Mantul, Indonesia Bakal Punya 6 Kapal Selam Setelah 2020

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Setelah tahun 2020 Indonesia akan memiliki enam kapal selam hasil kerja sama PT PAL Indonesia dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME). Tiga kapal sudah beroperasi, sedangkan tiga lainnya masih diproses Kementerian Keuangan. Sesuai minimum essential force (MEF) Indonesia setidaknya butuh 12 kapal selam.

“Pada 12 April sudah ditandatangani di Pindad, Bandung, Jawa Barat dengan nilai 1,2 miliar dollar Amerika untuk tiga kapal. Pembiayaannya melalui pinjaman luar negeri dan sampai sekarang masih berproses di Kementerian Keuangan (Kemenkeu),” kata Direktur Keuangan PT PAL Indonesia, Irianto Sunardi, di Surabaya, Jawa Timur, Rabu 3 Juli 2019.

Irianto berharap sebelum akhir tahun ini sudah efektif dilakukan pembangunan kapal selam dengan tipe 209-1400 karena DSME dan PT PAL sudah siap membangunnya.

Saat ini, kata Irianto, Korean Exim Bank sudah siap mendanai proyek itu. Berdasarkan catatan Bappenas, bank tersebut masuk dalam kategori Lembaga Penjamin Kredit Ekspor (LPKE) atau Export Credit Agency (ECA).

Namun, Kemenkeu masih melihat pemberian pinjaman oleh bank tersebut pada pembuatan kapal selam batch pertama masih mahal.

Pembuatan tiga kapal selam tersebut akan mendapat sejumlah peningkatan yang disesuaikan dengan kebutuhan Indonesia, baik persenjataan maupun kenyamanan lainnya.

Saat ini kedua perusahaan tersebut sudah berhasil membangun tiga kapal selam dengan daya jelajah 10 ribu mil laut.

Dua kapal selam dibuat di Korea yakni Nagapasa 403 dan Ardadedali 404 saat ini sudah beroperasi di laut Indonesia.

Sedangkan, satu kapal selam lainnya yang diberinama Alugoro 405 saat ini dalam proses uji ketahanan di utara Pulau Bali. Kapal itu dibuat di PT PAL dan akan diserahkan ke Indonesia pada 2020.

Berita Terbaru

Mengapresiasi Keberhasilan TNI Tembak Mati Anggota OPM Egianus Kogoya

Oleh : Loa Murib Keberhasilan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menindak tegas Kelompok OrganisasiPapua Merdeka (OPM) Kodap III Ndugama pimpinan Egianus Kogoya patut mendapatkanapresiasi yang tinggi. Langkah tegas ini menjadi cerminan komitmen negara dalam menjagakeutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sekaligus melindungimasyarakat Papua dari ancaman kekerasan yang kerap dilakukan kelompok separatis. Operasipenindakan oleh TNI di Kampung Aleleng, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo bukansekadar respons militer, tetapi juga bagian dari upaya mengembalikan ketenangan warga sipildi Papua Pegunungan. Aksi brutal OPM sebelumnya telah mengganggu stabilitas dan menimbulkan luka mendalam, termasuk pembunuhan terhadap para pekerja pembangunan gereja di Wamena. Tak hanya itu, kelompok ini juga terlibat dalam perusakan hutan untuk ladang ganja ilegal, sebuah aktivitasyang menunjukkan bahwa tindakan mereka tidak lagi sekadar bernuansa ideologis, namunjuga merusak ekosistem dan tatanan sosial di daerah tersebut. Dalam konteks ini, langkahTNI hadir sebagai bentuk perlindungan negara terhadap warga yang selama ini hidup dalamketakutan. Informasi dari masyarakat menjadi kunci dalam keberhasilan operasi tersebut. Saat aparatmemperoleh laporan tentang keberadaan empat anggota OPM...
- Advertisement -

Baca berita yang ini