Indonesia Bisa Bangkit? Bisa, Melalui Aku, Kamu dan Mereka.

Baca Juga

MATA INDONESIA, – Suara tangisan perpisahan terdengar hampir setiap harinya. Rintihan sakit karena menahan lapar mengusik  telinga. Teriakan hujatan korban perampokan sering bergema sebagai dampak dari kurangnya lapangan pekerjaan.

Demikianlah kaca televisi Indonesiaku dipenuhi dengan berita yang cukup menyayat hati. Yang dulunya sinetron adalah tontonan hangat sebagai penawar di kala badan lelah karena bertualang seharian, kini kelelahan itu harus disuguhkan dengan berita kesedihan yang tak karuan. Pandemi Covid-19, sampai kapan semua ini terjadi? Semua lelah dengan ketidakpastian akan penantian.  Kurang lebih satu setengah tahun kita hidup  seperti terkekang. Ingin menyerah, tapi hal itu terdengar seperti sebuah kebodohan, ingin marah… tetapi pada siapa? Ingin menangis… ya, mungkin itu salah satu cara untuk memuaskan kesedihan hati yang sudah lama meluap.

Pandemi Covid-19 telah banyak memberikan dampak bagi kehidupan manusia. Bisa dikatakan hampir seluruh sektor kehidupan manusia berhasil dijamah. Sektor perekonomian, pendidikan, kesehatan, keagamaan, sosial dan budaya, dan masih banyak sektor lainnya yang telah berhasil dilumpuhkan Covid-19. Terutama pendidikan. Pendidikan yang seharusnya bisa didapatkan dengan kebebasan bertabur keceriaan, kini harus melalui jendela teknologi digital. Kegiatan pembelajaran dialihkan menjadi  belajar dari rumah atau yang biasa disebut dengan daring. Teknologi digital menjadi saksi bisu pendistribusian ilmu oleh pendidik kepada anak didik. Beralihnya berbagai sistem yang serba teknologi memaksa kita harus mampu mengoperasikan teknologi digital.

Teknologi kini memegang perananan penting hampir dalam segala aspek. Jenuh… tidak ada satupun dari kita yang berani menjamin bahwa anak didik nyaman dengan belajar daring seperti saat ini.  Tidak hanya anak didik, orang tua bahkan guru juga ikut jenuh dengan keadaan seperti ini. Dulu orang tua mempercayakan masa depan anak-anak mereka untuk dibina oleh guru atau pendidik, sekarang kepercayaan itu kembali dititipkan kepada orang tua untuk ikut membimbing anak-anak mereka belajar dari rumah. Memang benar guru juga turut membimbing mereka melalui pembelajaran selama daring, tetapi itu hanya sementara saja.  Oleh karena itu diperlukan partisipasi orang tua untuk turut peduli dengan pendidikan anaknya.

Bagi mereka yang memiliki orang tua yang mengerti tentang pendidikan, kata ‘’beruntung’’ patut diberikan pada mereka. Lalu bagaimana mereka dengan orang tua yang sibuk seharian bekerja di sawah dan tidak mengerti apa-apa tentang pelajaran? Atau bagaimana mereka dengan perekonomian yang terbilang sangat kurang untuk memfasilitasi gadget anaknya sebagai sarana belajar daring ?

Tidak hanya pendidikan, perekonomian masyarakat Indonesia juga kini mengalami pemerosotan. Terjadi kasus PHK secara besar-besaran. Para tenaga kerja mau tidak mau harus diberhentikan bekerja dari perusahaan. Terlebih dalam bidang kesehatan. Banyak rumah sakit yang dipenuhi pasien Covid-19. Tenaga medis sebagai garda terdepan berjuang mati-matian menyelamatkan ribuan bahkan jutaan nyawa. Semua hampir menyerah dengan kondisi Indonesia saat ini. Pertanyaan yang sama timbul dari semua pihak. Apakah Indonesia bisa bangkit dari pandemi ini? Jika iya, kapan hal itu terjadi?

Indonesia bisa bangkit. Iya,… bisa, melalui aku, kamu dan mereka. Tanpa kita sadari pulihnya Indonesia berada di tangan kita. Dengan kata lain semua kondisi yang memilukan saat ini butuh kesadaran kita. Kita semua tahu bahwa pemerintah tidak tinggal diam untuk mengatasi pandemi ini.

Pemerintah telah banyak menerapkan berbagai kebijakan sebagai jalan keluar dari kesesatan akibat pandemi ini. Misalnya, bantuan insentif pajak untuk UMKM sebagai garda terdepan perekonomian negara. Bantuan tunai secara langsung untuk membantu masyarakat Indonesia yang mengalami masalah perekonomian. Bantuan kuota internet secara gratis kepada seluruh pemangku pendidikan baik tenaga pendidik maupun anak didik. Bantuan pembebasan tagihan listrik, vaksinasi gratis, bantuan perbaikan rumah layak huni melalui program bedah rumah swadaya, dan masih banyak lagi.

Jika direnungkan, dengan begitu banyak bantuan yang diberikan pemerintah, sudah sepatutnya Indonesia kita pulih dengan cepat, bukan?  Lalu sebenarnya di mana letak keterlambatan pemulihan itu?  Jika kita merenung sejenak, kesadaran kita semua adalah ujung tombak pemulihan itu. Pemerintah telah memberlakukan program 5M, akan tetapi masih banyak yang melanggar. Banyak dari kita yang pergi ke luar tanpa menggunakan masker, tidak menjaga jarak, berkerumun, tidak mencuci tangan dan masih ada yang pergi keluar padahal tidaklah terlalu penting. Anehnya lagi, ada juga yang dengan tega menimbun masker sehingga keberadaan masker di toko atau di pasar menjadi langka.

Tidak hanya itu, pemerintah telah lama mengupayakan program vaksinasi. Hal ini yang seharusnya disambut hangat dan direalisasikan dengan sepenuh hati oleh semua pihak, ternyata masih ada yang merespon dengan kurang baik. Ketika vaksin sudah tersedia, anehnya masih banyak masyarakat khususnya di pedesaan yang tidak mau divaksin karena termakan hoax yang mengatakan bahwa vaksin itu memberikan efek samping yang merugikan bagi si pengguna. Hal ini cukup membuat keadaan bertambah parah. Di situasi yang sulit ini, masih ada yang tega menyebarkan berita kebohongan yang dapat mencuci pikiran dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Oleh karena itu, marilah kita semua sadar akan hal ini. Kepeduliaan dan kesadaran kita sangat dibutuhkan untuk Indonesia bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19. Kita semua harus optimis dan yakin bahwa Indonesia bisa bangkit, karena tidak ada badai yang abadi. Semua akan berubah menjadi lebih baik lagi jika kita saling peduli satu sama lain. Bangkitlah Indonesiaku!

Penulis: Apri Dayanti Manullang

  • instagram:  @apri_dm

26 KOMENTAR

  1. Indonesia bisa bangkit saat kita bersatu.
    Sangat bersatun kita teguh kuat bercerai kita runtuh, jangan kasih kendor jaya indonesia ku selalu??????????????

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Upayakan Berantas Penumpukan Sampah Liar, Pemkab Bantul Optimalisasi 15 TPS3R

Mata Indonesia, Bantul - Pemkab Bantul terus mencari solusi terhadap sampah yang belum terkondisi di beberapa titik. Tak jarang masyarakat hingga pelaku usaha cukup kesulitan harus membuang kemana sampah mereka.
- Advertisement -

Baca berita yang ini