Terungkap! Ini Alasan Daniel Craig harus Mati di James Bond dalam Film No Time to Die

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Akhirnya pemeran utama James Bond, Daniel Craig buka suara soal kematiannya dalam film No Time to Die yang sempat jadi perbincangan, karena baru kali ini James Bond mati dalam aksinya.  

Nasib James Bond dalam film No Time to Die tak hanya menjadi penutup bagi karier Daniel Craig sebagai sang agen rahasia 007. Namun juga menyuguhkan kisah tak terduga.

Menurut Daniel Craig, nasib James Bond versinya di film itu sangatlah tepat. Pada film ini, ia membuktikan sosok James Bond juga bisa menjadi seorang family man.

Dalam adegan akhir film No Time to Die, James Bond mengorbankan dirinya agar ia bisa menyelamatkan nyawa dua perempuan yang dicintainya, Madeleine dan juga putrinya, Mathilde.

Melansir Screen Rant, belum lama ini, Daniel Craig menyampaikan bahwa ia pernah menyampaikan di podcast bahwa nasib James Bond di film terakhirnya sangat memuaskan. Dalam sebuah wawancara terbaru, ia membeberkan hal-hal di balik ide mencengangkan itu.

“Ada banyak ide berbeda yang datang dan pergi dan beberapa di antaranya buntu. Ide utamanya adalah keluarga (dan) cinta, ditambah fakta bahwa kami memiliki akhir, jadi ini tentang menggantung filmnya dari hal itu,” katanya, seperti dikutip dari NME.

Dalam film No Time to Die, James Bond digambarkan memiliki seorang anak dari mantan kekasihnya, yakni Madeleine Swann yang diperankan oleh Lea Seydoux.

Pada saat berhadapan dengan Safin yang diperankan Rami Malek, James Bond terbentur pada keputusan yang sangat sulit hingga akhirnya ia mengorbankan diri demi keluarga.


TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini