Zona Demiliterisasi Korea, Perbatasan Paling Berbahaya di Dunia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Zona Demiliterisasi Korea (DMZ) yang memisahkan Korea Utara dan Selatan dianggap sebagai perbatasan paling berbahaya di dunia.

DMZ merupakan jalur tanah yang membentang melintasi Semenanjung Korea dan berfungsi sebagai zona penyangga antara Korea Utara dan Selatan. Jalur ini menjadi penghalang perbatasan de facto yang terletak pada paralel ke-38 yang membagi dua negara secara kasar.

Diketahui bahwa paralel ke-38 merupakan batas asli antara Amerika Serikat dan wilayah administrasi Uni Soviet di Korea pada akhir Perang Dunia II. Setelah pembentukan Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) dan Republik Korea (ROK) tahun 1948, zona ini menjadi perbatasan militer terpadat di dunia.

Perbatasan antara Korea Utara dan Selatan ditutup dengan penjagaan yang sangat ketat. Artinya, tidak ada siapapun yang dapat melintasi perbatasan antara dua negara itu, termasuk tidak adanya cara untuk melakukan perjalanan langsung dari Korea Selatan ke Korea Utara maupun sebaliknya.

Untuk bepergian antar Korea, seseorang perlu transfer ke negara ketiga terlebih dahulu, misalnya ke Tiongkok atau Rusia. Satu-satunya tempat yang memungkinkan untuk melintasi perbatasan dengan jalan kaki adalah ruang konferensi T1-T3 yang juga dikenal sebagai rumah biru, yakni bangunan satu lantai seperti tenda yang terletak tepat di garis demarkasi militer.

DMZ memiliki panjang 250 kilometer dan lebar sekitar 4 kilometer. Gencatan senjata yang mengakhiri permusuhan ditandatangani di sini tahun 1953. Namun, karena perdamaian tidak pernah disepakati, kedua belah pihak masih secara resmi berperang selama 70 tahun ini.

Tidak ada pasukan bersenjata yang berjaga di DMZ, melainkan berada di kedua sisi jalur yang memisahkan Korea. Daerah utara dan selatan DMZ ini dijaga ketat oleh kedua belah pihak yang memiliki pasukan besar bersenjata berat di sana.

Selama bertahun-tahun terjadi insiden dan bentrokan kecil, tetapi tidak ada sampai pecah konflik. Sebelumnya, DMZ merupakan tanah pertanian yang kemudian hancur karena menjadi medan pertempuran.

DMZ dapat dikatakan hampir tidak tersentuh sejak akhir Perang Korea dan sebagian besar lahan telah pulih secara alami, menjadikannya sebagai salah satu daerah paling murni yang belum berkembang di Asia.

Zona ini berisi banyak ekosistem termasuk hutan dan lahan basah yang sering dikunjungi burung-burung yang bermigrasi. Selain itu, DMZ juga berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi ratusan spesies burung, termasuk burung bangau mahkota merah yang terancam punah, dan merupakan rumah bagi puluhan spesies ikan dan beruang hitam Asia mamalia lainnya.

Reporter: Safira Ginanisa

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Hadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Pemkab Sleman Ajak Teladani Akhlak Rasulullah SAW

Mata Indonesia, Sleman - Memperingati hari kelahiran nabi agung umat Islam, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas IIB Sleman mengadakan acara Maulid Nabi Muhammad SAW pada hari Jumat (20/9). Hadir pada acara tersebut Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa.
- Advertisement -

Baca berita yang ini