Merinding! Pria Asal Madiun Bertahun-tahun Hidup dengan King Kobra, Bahkan Tidur Sekamar

Baca Juga

MATA INDONESIA, MADIUN – Memiliki peliharaan di rumah tentu menjadi hal biasa. Tapi apa jadinya kalau yang dipelihara adalah seekor king kobra yang punya bisa mematikan itu?

Banyak orang pasti beranggapan memelihara king kobra sama saja dengan mengantar nyawa, tapi anggapan itu tidak berlaku bagi Suryo Negoro Basuki. Pemuda asal Kabupaten Madiun ini sudah bertahun-tahun hidup bersama king kobra. Bahhkan tidur sekamar dengan hewan melata nan ekstrem itu.

Ular tesebut kini berusia 12 tahun dengan berat 13 kg dan panjangnya sampai 4,3 meter. Pemuda 29 tahun itu memberi nama peliharaannya itu Tejo Suprakoso.

Menurut Sinyo panggilan akrabnya, reptil tersebut merupakan hewan peliharaan kesukaannya. Ia mengaku sudah jatuh hati pada Tejo sejak pertama kali dikasih oleh salah seorang temannya di Surabaya. Sejak itu, ia memutuskan selalu merawat binatang buas itu dengan penuh kasih sayang.

“Saya mulai pelihara ini dari bayi lah. Sampai satu tahun, saya enggak berani pegang king kobra ini dan ditempatkan di kandang terus. King kobra yang masih kecil justru berbahaya karena sembarangan dalam menggigit. Kalau yang dewasa pola penyeranganya bukan seperti itu,” kata dia melansir suara.com.

Untuk makannya, Sinyo selalu memberikan anakan tikus dan ular. King kobra merupakan salah satu jenis ular kanibal atau yang memakan sesama ular.

Tejo diberi makan sepekan sekali. Pakannya memang khusus ular. Ini dilakukan supaya ular itu mengonsumsi sesuai rantai makanannya.

Setelah dewasa, Sinyo mengaku baru berani memegang Tejo. Ia mengaku belum pernah digigit atau pun diserang hewan melata itu. “Ular king kobra ini tidak bisa jinak. Makanya saya membatasi diri untuk melakukan kontak langsung dengan si ular,” ujarnya.

Saat masih kecil, Tejo pernah mengalami sakit dan hampir dua bulan tidak mau makan. Saat itu, ia membawanya ke dokter hewan, tetapi malah ditolak dokter hewan karena tidak berani mengobati hewan ini.

“Si Tejo ini dari kecil memang agresif. Sampai sekarang pun tetap galak, karena sudah menjadi karakternya,” katanya.

Setelah bertahun-tahun merawat si Tejo hingga sekarang, Sinyo mengaku sudah menemukan chemistry dengan si ular. Ia pun beranggapan si ular pun juga sudah nyaman dengannya. Hal itu dibuktikan dengan si Tejo tidak pernah menyerangnya meski berada di lokasi yang sama.

Ia pun kerap tidur bersama si Tejo di kamarnya. Bahkan, tubuh Sinyo kerap dilewati sang raja kobra. Tetapi Tejo tidak pernah menyerang atau menggigitnya.

Meski demikian, ia mengaku kadang ada rasa takut. Terlebih ular jenis ini karakternya tidak bisa jinak dan memiliki bisa paling mematikan. Saat istrinya di rumah, Sinyo selalu mengandangkan Tejo karena khawatir akan menyerang istrinya yang belum terlalu dikenal.

“Istri saya saat ini kan kuliah di Solo. Kalau pulang ke rumah ya pasti saya taruh ke kandang. Ya ada ketakutan juga,” katanya.

Selain itu, Sinyo juga memiliki puluhan ekor ular buas lainnya. Hingga saat ini, ia memiliki 15 indukan ular piton, lima piton jantan, dan 9 ekor king cobra. Tetapi untuk saat ini, sebagian ular tersebut masih dititipkan di rumah temannya karena keterbatasan kandang di rumahnya.

“Ini di rumah hanya ada empat ekor ular piton dan dua king cobra. Untuk king cobra yang satu ekor masih kecil,” ujarnya.

Semua jenis ular yang dipelihara, kata dia, hanya makan sepekan sekali. Untuk satu ekor ular king cobra dewasa biasanya menghabiskan 2,5 kg ular hidup, sedangkan untuk ular piton menghabiskan 15 kg daging ayam dalam sekali makan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini