Jleb! Curhatan Netizen Masakannya Dikritik Pacar & Calon Mertua, Bilang Kucing Aja Gak Doyan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTAMemasak bukanlah hal mudah, apalagi membuat makanan untuk untuk calon mertua. Meski demikian ada beberapa wanita yang ingin belajar memasak demi orang tercintanya.

Belum lama ini, curhatan wanita yang mendapat kritikan dari calon mertuanya karena masakan yang dikirimkan tidak enak viral di media sosial. Curhatan itu bagikan akun @FOOD_FESS pada Minggu 19 Juli 2020.

Lewat cuitan tersebut, seorang netizen membagikan kekecewaannya setelah memberikan hasil masakan pada sang kekasih. Sudah berusaha memasak, warganet ini malah mendapat komentar kurang mengenakkan.

“Jadi kemarin sore aku ngirim makanan ke rumah doi terus malemnya dia ngomong begitu. Niat baik ngirim makanan hasilnya begini, malah disuruh belajar masak tapi ya its ok,” tulisnya akun @FOOD_FESS dikutip Selasa 21 Juli 2020.

“Tapi aku sakit hati sama mamanya, mana makanannya dikasih ke kucing. Btw Juno itu nama kucingnya,” lanjutnya.

BACA JUGA: Disebut Rasis, Curhatan Wanita yang Ogah Punya Pacar Berlogat Medok Viral di Medsos

Lewat tangkapan layar pesan Whatsaap yang diunggah, terlihat bahwa pacar warganet tersebut awalnya menelepon beberapa kali, tetapi tidak diangkat. Ia pun bertanya kenapa si pacar menelepon.

Saat itulah pacarnya malah memberi tahu agar dia tidak mengirim makanan ke rumah lagi. “Kata mama masakan kamu gak enak, gimana mau jadi ibu rumah tangga yang baik kalo masak aja gak bisa. Tadi makanannya dikasih ke Juno [kucing] juga gak mau,” tulisnya.

Tidak sampai di sana, warganet ini juga diminta belajar memasak agar pacarnya yakin untuk melamar nanti. “Makanya belajar masak biar aku yakin buat ngelamar kamu. Kalo masakmu aja gak enak gimana nantinya,” tulis sang kekasih.

“Iya maaf besok gak masak lagi kamu aja yang masak aku yang tinggal makan,” balas si wanita.

Di akhir curhatannya, warganet ini pun bertanya apakah perempuan harus pandai memasak demi pantas menikah.

“Apa perempuan harus pandai masak ya guys biar pantas dinikahi? Dan chatku belum dibaca dari kemarin,” cuitnya.

Cuitan itu sudah mendapat 14,7 ribu retweets dan 30,9 ribu likes sejak dibagikan dan viral. Cuitan ini ramai dikomentari warganet.

BACA JUGA: Heboh Wanita di NTT Lahirkan Anak di Toilet, Kepalanya Putus Tertinggal di Dalam Rahim

“Nggak mertua nggak pacarmu kok sama sama nggak bisa menghargai sih-_- nder kamu deserve better beneran. Wajar banget kalau kamu sakit hati hshhssh dan nggak, masak itu bukan cuma soal buat nikah dan bukan cuma cewek doang jadi gapapa. Lagipula kamu udah usaha mau belajar,” kata @uangt**bang.

“Belajar masak itu perlu sekedar utk bertahan hidup TAPI MANUSIA KEK DOIMU DAN MAMANYA GAK PERLU ADA DI DUNIA INI ALIAS ANJIR MAK GUE AJA BISA MASAK PAS UDAH NIKAH DAN KATA MAMAKU PAS NIKAH NANTI TUH YG GABISA JADI BISA, KECUALI EMG MALES,” komentar @gre**stcr.

“menurut gue sah-sah aja si cowo memasukkan syarat ‘pinter masak’ untuk calon istrinya, itu preferensi. yang salah disini cowonya kasar, gak sopan, dan menyakiti hati si sender. kalaupun mengkritik, kritik tidak seperti itu. cowonya jahat sih asli,” tulis @svva**vas.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Waspada Hoaks OPM, TNI : Rumah Bupati Puncak yang Dibakar Bukan PosMiliter

Oleh: Loa Murib Kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menunjukkan pola lama merekadalam menutupi aksi brutal yang dilakukan terhadap masyarakat sipil. Dalam upayamembenarkan tindak kekerasan, OPM menyebarkan disinformasi bahwa rumah milik BupatiPuncak dan kantor Distrik Omukia yang mereka bakar di Papua Tengah merupakan pos militeryang digunakan oleh TNI. Tuduhan tersebut segera dibantah secara resmi oleh pihak militer danterbukti tidak memiliki dasar fakta. TNI melalui Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Infanteri CandraKurniawan, memberikan klarifikasi bahwa bangunan yang dibakar oleh OPM tidak difungsikansebagai markas militer. Tindakan pembakaran itu murni merupakan aksi kriminal yang disengajauntuk menciptakan ketakutan, mengganggu ketertiban umum, dan mencoreng wibawa negara di mata masyarakat Papua. Bantahan ini menjadi penegasan bahwa OPM kembali menggunakanstrategi disinformasi untuk mengaburkan realitas dan membangun opini publik yang menyesatkan. Disinformasi semacam ini memperjelas bahwa OPM tidak hanya mengandalkan kekerasanbersenjata, tetapi juga propaganda informasi sebagai instrumen perlawanan mereka. Merekamenciptakan narasi seolah-olah aparat keamanan adalah pihak yang menyebabkan keresahan, padahal masyarakat sipil justru menjadi korban utama dari aksi teror yang dilakukan olehkelompok tersebut. Manipulasi informasi yang dilakukan OPM jelas bertujuan untuk merusakkepercayaan publik terhadap negara dan aparat keamanan. Kejadian yang menimpa Kabupaten Yahukimo menjadi contoh konkret betapa kejamnya aksiOPM. Dalam serangan yang dilakukan belum lama ini, seorang pegawai honorer PemerintahKabupaten Yahukimo tewas akibat kekerasan yang mereka lakukan. Insiden ini menunjukkanbahwa OPM telah melampaui batas kemanusiaan dan menjadikan nyawa warga sipil sebagai alattawar dalam narasi perjuangan mereka yang keliru. Merespons insiden tersebut, aparat gabungan dari Satgas Operasi Damai Cartenz bergerak cepatbegitu mendapat laporan dari jajaran Polres Yahukimo. Tim langsung turun ke lokasi kejadian, melakukan evakuasi korban ke RSUD Dekai, mengamankan tempat kejadian perkara, sertamengumpulkan bukti-bukti untuk mengungkap pelaku. Kecepatan ini menunjukkan bahwanegara tidak tinggal diam dalam menjamin perlindungan bagi rakyat, dan siap menghadapisegala bentuk teror yang mengancam stabilitas wilayah. Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, menegaskan bahwaseluruh aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok separatis akan ditindak secara tegas sesuaihukum. Penegakan hukum ini bukan hanya penting untuk memberikan keadilan bagi para korban, tetapi juga menjadi pernyataan tegas bahwa kekuatan bersenjata tidak akan dibiarkanmerusak keutuhan dan kedamaian di Papua. Kekejaman OPM, yang ditunjukkan melalui aksi pembakaran, pembunuhan, serta provokasiberulang, memperlihatkan bahwa kelompok ini bukanlah representasi perjuangan rakyat Papua. Sebaliknya, mereka adalah ancaman nyata yang menghalangi pembangunan dan menimbulkanketakutan di tengah masyarakat. Klaim mereka sebagai pembebas Papua tidak sejalan dengankenyataan bahwa mereka justru memperparah penderitaan rakyat melalui aksi-aksi brutal yang dilakukan. Kasatgas Humas Damai Cartenz, Kombes Pol Yusuf Sutejo, mengimbau masyarakat untuk tidakterprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi. Ia menegaskan bahwa perlindunganterhadap masyarakat sipil menjadi prioritas utama. Dalam situasi seperti ini, partisipasi aktif dariwarga untuk melaporkan aktivitas mencurigakan di lingkungannya menjadi elemen pentingdalam menjaga keamanan. Negara juga terus menunjukkan komitmennya untuk hadir tidak hanya melalui pendekatankeamanan, tetapi juga melalui pembangunan yang merata dan berkelanjutan. Berbagai program pembangunan infrastruktur, kesehatan, pendidikan, serta pemberdayaan ekonomi telahdigulirkan sebagai bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan rakyat Papua. Kehadiran negara di Papua bukanlah dalam bentuk represi, tetapi dalam wujud pelayanan danpemberdayaan. Narasi OPM yang menyebut Papua berada dalam penjajahan adalah bentuk manipulasi sejarah. Papua merupakan bagian sah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan hal itu telahditegaskan melalui proses hukum dan politik yang diakui secara nasional maupun internasional. Setiap upaya untuk memisahkan diri dari Indonesia, apalagi melalui kekerasan bersenjata danpropaganda menyesatkan, merupakan pelanggaran terhadap konstitusi yang harus ditindak tegas. Kesadaran masyarakat Papua akan pentingnya perdamaian kini semakin menguat. Kolaborasiantara tokoh adat, tokoh agama, dan masyarakat sipil dalam menjaga ketertiban dan menolakaksi kekerasan menjadi sinyal kuat bahwa Papua ingin maju bersama dalam bingkai NKRI. Kekuatan kolektif masyarakat ini menjadi benteng terdepan dalam menangkal pengaruh burukdari kelompok separatis. Mengecam tindakan keji OPM dan membongkar propaganda mereka bukan semata-matatanggung jawab aparat keamanan. Ini adalah kewajiban moral seluruh rakyat Indonesia dalammenjaga keutuhan bangsa dan memperjuangkan masa depan Papua yang aman dan sejahtera. Sudah terlalu banyak korban yang jatuh akibat disinformasi dan kekerasan yang dibungkusdengan dalih perjuangan. Penegakan hukum, pendekatan informasi yang jernih, serta pembangunan yang inklusif harusterus diperkuat untuk mengikis pengaruh kelompok separatis. Dengan semangat kebersamaandan kehadiran negara yang nyata,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini