Bukan Datang ke ‘Show! Music Core’, Adele Bakal Konser Khusus untuk Rayakan Ultah Stasiun TV Korsel

Baca Juga

MATA INDONESIA, SEOUL – Rumor Adele akan hadir dalam sebuah acara televisi Korea Selatan udah menyebar. Namun nyatanya rumor itu gak bener gaes!

Munhwa Broadcasting Corporation (MBC) baru saja mengumumkan klarifikasi terkait kehadiran Adele yang sebelumnya mereka telah mengunggah sebuah poster penyanyi asal Inggris itu dengan tulisan coming soon. Perwakilan MBC mengonfirmasi bahwa kemunculannya di MBC bukan di program acara ‘Show! Music Core’, tetapi MBC akan menayangkan sebuah special concert.

Melansir dari Allkpop, Adele berencana untuk menyapa penggemarnya di Korea melalui saluran MBC pada November 2021 ini dengan acara spesial bertajuk ‘One Day with Adele’. Klarifikasi ini telah diumumkan melalui penyataan singkat pada 14 November 2021 waktu setempat.

Kabar mengenai penyanyi 33 tahun ini akan tampil di ‘Show! Music Core’ berawal dari artikel yang dimuat pada salah satu media pers Korea. Sayangnya berita itu gak bener gaes.

MBC baru saja mengumumkan kembali terkait kehadiran dari pelantun ‘Easy On Me’ ini. Mereka membuat program spesial ini sebagai proyek khusus untuk memperingati 60 tahun berdirinya MBC.

Makanya mereka mengundang Adele sebagai bintang tamu papan atas asal luar negeri untuk mengisi acara tersebut. Sony Pictures juga mengumumkan bahwa pelantun ‘Hello’ ini akan tampil dalam acara khusus bersama dengan MBC untuk merayakan ulang tahun MBC yang ke-60.

Sony berpendapat bahwa Korea merupakan pos penting secara budaya, termasuk musik populer. Mereka berharap banyak penggemar dari Korea Selatan akan menikmati lagu-lagu populer Adele dengan nyaman.

MBC merupakan stasiun televisi asal Korea Selatan kedua yang menayangkan spesial konser Adele. Sementara itu, MBC akan menayangkan special concert ‘One Day with Adele’ pada 30 November 2021 mendatang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia Kondisi ketenagakerjaan saat ini menghadirkan berbagai tantangan signifikan yang berdampak pada kesejahteraan pekerja, terutama dalam menghadapi ketidakpastian kerja dan fenomena fleksibilitas yang eksploitatif atau dikenal sebagai flexploitation. Sistem kontrak sementara kerap menjadi salah satu akar permasalahan, karena tidak menjamin kesinambungan pekerjaan. Situasi ini semakin diperburuk oleh rendahnya tingkat upah, yang sering berada di bawah standar kehidupan layak, serta minimnya kenaikan gaji yang menambah beban para pekerja. Selain itu, kurangnya perlindungan sosial, seperti jaminan kesehatan yang tidak memadai, serta lemahnya penegakan hukum memperkuat kondisi precarization atau suatu kerentanan struktural yang terus dialami oleh pekerja. Di sisi lain, keterbatasan sumber daya negara juga menjadi penghambat dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif yang potensial, di mana banyak pekerja terjebak dalam tekanan produktivitas tanpa disertai perlindungan hak yang memadai. Dalam konteks ini, generasi muda, termasuk kader-kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dinamika pasar kerja yang semakin eksploitatif. Generasi ini kerap menghadapi kontradiksi antara ekspektasi tinggi terhadap produktivitas dan inovasi dengan realitas kerja yang penuh ketidakpastian. Banyak dari mereka terjebak dalam sistem kerja fleksibel yang eksploitatif, seperti tuntutan kerja tanpa batas waktu dan kontrak sementara tanpa jaminan sosial yang memadai. Akibatnya, kondisi precarization semakin mengakar. Bagi kader GMNI, yang memiliki semangat juang dan idealisme tinggi untuk memperjuangkan keadilan sosial, situasi ini menjadi ironi. Di satu sisi, mereka harus tetap produktif meskipun kondisi kerja tidak mendukung, sementara di sisi lain mereka memikul tanggung jawab moral untuk terus memperjuangkan aspirasi kolektif para pekerja. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga dapat mengikis potensi intelektual, semangat juang, serta daya transformasi generasi muda dalam menciptakan struktur sosial yang lebih adil. Oleh karena itu, peran negara menjadi sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang konkret dan menyeluruh. Kebijakan ini harus memastikan pemenuhan hak-hak dasar pekerja, termasuk perlindungan sosial yang layak, serta penegakan regulasi yang konsisten untuk mengurangi ketimpangan dan menghentikan eksploitasi dalam sistem kerja fleksibel. Tanpa langkah nyata tersebut, ketimpangan struktural di pasar tenaga kerja akan terus menjadi ancaman bagi masa depan generasi muda dan stabilitas tatanan sosial secara keseluruhan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini