MATA INDONESIA, – Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-76 rasa-rasanya menjadi momen yang paling pas untuk bangkit dari keterpurukan akibat Coronavirus disease (Covid-19). Biasanya, hari kemerdakaan dirayakan dengan penuh suka cita dan riang gembira. Anak-anak memperebutkan hadiah. Namun, karena adanya pandemi seluruh aktivitas merayakan kemerdekaan ditiadakan dahulu untuk menangkal penyebaran virus Covid-19. Meskipun semangat untuk merawat persatuan dan kesatuan bangsa harus terus didengungkan agar bangsa Indonesia mampu bangkit dari pandemi ini.
Secara historis, kemerdekaan Indonesia diraih pada 17 Agustus 1945 setelah Jepang – yang terakhir menjajah Indonesia – menyatakan menyerah dari tentara sekutu pada 15 Agustus 1945 akibat bom atom yang dijatuhkan pasukan sekutu di Hiroshima dan Nagasaki. Banyak yang mengatakan kemerdekaan bangsa ini adalah hasil pemberian. Namun, nampaknya tidak, jika kita melihat darah yang menetes dari para pejuang kemerdekaan untuk mempertahankan bangsa Indonesia.
Chairil Anwar dalam puisinya tentang pejuang kemerdekaan berjudul Kerawang-Bekasi pernah mengungkapkan “Kami sudah coba apa yang kami bisa. Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa”. Nampaknya, sangat relevan dalam memaknai situasi pandemi Covid-19 saat ini. Kerja kita sebagai bangsa Indonesia bukan selesai setelah kemerdekaan, perjuangan kita saat ini adalah perjuangan meredam virus Covid-19.
Kita tahu pandemi ini sudah melumpuhkan sendi-sendi perekonomian bangsa, tentunya ini adalah sebuah ancaman serius bagi bangsa kita. Pengangguran, kelaparan dan kematian menjadi sebuah problematika, seperti benang kusut yang belum terurai hingga saat ini. Di Banten, seorang Ibu mati kelaparan setelah tidak makan. Sadar tidak sadar, situasi ini sebetulnya mirip dengan kondisi bangsa sebelum kemerdekaan bedanya, yang kita lawan bukan laras senapan tapi sebuah virus.
Untuk menghadapi kondisi itu kita harus beralih dan kembali fokus bersama-sama untuk menemukan cara agar mampu mendamaikan pandemi ini. Seperti yang kita ketahui sebetulnya cara yang paling ampuh dalam menangani situasi ini adalah dengan mengikuti kebijakan pemerintah untuk menjauhi kerumunan, memakai masker dan mencuci tangan. Selain itu, satu cara lainnya adalah dengan mengikuti program vaksinasi Covid-19 yang hingga saat ini sudah mencapai Jutaan orang yang sudah disuntik vaksin.
Tentunya, program vaksinasi yang digencarkan pemerintah membuat kemajuan untuk menangkal penyebaran Covid-19. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat jika angka Covid-19 terus mengalami penurunan. Bahkan per 28 Agustus 2021, ada 20 provinsi yang mengalami penurunan kasus Covid-19. Meskipun, di 4 provinsi yang mengalami kenaikan kasus konfirmasi Covid-19.
Kita harus mengapresiasi kinerja pemerintah dalam menangani pandemi saat ini. Dengan kebijakan yang diterapkan dapat menekan penyebaran dan membuat kemajuan dalam merealisasikan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jika pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2021 mengalami kenaikan 7,07 persen secara tahunan. Ini merupakan titik balik setelah di kuartal sebelumnya mengalami kontraksi -0,74 persen.
Memang, dalam kondisi seperti ini bukan saja pemerintah yang berperan dalam mengantisipasi krisis berkelanjutan. Kita, sebagai masyarakat sepertinya juga mesti turut serta membantu beberapa kalangan masyarakat lainnya yang mengalami kesulitan ekonomi. Misalnya, di daerah rumah saya, ketua RT memberikan fasilitas bagi warganya yang ingin berkontribusi untuk meringankan beban warga lainnya agar bisa memberikan sayur-sayuran gratis secara anonim. Cara ini diakui warga setempat sangat membantu meringankan beban yang mereka tanggung selama ini. ”Dengan adanya bantuan dari warga sekitar untuk memberikan bahan pokok selama pandemi ini sih sangat membantu dalam kondisi sulit seperti sekarang,” ujar Ismet.
Selain itu, di beberapa daerah juga sudah dilakukan gerakan berbagi bagi warga yang terdampak. Misalnya di kota Madiun melakukan pembagian sembako untuk masyarakat yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan kesulitan ekonomi.
Gerakan-gerakan ini mesti diapresiasi karena dengan semangat gotong royong dan kemauan bersama agar bisa keluar dari kondisi seperti ini memang diperlukannya persatuan antar masyarakat yang tergerak nuraninya untuk membantu sesama. Apalagi, dengan semangat kemerdekaan nampaknya dapat dijadikan momentum untuk kita bangkit dari kesulitan.
Dengan cara berbagi dan ketulusan untuk memberikan sedikit rezeki yang kita miliki, rasa-rasanya keluar dari krisis akibat pandemi sangat mungkin terjadi. 350 tahun kita dijajah Belanda, 3,5 tahun kita dijajah Jepang, segala bentuk agresi militer yang dilancarkan Belanda untuk menduduki kita kembali dan beberapa goresan-goresan perpolitikan sudah pernah kita hadapi dan lalui bersama. Jika kita terus memiliki kemauan bersama untuk bangkit dari kondisi saat ini, berakhirnya pandemi hanya tinggal menunggu waktu.
Penulis:: Ahmad Zilky
- IG: ahmadzilky_
Sangat bermanfaat kk
Makasih kk
Wow keren