MATA INDONESIA, WASHINGTON – Ukraina mengklaim telah membunuh jenderal top Rusia dalam pertempuan. Terakhir adalah Mayor Jenderal Oleg Mityaev yang dilaporkan tewas oleh penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Anton Gerashchenko.
Resimen Azov, sayap kanan Ukraina mengklaim telah membunuh Jenderal Mityaev yang memimpin divisi senapan bermotor ke-150, yang dipimpinnya sejak 2020. Sebelum invasi ke Ukraina, Mityaev juga sempat bertempur di Suriah dan pada 2016 ditunjuk sebagai komandan pangkalan militer Rusia di Tajikistan.
Meski telah kehilangan empat jenderal topnya, terlalu dini untuk mengklaim Rusia kalah dalam pertempuran di Ukraina. Seorang pakar militer Amerika Serikat (AS) bahkan membuat analisis mengejutkan tentang taktik perang Rusia di Ukraina.
Ialah Douglas Macgregor, seorang ahli militer dan pensiunan perwira Angkatan Darat AS yang mengatakan bahwa salah jika menilai Moskow kalah perang dengan alasan bahwa gerakan invasinya melambat.
Sebagaimana diketahui, Kiev selalu percaya bahwa pasukan Moskow telah kalah perang di Ukraina karena invasinya lambat. Bahkan, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengklaim puluhan ribu tentara Moskow telah tewas sejak invasi dimulai pada Kamis, 24 Februari 2022.
Kepada Grayzone, Macgregor mengatakan bahwa pemerintah Barat keliru bila percaya dengan melambatnya invasi Moskow ke Ukraina. Menurutnya, gerakan lambat adalah taktik Rusia yang disengaja, yang dirancang untuk menghindari korban sipil.
Akan tetapi, katanya, Barat memanfaatkan kesalahan itu dengan mendukung klaim kemenangan Ukraina dan menyalurkan senjata untuk membantu pertempuran.
Mantan penasihat tinggi Pentagon itu mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin telah memberikan perintah tegas sejak awal untuk menghindari meluasnya korban sipil dan kerusakan properti di Ukraina.
“Ini telah memperlambat kemajuan Rusia ke titik di mana hal itu telah memberi Ukraina harapan palsu akan kebaikan, tetapi digunakan oleh orang-orang di Barat, untuk mencoba dan meyakinkan dunia bahwa kekalahan sedang di depan mata, padahal sebenarnya yang terjadi adalah sebaliknya,” tutur Macgregor.
“Perang, untuk semua maksud dan tujuan, telah diputuskan. Seluruh operasi sejak hari pertama difokuskan untuk menghancurkan pasukan Ukraina. Sebagian besar sudah lengkap,” tuntas pensiunan kolonel AS itu.