Air Mata Covid-19 di Ulang Tahun Negeriku

Baca Juga

MATA INDONESIA, “Apa?! Hasil Swab Test positif? ” Tanya paman kepadaku setelah hasil lab swab kakek keluar.

“Iya paman” jawabku.

Memang di masa-masa pandemi seperti ini, hasil swab yang positif merupakan hal yang tidak diinginkan dan terasa seperti aib, karena tidak hanya dilihat dari segi medis, tetapi juga dampak sosialnya juga sangat menyiksa.

Hampir tiap hari di televisi, radio, koran, media online baik itu web media mainstream maupun non-mainstream selalu menampilkan berita tentang covid-19. Mendengar ada satu warga yang positif, tiba-tiba tetangga dekat maupun jauh yang biasanya menyapa, sekarang mereka seperti mengucilkan, bahkan sedikitpun tidak mau melirik.

Melihat seorang tenaga kesehatan yang juga terkena musibah pandemi, bahkan sampai meninggal, mayatnya dilarang, dicegah untuk dimakamkan di pemakaman desa.

Meski kita tetap harus patuh terhadap Protokol Kesehatan, patuh terhadap proses pemakaman pasien positif covid-19. Tapi sungguh kenyatan-kenyataan tersebut membuat hati kita miris, perasaan tercabik-cabik, dan sepantasnya kita menitikkan air mata.

Padahal rakyat Indonesia merayakan ulang tahunnya yang ke-75. Biasanya kakek mempunyai ide yang brilian perihal lomba apa saja yang menarik. Ia juga akan menyiapkan peralatan dan perlengkapan lomba-lomba tersebut. Melihat masa pandemi ini, tidak terbayangkan bagaimana perayaan kemenangan Republik tercinta ini.

Sebuah puisi kuciptakan tentang masa pandemi covid-19 ini:

Ada mata dan rasa yang tak mampu diungkapkan
Menyiratkan hakikat pada setiap masa
Namun ada pula sikap yang tanpa logika
Menuangkan gelap di sekitarnya tanpa dosa

Dunia hanyalah persinggahan, wahai yang terkena bencana
Masuk dari satu pintu, keluar dari pintu lainnya
Tak pantas jika kita kotori dengan sikap hina
Untuk mereka yang harusnya kita jaga

Dunia berubah menjadi padang pasir, kegersangan dimana-mana
Tapi harapan pasti ada, kita menunggu sahaja
Laksana air kehidupan, mengalir ke relung hati
Semua akan indah pada waktunya

Kita akan melewati ini semua
Kita harus yakin
Keyakinan yang menyiratkan harapan
Keyakinan yang penuh kekuatan

“Tidak apa-apa, kakek kan tidak ada gejala, bisa isolasi mandiri di rumah saja. Sekarang kakek harus patuh terhadap protokol Kesehatan. Tetap di dalam rumah, memakai masker jika terpaksa berbicara dengan keluarga, jangan kontak dengan keluarga, piring, sendok, gelas harus dibuat terpisah pemakaiannya dengan anggota keluarga, tetap makan, minum air putih, vitamin.” Kata Kakek.

Semua anggota keluarga, termasuk paman, bibi, ayah, ibu, dan cucu-cunya pun harus tetap menerima fakta ini, serta harus tetap menunjukkan sikap yang kuat agar kakek tetap kuat secara psikologis.

Memang perasaan, mental orang yang “divonis” positif covid-19 ini harus dikuatkan, diberikan semangat, jangan dikucilkan, dibantu. Misal tidak bisa membantu secara langsung, minimal kita bisa memberikan semangat melalui media social, baik itu melalui aplikasi Whatsapp, Telegram, Line, telpon, maupun media lain yang bisa dimanfaatkan untuk memberikan semangat kepada mereka yang sedang terkena musibah covid-19 ini.

Menunggu, itulah yang kami sekeluarga lakukan. Menurut WHO (World Health Organization) harus dua kali hasil negatif baru seseorang itu sembuh, bebas, dan keluar dari sebutan pasien covid-19. Dua hari lagi rencana kakek akan di tes swab lagi. Kami berharap semoga hasil terbaik yang keluar, tentunya hasil negatif yang diinginkan.

Kakek merupakan orang yang pandai membuat pantun, banyak sekali pantun yang beliau buat, sayangnya tidak dalam bentuk tulisan, tapi langsung ia utarakan, tentunya unik dan lucu-lucu. Jika ada salah satu keluarga yang sedah mendapatkan masalah dan sedang bersedih, kakek pasti datang dan menghibur anggota keluarga tersebut.

Beberapa pantun yang kuingat dari kakek:
Buah jambu buah kelapa
Dibuat jus enak rasanya
Kita bisa melewati semua
Jika selalu bersama-sama

Batu bata kuat terhimpun
Pasir debu ramai Bersama
Walau masalah sebesar apapun
Akan lewat pada masanya

Semut-semut berbaris indah
Berhatilah-hatilah Ketika melewatinya
Indonesiaku, tetap jayalah
Sekali merdeka, tetap merdeka!

Kakek kami yang begitu tabah dalam menjalani hidup membuat anak cucu beliau pun tegar, tabah, dan kuat.

Maka kami akan tetap meramaikan Hari Kemerdekaan Indonesia ini dengan meriah di rumah saja. Karena memang musibah yang sedang ramai ini tidak hanya di Indonesia, tetapi juga dunia. Kami yakin bahwa semua akan terlewati, cepat atau lambat. Semua yang memberikan awal air mata, akan berkahir dengan mata air kegembiraan bagi keluarga, bagi kita semua, bagi rakyat Indonesia! Merdeka! Merdeka!

Penulis: Maharesi Hefri Yudo A.H
Ig: IG @maharesi89

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Webinar Inspiratif Universitas Alma Ata: Peluang dan Tantangan Karir di Dunia UI/UX di Era Digital

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menghadapi era digital, Universitas Alma Ata berkomitmen mendorong mahasiswanya untuk membangun karir di dunia UI/UX dengan menggelar webinar bertajuk “Membangun Karir di Dunia Desain UI/UX: Peluang dan Tantangan di Era Digital” pada Sabtu (21/12/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini