Cerita Hotman Paris Sambangi Ponpes Tebuireng, Beri Wejangan ke Santri hingga Tengok Makam Gus Dur

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea kembali mencuri perhatian netizen. Kali ini gara-gara kunjungannya ke Pondok Pesantren Tebuireng.

Dikutip dari tebuireng.online, Hotman Paris datang ke Tebuireng untuk menghadiri sekaligus menjadi pemateri dalam acara Seminar Nasional 2019 dengan tema “Kiat Menjadi Pengacara Handal dan Profesional”. Acara tersebut dilaksanakan pada Jumat, 12 April 2019. Seminar ini diselenggarakan oleh Prodi Hukum Keluarga Program Pascasarjana Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.

Menariknya, kedatangan Hotman mendapat sambutan luar biasa dari para santri Tebuireng. Mereka sangat antusias untuk bertemu pengacara terkenal itu.

Dalam rangkaian perjalanannya ke Tebuireng, Hotman juga menyempatkan diri berziarah ke makam Gus Dur yang masih berada di kawasan pesantren.

Hotman terlihat begitu antusias saat menyambangi makam Presiden ke-4 Indonesia itu. Ia sempat menaburkan bunga ke makam mendiang Gus Dur. Momen ini pun diabadikan Hotman lewat sebuah unggahan video di Instagram.

“Ternyata di pesantren itu sangat bersahabat dan sejuk! Gus Hotman niat ke pesantren seluruh indonesia! Gus Hotman nunggu diundang,” tulis Hotman di keterangan video, dikutip Minggu, 14 April 2019.

Selain makam Gus Dur, Hotman juga sempat mengunjungi Museum Islam Indonesia yang tempatnya tidak jauh dari makam Gus Dur. Ia sangat antusias ketika menyebutkan satu persatu nama keluarga Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari sebagai pendiri NU. Hotman mengelilingi setiap sudut museum untuk melihat peninggalan Islam yang ada.

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini