Siapa Sih Simon Leviev? Penipu Ulung yang Kisahnya Difilmkan Netflix

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Ada begitu banyak aplikasi kencan di abad ke-21, salah satunya adalah Tinder. Namun, kamu wajib waspada ya, alih-alih menemukan tambatan hati, kamu justru bertemu dengan tukang tipu.

Seperti yang dialami Cecilie Fjellhoy. Awalnya, perempuan lulusan Norwegia yang tinggal di Kota London, Inggris itu bertemu dengan seorang pria tampan untuk minum kopi di hotel bintang lima.

Pria yang ditemui Cecilie adalah Simon Leviev, seorang pria yang mengaku sebagai pengusaha kaya dan putra dari taipan berlian Rusia-Israel Lev Leviev. Keduanya tenggelam dalam obrolan panjang, mengenal satu sama lain.

Akan tetapi jadwal sibuk Simon membuat kencan tersebut berakhir singkat. Simon memberitahu Cecilie bahwa ia harus harus terbang ke Bulgaria untuk urusan bisnis dengan jet pribadinya.

Menariknya Simon mengajak serta Cecilie – perempuan yang belum lama ia kenal, agar kencan keduanya dapat berlanjut. Bersemangat dan mengabaikan kekhawatiran teman-temannya, Cecilie pulang ke rumah, mengemasi tas, dan bergabung dengannya.

Cecilie sempat mencari informasi terkait sosok Simon di mesin pencarian Google dan jawabannya tampak mendukung ceritanya. Ya, Simon adalah pria kaya seperti apa yang dia katakan.

Itu adalah awal dari cobaan yang akan membuat Cecilie patah hati. Dan lebih dari itu, pertemuannya dengan Simon membuatnya terjebak dalam hutang senilai 200,000 USD atau sekitar 2,8 miliar Rupiah!

Lantas siapa Simon Leviev?

Leviev adalah bintang film dokumenter Netflix baru The Tinder Swindler, yang akan tayang di Netflix. Film ini menceritakan kisah tiga perempuan, yakni Cecilie Fjellhoy, Pernilla Sjoholm dan, Ayleen Charlotte – yang masing-masing ditipu untuk menyerahkan puluhan ribu USD kepada Leviev.

Terlahir sebagai Shimon Hayut, ia secara resmi mengubah namanya tahun 2011 menjadi Simon Leviev. Padahal ia tidak memiliki hubungan dengan keluarga miliarder Lev Leviev.

Simon melarikan diri dari negara asalnya Israel, di mana ia dicari sehubungan dengan serangkaian pelanggaran penipuan yang dituduhkan kepadanya. Dan penipuan tersebut telah dilakukannya di awal usia 20-an.

Melansir The National News, Shimon pindah ke Finlandia, di mana pada 2015, dia dikirim ke penjara selama dua tahun karena menipu tiga perempuan. Setelah pembebasannya pada 2017, dia bertemu Cecilie Fjellhoy.

Apa yang dilakukan Simon Leviev?

Film dokumenter Netflix menampilkan kisah tiga perempuan, yang masing-masing memiliki pengalaman yang hampir sama. Mereka cocok dengan Simon di Tinder, bertemu langsung dengannya, dan menjalin hubungan jarak jauh dengannya.

Dalam kasus Cecilie dan Charlotte, hubungan itu romantis. Sementara dengan Sjoholm, pasangan itu dikabarkan hanya sebagai teman dekat.

Setiap perempuan menyaksikan gaya hidup Simon yang mewah, keliling dunia dengan jet pribadi, pakaian dengan desainer ternama, hotel mewah, dan perjalanan bisnis yang konstan. Sudah cukup bagi kaum perempuan untuk percaya bahwa dia adalah yang dia katakan.

Simon menghujani mereka dengan hadiah, cinta dan kasih sayang, dan dalam banyak kasus, terbang melintasi Eropa hanya untuk bertemu dengan mereka untuk minum kopi atau makan malam.

Saat semakin dekat, Simon mulai membuka diri tentang bisnis berlian yang berbahaya dan musuhnya, yang selalu ingin menghancurkannya, yang berarti hidupnya selalu dalam bahaya.

Akhirnya para korban akan menerima pesan yang mengkhawatirkan dari Simon, menunjukkan pengawalnya dipukuli dan memar di bagian belakang ambulans. Mereka diberitahu bahwa musuh telah menemukannya, dan, agar tetap aman dan tidak ditemukan, dia akan memblokir semua kartu kreditnya.

Yang terjadi selanjutnya adalah serangkaian permintaan untuk akses kartu kredit, pinjaman pribadi, dan permintaan tiket pesawat, yang diserahkan oleh para perempuan yang sudah kadung jatuh cinta itu. Mereka yakin bahwa taipan berlian multijutawan ini akan membayar kembali uangnya.

Film dokumenter itu menuduh dia akan menggunakan uang dari korban sebelumnya untuk merayu dan mengesankan korban berikutnya, dan penipuan terus berlanjut. Meskipun tidak jelas secara pasti berapa banyak perempuan yang menjadi korban Simon. Film tersebut seolah memperjelas bahwa ada begitu banyak perempuan yang menjadi korban.

Simon yang berusia 31 tahun itu akhirnya ditangkap di Yunani pada 2019 setelah tertangkap menggunakan paspor palsu, berkat informasi dari Charlotte. Dia dikirim kembali ke Israel.

Dia menjalani hukuman lima bulan penjara setelah dibebaskan lebih awal karena berperilaku baik dan memenuhi kriteria untuk program pembebasan yang bertujuan mengurangi narapidana selama pandemi virus corona.

Meskipun menjadi buruan di banyak negara Eropa, saat ini Simon hidup bebas di Israel. Menurut, The Times of Israel, dia diduga telah menipu sekitar 10 juta USD dari para korban di seluruh Eropa antara tahun 2017 dan 2019. Namun, dia tidak pernah didakwa atas kejahatan apa pun yang dilakukannya di luar Israel.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sambut Pilkada 2024, PDIP Kulon Progo Jaring Empat Nama Kadernya Maju Bacalon Bupati

Mata Indonesia, Kulon Progo - Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Kabupaten Kulon Progo sedang melakukan penjaringan bakal calon bupati dan wakil bupati untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Ketua DPC PDI Perjuangan Kulon Progo, Fajar Gegana, menyatakan bahwa penjaringan ini dilakukan melalui rapat kerja cabang yang diadakan serentak di 12 pengurus anak cabang (PAC). Salah satu agenda utama adalah penjaringan dari tingkat bawah untuk bakal calon bupati dan wakil bupati.
- Advertisement -

Baca berita yang ini