MINEWS, JAKARTA-Kebutuhan akan kepala sekolah di suatu sekolah saat ini sudah tidak lagi dibutuhkan, sehingga banyak sekolah yang tidak memilikinya bahkan dipegang oleh sekolah lain.
Hal itu terungkap, dimana di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, sebanyak 159 SDN tidak memiliki kepala sekolah sejak sekitar 3 tahun terakhir. Kepala sekolah dirangkap sekolah lain.
Hal itu dikatakan oleh guru SDN 2 Kapungan, Desa Kapungan, Kecamatan Polanharjo, M Kusnan. “Sudah kosong sekitar tiga tahun lalu. Sementara dirangkap kasek (kepala sekolah) dari SDN 1,” katanya, Senin 2 Desember 2019.
Kekosongan itu menurut Kusnan tidak berdampak secara langsung pada proses belajar, karena kegiatan pembelajaran diambil alih oleh guru kelas.
Kepala sekolah saat ini tidak memiliki jam mengajar sehingga tidak jadi masalah dalam proses belajar. Termasuk soal administrasi penggunaan, seperti dana bantuan operasional sekolah (BOS).
Penggunaan dana BOS, lanjut Kusnan, ditangani pelaporannya oleh operator. Semua dengan sistem online sehingga peran kepala sekolah tidak terlalu dominan. Namun peran kepala sekolah sangat dibutuhkan untuk mengambil kebijakan sekolah tersebut.
Sekretaris Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPPD) Pemkab Klaten, Slamet, mengakui kekosongan kepala sekolah SDN di Klaten memang tambah banyak. Selain karena banyak yang masuk usia pensiun, juga ditambah moratorium pengangkatan PNS guru dalam beberapa tahun terakhir.
“Memang tambah banyak, sekitar seratusan lebih. Kami sudah koordinasi dengan Dinas Pendidikan,” ujar Slamet.
Untuk mengisi kekosongan itu, lanjutnya, tidak bisa dilakukan cepat. Sebab untuk bisa diangkat jadi kepala sekolah harus lolos seleksi persyaratan khusus. “Untuk ikut seleksi itu diperlukan biaya yang bisa jadi dianggarkan di APBD. Oleh karena prosesnya tidak singkat, untuk sementara dirangkap Kasek sekolah terdekat,” katanya.
Sekretaris Dinas Pendidikan Pemkab Klaten, Sri Nugroho, juga membenarkan ada 159 SDN yang tidak ada kepala sekolahnya. Jumlah itu bagian dari total 704 SDN se kabupaten.
“Iya. Total jumlah SDN 704 sekolah. 24 lainnya sedang proses regruping (penggabungan) dan hanya tinggal menunggu SK,” katanya.