atau bahkan produk lainnya serta sampah anorganik yang dapat didaur ulang sehingga mendapatkan produk yang begitu berguna.

Populasi

Bonus demografi di Indonesia seharusnya menjadi potensi besar dalam pemberdayaan masyarakat serta mengembangkan perekonomian negara. Apabila negara dapat mengelola sumber daya manusia pada usia produktif dengan baik. Perlu ditekankan bahwa terdapat hambatan dalam pemerataan serta pengelolaan produktifitas masyarakat yakni karena kurangnya ketersediaan lapangan pekerjaan. Generasi millenial merupakan bagian dari penduduk usia produktif. Maka dari itu seharusnya generasi millenial juga berkontribusi dalam jalannya perekonomian yakni mengembangkan kreatifitas.

Berikut adalah beberapa manfaat Ekonomi Kreatif bagi masyarakat Indonesia:

1. Membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Indonesia.

2. Mengurangi angka pengangguran.

3. Menciptakan masyarakat Indonesia yang kreatif sekaligus inovatif.

4. Menciptakan kompetisi aktivitas dunia bisnis yang lebih sehat.

5. Meningkatkan inovasi pelaku ekonomi kreatif di berbagai sektor.

Terdapat masalah yang signifikan tentang ekonomi kreatif. Yakni kreatif malah ditempatkan dalam ruang lingkup ekonomi dan bukan industri. Ekonomi memiliki makna luas. Sedangkan Industri lebih spesifik berkaitan dengan kegiatan produksi, efisiensi, efektifitas. Sasaran pelanggan yang terukur dan inovasi komoditas yg bisa berlangsung terus menerus. Akan lebih baik, jika ekonomi kreatif menjadi industri kreatif. Setidaknya ada regulasinya dalam perundang-undangan.

Industri kreatif ini tidak bisa berkembang secara mandiri dan terpisah dari sektor-sektor yang lain. Industri kreatif saling mendukung dan berkolaborasi dengan sektor-sektor yang lain, mulai dari sektor pendidikan, teknologi, perdagangan, pariwisata, hankam, politik, sosial dan budaya.

Indonesia adalah negara dengan kekayaan dan keanekaragaman kebudayaannya di berbagai daerah serta pasar yang besar 250 juta jiwa penduduk, tentu memiliki prospek yang tinggi dan luas di dalam kerangka ekonomi kreatif. Saat ini, tren sudah mulai tumbuh di kalangan anak muda, menguatnya kegiatan ekonomi kreatif. Hanya saja belum menjadi suatu industri yang besar dan signifikan. Produk desain, dari buku hingga baju, terus menjalar ke mana-mana.

Ekonomi kreatif memang mampu memberikan perubahan pada generasi milineal, hanya saja masih menunggu peran generasi millenial itu sendiri untuk bergerak dan sadar akan pentingnya ekeonomi kreatif. Di era 4.0, ada tuntutan Industri bisa menjangkau pasar melalui dunia yang selalu terhubung. Apalagi jika bukan media sosial. Senada dengan itu, generasi millineal adalah generasi yang selalu aktif di media sosial atau Internet. Hal ini tentunya adalah peluang besar untuk memajukan bangsa dengan memajukan ekonomi kreatif bangsa Indonesia.

Ekonomi kreatif merupakan suatu wadah yang efektif dan efisien sebagai tempat generasi muda untuk berinovasi dan berkarya untuk mengembangkan diri dan prestasi. Millennials harus mampu mencari masalah dan peluang yang ada lalu mencari solusi berdasarkan teknologi dan informasi berbasis digitalSalah satu karakter millennials dalam dunia pekerjaan mereka. Melalui teknologi digital generasi millennial tumbuh kreatif berinovasi dan membangun perekonomian Indonesia.

Penulis: Selly Hasanah

IG: sellchan1001

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini