MATA INDONESIA, – “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya”.
Begitu kata Ir. Soekarno, Presiden pertama sekaligus pahlawan nasional Indonesia yang turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, pukul 10.00 WIB atas nama Bangsa Indonesia, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia.
Tentu saja setelah di proklamirkan kemerdekaan, Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Banyak peristiwa-peristiwa pascakemerdekaan salah satunya Pertempuran 10 November 1945 atau yang dikenal juga dengan nama Pertempuran Surabaya. Peristiwa ini merupakan salah satu sejarah penting di Negara Republik Indonesia. Meski pihak Belanda telah menyerah tanpa syarat kepada Jepang dan Jepang menyerah kepada Indonesia pergolakan di Tanah Indonesia masih terjadi.
Jika dilihat dengan kacamata 1945 pertempuran yang terjadi di Surabaya diawali dengan mendaratnya Pasukan Inggris pada 29 September 1945 yang diboncengi oleh NICA yang merupakan pemerintahan sipil yang dibentuk Belanda dan berpusat di Australia.
Hal itu membuat rakyat Indonesia marah karena NICA yang memberikan bantuan senjata kepada KNIL yang merupakan tentara sewaan Belanda. Pada tanggal 25 Oktober 1945 Pasukan Inggris lainnya yang dipimpin oleh Brigjen Mallaby mendarat di Surabaya.
Pasukan Inggris membuat kesepakatan dengan perwakilan Indonesia untuk saling menjaga keamanan, yang dimana Pasukan Inggris diberi wewenang untuk menyerang tentara Jepang dan membebaskan tawanan perang. Namun, 26 Oktober 1945 Pasukan Inggris mengingkari janjinya dan melakukan serangan di Penjara Kalisosok. Kemudian tanggal 27 Oktober 1945 tentara Inggris menguasai Pangkalan Udara Tanjung Perak, Kantor Pos Besar, dan Gedung Bank International. Pasukan Inggris juga menyebarkan perintah agar rakyat Surabaya dan Jawa Timur menyerahkan senjata yang dirampas tentara Jepang.
27-29 Oktober 1945 terjadi pertempuran antara Pasukan Inggris dan Arek-Arek Suroboyo, tempat-tempat yang dikuasai Inggris akhirnya direbut kembali oleh rakyat Surabaya. Akhirnya, Brigjen Mallaby meminta bantuan kepada komandan sekutu untuk menghubungi Soekarno dan akhirnya tanggal 30 Oktober 1945 terjadi kesepakatan antara Inggris dan Indonesia yang saat itu dihadiri oleh Soekarno, Moh Hatta, dan Amir Syarifuddin untuk mengehentikan pertempuran.
Tetapi, di hari yang sama pukul 17.00 terjadi pertempuran yang menyebabkan Brigjen Mallaby terbunuh. Dan membuat Pasukan Inggris marah dan akhirnya mengeluarkan ultimatum dengan ancaman untuk meminta pihak Indonesia menyerahkan senjata dan menghentikan perlawanan serta menyerahkan diri dengan mengangkat tangan ke Jalan Batavia, batas ultimatum tersebut adalah pukul 06.00 pagi pada tanggal 10 November 1945.
Ultimatum tersebut tidak diindahkan oleh rakyat Surabaya karena mereka menganggap Indonesia sudah berdiri sebagai sebuah Negara. Ancaman pihak Inggris membuat seluruh rakyat Indonesia bersatu dari berbagai daerah di Indonesia.
Perbedaan Agama, Ras, Suku, dan Budaya bahkan pelajar dan mahasiswa bukan menjadi suatu halangan untuk berjuang. 10 November 1945 pagi hari pertempuran hebat terjadi, dengan gagah berani rakyat Indonesia melawan Pasukan Inggris untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan NKRI.
“Merdeka atau Mati”. Semangat itulah yang akhirnya tercetus untuk melakukan perlawanan terhadap Pasukan Inggris dan akhirnya Indonesia berhasil merebut Kemerdekaan kembali di pascakemerdekaan. Peristiwa 10 November 1945 menjadi peristiwa paling dahsyat yang akhirnya lahir sebagai Hari Pahlawan yang selalu diperingati pada tanggal 10 November.
Pahlawan adalah orang yang sangat berjasa di kehidupan bangsa sekarang. Mereka rela mengorbankan jiwa dan raga untuk memperoleh kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia. Sudah sepatutnya kita sebagai penerus bangsa menghargai dan menghormati jasa para pejuang yang telah menciptakan jejak sejarah yang belum tentu bisa kita lalui di masa sekarang. Ingat selalu “Jasmerah”. Singkatan yang dibuat oleh Bung Karno saat pidato HUT RI tanggal 17 Agustus 1966 yang kepanjangannya Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah.
Terimakasih Pahlawan Jasamu Akan Selalu Dikenang.
Penulis: Arsela Putri Harisma