Berawal dari Mesin Tenun, Bangkrut, Jadilah Toyota Raksasa Otomotif

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tanpa Sakichi Toyoda dan anaknya Kiichiro Toyoda kita tidak akan mengenal beragam jenis mobil Toyota yang menguasai Indonesia sejak awal Soeharto berkuasa. Semua berawal dari semangat menciptakan mesin tenun dan membuat nama Toyota agar enak disebut.

Sebab keduanya memiliki passion yang sama yaitu menciptakan mesin. Awalnya, Sakichi berupaya membuat mesin tenun agar orang tua dan seluruh penduduk desanya bisa menghasilkan kain dengan cepat. Saat itu, sekitar 1886, warga Jepang masih menggerakan mesin tenun dengan tangan.

Ayahnya yang mengharapkan dia menjadi tukang kayu awalnya keberatan dengan keinginan anak itu menciptakan mesin tenun.

Namun semangat Toyoda tidak pernah padam dia terus berusaha menciptakan mesin tenun yang efektif dan efisien.

Penemuan pertamanya berupa alat tenun dari kayu yang disebut Toyoda Wooden Handloom diciptakan pada tahun 1890 saat ia berusia 24 tahun.

Setelah berhasil mendapat paten pada 1891, tahun berikutnya Toyoda pindah ke Tokyo untuk menjual mesin tenun yang mampu meningkatkan produktivitas sebesar 40 sampai 50 persen.

Meski penjualan mesin berjalan baik, tetapi Toyoda masih berobsesi menciptakan mesin tenun yang bisa dibeli perusahaan tekstil berskala kecil karena harganya mahal.

Maka dia ingin menciptakan mesin tenun bertenaga listrik. Tetapi karena tidak memiliki uang, sedangkan perusahaan alat tenunnya di Tokyo pun bangkrut dua tahun kemudian sehingga dia harus menutupnya dan pulang kampung.

Bukan cuma kehilangan perusahaan, Toyoda pada usia 26 tahun juga ditinggalkan istrinya yang tidak tahan dengan mimpi suaminya menciptakan mesin tenun murah tersebut.

Empat tahun kemudian, dia menyelesaikan mesin tenun otomatis impiannya. Lalu, dia mendirikan cikal bakal perakitan mesin tenun, yakni Toyoda Automatic Loom Works, Ltd. pada November 1926.

Di sini hak paten mesin tekstil otomatisnya kemudian dijual kepada Platt Brothers & Co, Ltd. dari Inggris, Britania Raya.

Hasil penjualan paten itu kemudian dijadikan Kiichiro Toyoda, anak Sakichi dari perkawinannya dengan Tami setelah ditinggal Asako, sebagai modal mengembangkan divisi otomotif pada 1933.

Kiichiro Toyoda
Kiichiro Toyoda. (mobil123.com)

Kiichiro memang menggemari mesin seperti ayahnya, tetapi bedanya dia melakukan penelitian untuk mesin otomotif hingga mengembangkan divisi otomotif pada 27 Agustus 1937.

Jika industrialis otomotif lain menggunakan nama pendirinya, Toyoda tidak. Kiichiro lebih memilih nama keluarganya diubah menjadi Toyota agar enak di telinga saat disebutkan serta diyakini membawa keberuntungan.

Jadilah Toyota raksasa otomotif dunia berabad kemudian.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pentingnya Komitmen Bersama untuk Menjaga Kondusivitas Pasca Pilkada

Oleh: M. Jumadi Ihsan *) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan salah satu elemen penting dalam demokrasi Indonesia yang kerap menjadi barometer bagi stabilitas politik dan sosial bangsa. Dalam...
- Advertisement -

Baca berita yang ini