Stevie Ray Vaughan, Gitaris Terbaik Dunia yang Disukai Para Biksu

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Bagi penggemar musik Blues, nama Stevie Ray Vaughan sangat tidak asing. Ia seorang gitaris yang berjasa dalam kebangkitan kembali musik blues di awal 80-an, setelah sempat tenggelam dengan kemunculan musik-musik seperti Hard Rock dan Punk.

Sejumlah kritisi musik menyebut, SRV – panggilan Stevie Ray – sebagai gitaris yang menjembatani gap antara blues dan rock

Uniknya, karya-karya SRV nyaris disukai hampir semua kalangan. Mulai dari penggemar rock klasik, orang tua, anak-anak, hingga pemeluk Agama Buddha yang pernah terlihat ikut bersorak dan menikmati musiknya ketika konser lho!

Terlahir sebagai Stephen Ray Vaughan, di Dallas, Texas pada tanggal 3 Oktober 1954. Ia bermain gitar di usia 7 tahun. SRV kecil mulai belajar gitar dari abangnya yang juga seorang gitaris, Jimmie Vaughan. Berbagai permainan coba ia tiru dari piringan hitam milik abangnya. Mulai Buddy Guy hingga Buddy King. Di Tahun 1963, dia membeli rekaman Lonny Mack yang berjudul Wham! yang ternyata memberikan pengaruh sangat besar dalam permainan gitar SRV. Pengaruh permainan gitar lainnya berasal dari Jimi Hendrix. SRV sangat mengagumi permainan Hendrix.

Di usia 10 tahun SRV sudah mulai bergabung dalam satu band. Ia pun memilih bermain gitar dan bergabung dengan band daripada sekolah.

Stevie Ray Vaughan di usia 10 tahun
Stevie Ray Vaughan di usia 10 tahun

Saking senangnya bermain gitar, ia lebih memilih band nya daripada sekolahnya.  Tahun 1970, di usia 16 tahun, bersama bandnya Cast of Thousands dia merekam 2 lagu untuk sebuah album kompilasi. Album ini dipasarkan secara indie oleh masing-masing personelnya di seputaran Dallas saja.

Ia pun populer. SRV kemudian membentuk band Blackbird dan secara teratur bermain di klub malam The Cellar Dallas.

Tahun 1972,  SRV bergabung dengan Marc Benno and the Nightcrawlers. Mereka mendapat kontrak dari A&M Records dan merekam album mereka di Sunset Sound Recorders Hollywood. SRV ikut mengarang 2 lagu untuk album tersebut. Masing-masing berjudul “Crawling” dan “Dirty Pool”. Salah satu pendiri A&M Records Jerry Moss mengusulkan untuk memasukkan unsur horn didalam album ini. Tapi Benno menolak. Hasilnya album tersebut disimpan di lemari dan tidak pernah dikeluarkan. Di kemudian hari tepatnya 2006 album tersebut dirilis oleh Blue Skunk Music.

Mereka kembali ke Texas tanpa Benno. SRV pun bermain di beberapa band setelah itu. Hingga membentuk sebuah trio bernama Double Trouble di tahun 1978. Awalnya terjadi banyak penggantian personil hingga akhirnya Stevie Ray Vaughan & Double Troble beranggotakan SRV (gitar/vokal), Tommy Shannon (bass) dan Chris Clayton (drum).

Tahun 1983, Stevie Ray Vaughan mengisi gitar di album terlaris David Bowie “Let’s Dance”. Album ini mendapat pujian karena mengawinkan musik dance dengan gitar blues. David Bowie mengajak SRV ikut bermain dengannya di David Bowie Serious Moonlight Tour, namun SRV menolaknya.

Texas Flood

Nama SRV and Double Trouble pun mulai terkenal. Tahun itu juga, Epic Records mengikat kontrak dengan mereka. Album pertama mereka Texas Flood di rilis dan singel “Pride and Joy”, “Love Struck Baby”, dan “Mary Had a Little Lamb” mendapat perhatian yang besar dari kritisi dan penggemar.

Texas Flood mendapat nominasi Grammy Award tahun 1984 untuk kategori Best Traditional Blues Recording. Lagu Rude Mood  masuk nominasi untuk kategori Best Rock Instrumental Performance. Namun tidak berhasil memenangkan satu pun award. Selama hidup dan setelah meninggal, SRV mendapat 12 nominasi grammy.

Sayangnya, di tengah kepopulerannya yang terus meningkat, SRV terjerumus penyalahgunaan obat-obatan. Ia pun kecanduan alkohol dan kokain parah. Ia Pernah hampir tewas dan masuk ruang ICU. Akhirnya SRV pun ikut rehabilitasi dan Double Trouble sempat vakum.

Keluar dari rehab, di tahun 1987 SRV and Double Trouble pun kembali ke panggung dan rekaman. SRV menjalankan hidup yang sehat, bahkan dia berhenti merokok.

Tanggal 26 Agustus 1990 SRV and Double Trouble menjadi band pembuka konser Eric Clapton di Wisconsin. Konser tersebut sangat fantastis. Karena ada sesi Jam Session antara gitaris-gitaris blues seperti Eric Clapton, SRV, Robert Cray, Buddy Guy, dan Jimmie Vaughan.

Keesokan harinya, 27 Agustus 1990, dalam perjalanan menuju Chicago, helikopter yang membawa SRV menabrak bukit. Pilot dan keempat penumpangnya tewas seketika. Dunia musik pun berduka atas kematian SRV di usia 35 tahun.

Musik karya Vaughan terus mencapai kesuksesan komersial dengan beberapa rilis anumerta dan telah terjual lebih dari 15 juta album di Amerika Serikat. Pada tahun 2003, David Fricke dari Rolling Stone menempatkannya sebagai gitaris terbesar ketujuh sepanjang masa. Kemudian tahun 2015, SRV masuk ke Rock and Roll Hall of Fame, bersama dengan rekan band Double Trouble Chris Layton, Tommy Shannon, dan Reese Wynans.

Penulis: Keshatita

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PAPDESI dan APDESI Dukung Program Pemerataan Ekonomi hingga Desa Pemerintahan Prabowo-Gibran

Jakarta – Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (PAPDESI) dan Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) menyatakan dukungan penuh...
- Advertisement -

Baca berita yang ini