Oleh: Olivia Sabo
Langkah tegas pemerintah dalam mengatasi konflik di Papua, terutama dalam menangani kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM), patut mendapat dukungan penuh. Sebagai ancaman yang terus mengganggu keamanan dan ketertiban di wilayah Bumi Cenderawasih, OPM tidak hanya mengancam stabilitas nasional, tetapi juga menghambat pembangunan di wilayah yang menjadi bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pendekatan tegas melalui operasi militer dan keamanan yang terukur telah menjadi pilihan tepat dalam menjaga kedaulatan negara serta melindungi masyarakat Papua dari teror yang diciptakan oleh kelompok separatis ini.
Dalam beberapa waktu terakhir, operasi keamanan yang digalakkan oleh pemerintah melalui TNI dan Polri semakin intensif. Ini merupakan respons langsung terhadap meningkatnya aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok separatis yang kerap kali berbuat kekacauan di Tanah Papua.
Para gerombolan teroris ini terus mengganggu ketenangan masyarakat, melakukan penyerangan terhadap aparat keamanan, serta merusak berbagai fasilitas publik. Semua tindakan ini jelas bertentangan dengan upaya pemerintah yang tengah fokus membangun Papua dan meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.
Aktivis mahasiswa asal Papua, Manuel Bonay, menilai bahwa tindakan tegas pemerintah mendapat dukungan dari berbagai elemen masyarakat Papua. Menurut pandangannya, masyarakat Papua sebenarnya ingin hidup damai dan sejahtera dalam bingkai NKRI.
Oleh karena itu, segala bentuk kekerasan dan teror yang dilakukan oleh OPM sama sekali tidak mewakili kepentingan rakyat Papua. Sebaliknya, tindakan-tindakan brutal yang dilancarkan oleh kelompok separatis ini justru semakin memperburuk situasi dan menghalangi kemajuan pembangunan di Papua. Masyarakat Papua berharap pemerintah terus melanjutkan langkah tegas dalam menumpas gerombolan separatis agar ketertiban dan kedamaian dapat segera terwujud di tanah mereka.
Pemerintah juga telah memperkuat kehadiran aparat keamanan di Papua dengan mengerahkan pasukan elite TNI untuk menangani situasi. Dansatgas Yonif 133/Yudha Sakti, Letkol Inf Andhika Ganessakti, melaporkan bahwa pasukannya berhasil mengambil alih salah satu markas penting OPM. Dua Tim Mobile Sakti pimpinan Sertu Dega Jandri Folanda dan Serda Dimas Nuhali Pardosi berhasil menguasai dan menduduki markas OPM Kodap IV/Sorong Raya yang dipimpin oleh Manfred Fatem.
Markas ini terletak di Dusun Sagu, Aifat Timur Jauh, Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya. Keberhasilan operasi ini menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah serius dalam menangani kelompok separatis dan tidak akan memberikan ruang sedikit pun bagi mereka untuk terus beraksi.
Keberhasilan militer dalam menumpas gerombolan separatis seperti yang terjadi di Maybrat juga menjadi bukti komitmen pemerintah untuk terus menjaga kedaulatan NKRI di Papua. Tidak hanya itu, operasi ini diharapkan mampu mempersempit ruang gerak kelompok-kelompok yang ingin memisahkan Papua dari Indonesia.
Sebab, selama kelompok separatis ini masih beroperasi, usaha-usaha pembangunan yang dicanangkan pemerintah di Papua akan terus terganggu. Oleh karena itu, langkah-langkah seperti ini harus dilanjutkan agar kedamaian dan stabilitas dapat segera diraih.
Dari sudut pandang pemerintah, Menko Polhukam, Hadi Tjahjanto, menegaskan pentingnya penanganan yang tegas terhadap keberadaan kelompok separatis di Papua. Dalam pandangannya, ancaman dari OPM merupakan masalah serius yang perlu diatasi segera agar tidak semakin meluas.
Keberadaan kelompok ini dianggap mengganggu jalannya pembangunan, memperkeruh suasana politik, dan membahayakan masyarakat sipil di Papua. Pemerintah pusat, melalui Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, telah menyusun strategi komprehensif untuk menangani masalah ini, termasuk di dalamnya upaya pemberantasan kelompok-kelompok separatis secara menyeluruh.
Selain itu, Hadi juga menekankan pentingnya melibatkan semua pihak dalam penyelesaian konflik di Papua. Pemerintah tidak hanya menggunakan pendekatan militer, tetapi juga upaya dialog dan pengembangan ekonomi yang inklusif.
Namun, langkah ini tidak berarti pemerintah akan memberikan toleransi terhadap aksi-aksi kekerasan yang dilancarkan oleh gerombolan separatis. Penindakan tegas akan tetap dilakukan, namun pemerintah juga akan berupaya menciptakan keseimbangan antara pendekatan keamanan dan pembangunan.
Tindakan tegas terhadap OPM bukan hanya demi menjaga keamanan, tetapi juga untuk memulihkan ketertiban sosial di Papua. Pemerintah menyadari bahwa keamanan dan ketertiban adalah fondasi dari segala usaha pembangunan yang tengah digenjot di Papua, mulai dari infrastruktur, pendidikan, hingga ekonomi.
Papua adalah bagian dari Indonesia yang memiliki potensi luar biasa untuk maju dan berkembang. Namun, potensi ini tidak akan bisa dimaksimalkan jika gangguan dari kelompok separatis terus terjadi.
Langkah-langkah yang telah diambil oleh pemerintah dalam mengatasi OPM perlu diapresiasi dan didukung sepenuhnya. Pemerintah telah menunjukkan bahwa pihaknya tidak akan menyerah dalam menjaga kedaulatan dan persatuan NKRI.
Pendekatan tegas terhadap OPM merupakan satu-satunya cara untuk memastikan bahwa masyarakat Papua bisa hidup damai, aman, dan sejahtera. Dengan penindakan yang tepat dan strategi komprehensif, Papua akan terbebas dari ancaman gerombolan separatis dan dapat terus melangkah maju dalam pembangunan.
*) Mahasiswa Hukum Universitas Yapis Papua